-- Bagian 7 --

1.6K 223 36
                                    

7 Hari Kemudian.....

Bukan gemulai, berkali-kali Jungkook menatap wajahnya di depan kaca. Piipi yang awal mulanya nampak tirus itu kini mulai berisi. Tangannya pun tak henti mencubit pipi mulusnya itu.

Lalu ia hendak ke bagian pojokkan rumahnya, disana terdapat benda yang ditaruh diatas lantai, berbentuk kotak sedang dan terdapat jarum yang menunjuk ke putaran angka-angka. Ia pun menaiki benda itu, putaran angkanya pun memutar hingga akhirnya menunjuk ke sebuah angka yang membuat Jungkook mebelalakan matanya. Dengan suara cukup keras Ia pun berteriak;

"EOMMAAAAA"

Tak lama kemudian nyonya Jeon pun datang dari arah dapur Tergesa-gesa dan masih dengan celemek dapurnya juga tangan yang dibubuhi busa sabun cuci piring.

"Kenapa sayang?? Astaga, teriakanmu sungguh sangat mengejutkan Eomma."

"Lihaaat ini eomma, lihat!"

Dengan penuh Semangatnya Jungkook menunjukkan angka yang ditunjukkan jarum tersebut kepada nyonya Jeon. Segera Nyonya Jeon pun mengalihkan pandangan matanya ke benda tersebut.

"I-ini Sungguhkah sayang??"

"Iya ini sungguhan eomma, timbangan ini tidak rusak."

Sempat terkejut tak percaya jarum timbangan itu memunjuk ke Angka yang sebelummya belum pernah Jungkook dapati, dengan spontan nyonya Jeon pun menarik tubuh Jungkook ke pelukannya dan berulang mencium kening anak kesayangannya itu.

"Akhirnya! setelah sekian lama berat badanmu naik 3,5kg juga! Eomma senang sayang! Pantas saja akhir-akhir ini Eomma Lihat ada yang terlihat berbeda dari dari dirimu, ternyata ini sebabnya, pipimu terlihat sedikit membesar dari sebelumnya."

"Hehe iya Eomma, sesungguhnya ada sebab lain juga kenapa aku bisa seperti ini."

"hmmm. Eunha kan maksudmu?"

"hehehe"

Seketika pipinya terlihat Memerah, Jungkook tersipu malu saat sang eomma menyebut nama Eunha.

"Dasar, Bisa saja kau ini sayang, ahya segeralah bersiap hari ini jadwal kau fisioterapi juga kan. Eomma telah siapkan 2kotak kue beras, satu untuk Eunha dan oppanya satu lagi untuk Suster Han. Sekarang kau bersiaplah, eomma selesaikan cuci piring dulu."

"Iya, Baiklah eomma aku akan segera bersiap. Tapi sebelummya, Apakah aku boleh minta sesuatu? E--eung maksud-ku aku ingin meminta izin hehe."

Tiba-tiba saja Jungkook menunjukan puppy eyesnya, lalu merangkul sang Eomma. Nampaknya ingin sesuatu yang harus membutuhkan izin dari nyonya Jeon, ia harap dengam cara itu nyonya Jeon akan memberikannya izin tersebut.

"Izin?? Izin apa sayang?"

Nyonya Jeon mengerenyitkan dahinya Ia  Heran karena anaknya tiba - tiba bersikap manis seperti itu.

"Hm...."

Tapi saat hendak menjawab, Jungkook malah terlihat ragu.

"Kenapa sayang?katakan saja, jangan buat eomma penasaran." bujuk nyonya Jeon agar Jungkook mengutarakan apa mau hatinya

"Hm, tidak jadi. Aku takut Eomma marah."

"Eh? Kapan coba eomma marah padamu sayang.."

Ckckck. Jungkook plinpan.

"Benar eomma tidak akan marah?."

"Iyaa tidak sayang, kenapa hm?"

"A--ku, aku ingin pergi ke Rumah sakit sendirian tanpa Eomma. Aku harap kau izinkan aku Eomma, percayalah Aku yang sekarang bukan Jungkook yang kemarin. Aku ingin mencoba hidup mandiri Eomma..."

Kau yang Memilih [ EUNKOOK | Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang