Ali semakin terlihat pucat, namun ia memaksakan untyk tetap berdiri tegar. Usai berkuda, Ali mengajak Megumi makan di tengah kebun teh.
"Makan kalo pemandangannya kek gini tambah enak ya?" ucap Megumi kepada Ali. Ali hanya melipat tangannya di depan dada nya sambil tersenyum. Ali mengalihkan pandangannya ke kebun yang ada di bawahnya. Pikirannya kosong. Matanya sayu dan wajahnya semakin pucat
"Lo nggak mau makan? Nih gue suapin" Megumi mencoba menyodorkan sedok makannya ke Ali. Ali tidak mendekat.
"Gamau. Gue nggak biasa makan satu sendok sama kuda" ucap Ali dingin. Megumi kesal dan memanyunkan bibirnya.
"Nih sayang, haaakk" ucap perempuan yang duduk di belakang megumi dengan pacarnya. Megumi menoleh. Pacarnya sangat senang saat disuapi. Berbeda denga Ali.
Eh, kan Ali bukan cowok gue. Ngapain juga gue mikirin dia. Huh.
"Cepet abisin makanan lo, nggak usah liatin orang pacaran" gerutu Ali. Kemudian Ali menyeruput teh hijaunya.
"Kemana lagi kita?" Tanya Megumi setelah selesai makan siang dengan Ali.
Ali tak menjawab, ia terus berjalan di depan Megumi. "Ali lo pucet banget. Pulang aja yuk" Ajak Megumi.
Ali berhenti. "Jangan ngurusi gue" ucapnya cuek. Megumi menunduk dan melanjutkan langkahnya. Seperti itu lah Ali kalau sedang sakit. Kadar sensitif nya melebihi perempuan yang sedang datang bulan.
Mereka berdua sampai di sebuah paralayang di tepi bukit. Pemandangan disini sangat indah. Udaranya juga sangat dingin.
"Waaa pemandangannya bagus banget ya, Al" ucap megumi takjub.
"Gue bawa lo kesini bukan buat liatin pemandangan." Ali menarik tangan Megumi menuju ke dekat orang orang yang sedang melakukan Paralayang.
"Al lo ngajakin gue terbang??" Tanya Megumi histeris. Ali tak menjawab.
"Bang, ini buat berdua bisa kan?" Tanya Ali pada seorang yang menyewakan paralayangnya.
"Bisa, Mas. Sini saya pasangin. " ucap orang itu mantab. Ali menarik Megumi. Megumi masih tak dapat berkata kata lagi. Sudah lama ia ingin naik ke paralayang, tapi orangtuanya tidak pernah mengijinkannya.
Megumi sudah siap di depan Ali. Ali berpegangan pada tali yang ada di depan wajah megumi. Jantung megumi sudah tidak karuan.
"Siap!" Petugas itu memberi aba aba.
"Tutup dulu mata lo" ucap Ali. Tanpa tanya mengapa, Megumi menuruti perintah Ali.
"Tiga, dua, satu!" Paralayang mereka sudah terbang. Setelah agak stabil, Megumi membuka matanya.
"Wooooo! Aliii gue terbang!" teriak Megumi histeris. Ali tersenyum melihat tingkah Megumi. "Aliiiii pemandangannya bagus banget!" Megumi menutup matanya sambil menikmati angin yang ia lewati bersama Ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Hero
Teen FictionJika bertemu dengan mu adalah keberuntungan, aku setuju Jika menunggu mu adalah anugerah, aku juga setuju Jika waktu yang ku habiskan dengan mu adalah emas, aku masih setuju Jika mencintai mu berarti merelakanmu, aku harus sedikit berpikir untuk itu...