Titik Khayalan

128 19 0
                                    

Titik adalah tanda berakhirnya sebuah kalimat. Sama seperti kata perpisahan darimu yang berarti kita akan berakhir sampai disini saja. Kau sisipkan tanda titik pada kedekatan kita. Sementara ketika kau bersamanya kau beri dia konjungsi atau yang lebih akrab disapa kata penghubung. Iya, saat bersamanya kau sisipkan kata "dan" diantara namamu dengan namanya sehingga munculah kata kita bagimu dengan pria itu dan kata kalian bagi hatiku kini. Aku benci, yang seharusnya hanya ada kita saja berubah menjadi kalian yang bersama kini.

Ketika ini menjadi puncak di mana kedekatan dan kebersamaan kita harus sedikit merenggang. Bukan karena terpapar sinar matahari, tapi terpapar panasnya api cemburu. Dia, jurang pemisah antara aku dan dirimu sekarang. Jika aku tahu akan seperti ini jadinya, aku tidak akan pernah memilih untuk menjatuhkan benih cintaku kepada dirimu. Atau selama ini kau hanya bersandiwara demi untuk menyenangkan hatiku saja? Entahlah, aku tidak mungkin tahu apa isi hatimu dulu, kini dan nanti. Andai saja Tuhan mengizinkanku untuk membuka lembar terakhir dari kisah cintaku maka tak akan perlu banyak hati yang tersakiti, tak banyak luka yang akan tergoreskan. Tapi memang hidup adalah sebuah rahasia, hari esok adalah misteri, kemarin adalah sejarah dan hari ini adalah anugerah

Kau adalah halaman pertama sebuah buku dan aku adalah halaman terakhirnya. Jelas bukan jika kita tidak ditakdirkan bertemu, atau bahkan bersatu. Kau adalah Bumi dan aku adalah Bulan, aku selalu melindunagimu dan menjagamu tetap pada senyum indahmu. Namun aku ingat, bahwa Bumi akan selalu mengelilingi Matahari. Kau menemukan Mataharimu, aku bukan apa-apa lagi dalam hidupmu. Kian hari kau semakin dekat dengan Mataharimu, hampir sejarak seperti Merkurius dengan Matahari. Sedangkan aku, makin bertambah jarak hingga mendekati jarak Pluto dengan Bumi. Namun dewi fortuna masih berpihak kepadaku, karena ada kalanya terjadi gerhana matahari, dimana aku berada diantara kalian. Apakah aku jahat? Entahlah, sepertinya tak sebanding dengan apa yang telah kau lakukan pada ku dulu.

Tadi malam aku bermimpi tentangmu, aku tidak ingat bagaimana keutuhan mimpiku kemarin, tapi yang aku ingat kau adalah milikku selalu. Mimpi yang sangat indah hingga aku tak dapat membedakan mana khayalan mana realita, semua bagiku sama, kau adalah milikku. Terdengar obsesif memang, tapi perasaan ini sungguh bergejolak. Tapi tenang saja, aku tidak akan mengganggu kebahagiaanmu itu, tidak akan pernah. Karena tidak mungkin hujan menghapus warna pelangi, mereka saling mewarnai bukan menghilangkan warna salah satunya. Namun sayangnya warnaku telah sirna begitu saja, memang bukan kau yang melakukannya dengan sengaja, tapi melihat dirimu bergandengan dengannya saja sudah merubahku menjadi kelabu kembali seperti saat dulu sebelum aku mengenalmu.

Sudahlah, biarkan kini aku menanti dalam diam. Biarkan aku kembali bermimpi bahwa kau adalah milikku seutuhnya, jangan kau ganggu tidur panjangku sampai memang benar mimpiku selama tidurku itu menjadi kenyataan. Jika memang tidak akan terjadi maka izinkal lah aku memelukmu untuk terakhir kalinya, meski pasca itu hanya bayanganmu yang bisa aku peluk. Jangan khawatir juga, meski raga kita kini memiliki jurang pemisah, tapi aku percaya jika kita memang ditakdirkan bersama, kita akan dipersatukan oleh sang pencipta nanti.

Still WaitingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang