-- Bagian 2 --

2.1K 246 18
                                    

Mata adalah jendela hati. Percayalah, hanya berawal dari sebuah tatapan antar dua pasang bola mata bisa menciptakan suatu perasaan yang menggebu.

Seperti Jungkook yang tadi sempat tiada henti mengarahkan tatapan matanya kepada gadis cantik berambut pendek bernama Jung Eunha itu. Aura dari mata Eunha begitu jauh lebih cepat daripada lesetan anak panah untuk mampu menembus hatinya.

For the first time in forever, Jungkook merasakan hatinya bergetar begitu kuat. Belasan tahun Sudah hati Jungkook hanya terisi oleh kasih sayang nyonya Jeon sang Eomma membuat Jungkook kini tak kuasa mendapatkan rasa yang begitu hebat ini.

Dalam hatinya berucap "ya Tuhan, apakah ini yang dinamakan dengan cinta pada pandangan pertama?"

Tak tahu harus mengekspresikannya bagaimana, namun karena saking tak kuasanya Jungkook malah terharu hingga pelupuk matanya kini dipenuhi cairan bening.

Nyonya Jeon menatap mata anaknya itu secara pasti, ia mengeluarkan selembar kertas tissue yang diambil dari kantung kecilnya lalu beliau hendak berniat memberikan tissue tersebut kepada Jungkook. Akan tetapi.,

"Sayang? Sudah eomma bilang bersabarlah dan berdoa keadaanmu akan baik-baik saja setelah rontgen dan pemeriksaan EKG kita pulang baru besok kita kemari Lagi, Jangan menangis sayang.."

"Menangis? Siapa yang menangis eomma? Aku baik-baik saja hehehe."

Belum saja nyonya Jeon memberikan tissue tersebut, Jungkook malah menyerka airmatanya sendiri dengan tangan kosong lalu diikuti dengan tarikan kedua ujung bibirnya.

Nyonya Jeon lantas mengerutkan dahi, heran akan sikap anak tunggalnya itu. Nyonya Jeon kira Jungkook akan menitihkan airmata karena sangkutan keluhan Penyakitnya padahal bukan karena itu sama sekali.

'Bendungan Airmata tak selalu berarti kesedihan bukan?' batin Jungkook.

-¢¢¢-

Sudah hampir setengah hari Jungkook menghabiskan waktunya di rumah sakit untuk kontrol dan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang. Jarum jam pendek sudah menunjukkan ke angka tiga sedangkan jarum jam panjang sendiri sudah menunjukan ke angka duabelas, tanda Waktunya Jungkook harus kembali istirahat di rumah.

Dan kini Pikiran Jungkook kini masih dikuasai oleh bayang-bayang Eunha, Sambil menyenderkan kepalanya santai dibahu sang Eomma Jungkook nampak tersenyam-senyum sendiri sambil tatapannya menuju bahu jalan yang terlihat dari kaca mobil.

"Eomma?" ucap Jungkook menegur nyonya Jeon.

"Ya Jungkook?" tanggap nyonya Jeon atas teguran sapa anaknya itu.

"Bolehkah aku bertanya?"

"Boleh sayang, kenapa hm?"

"Eomma, pertama kali eomma jatuh cinta pada Appa saat dulu itu bagaimana? Apakah eomma merasa senang?"

"Eh? Ada angin apa kau Jungkook menanyakan hal itu pada eomma?"

"Hmm.. Tadi Eomma bilang padaku boleh aku bertanya,"

"Ahiya-iya. Baiklah eomma jawab hmm, jujur awalnya Eomma tidak tertarik pada appamu sama sekali tapi seiring berjalannya waktu Appamu terus berjuang untuk mendapatkan hati eomma. Hingga akhirnya Appamu datang membawakan eomma hadiah dan meminta eomma untuk menjadi pacarnya hehehe."

"O-oh begitu. Memangnya appa memberikan hadiah apa kepada Eomma?"

"Hmm appamu memberikan eomma Boneka, apakah Kau tau boneka teddybear tua yang terpajang di lemari dekat tv? Itu pemberian dari appamu Jungkook.."

Kau yang Memilih [ EUNKOOK | Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang