-- Bagian 1 --

3.1K 272 23
                                    

Setiap nafas yang kau hembuskan disetiap waktunya adalah Nikmat tuhan yang sama sekali tak dapat kau dustakan. Kini untuk kesekian kalinya Jungkook mengambil benda kecil yang sebelumnya ia taruh dekat bantal tidurnya. Otot-otot dia dadanya mengembang-mengempis secara abnormal. Suara wheezing dari nafasnya pun muncul membuat Jungkook benar - benar harus menggunakan benda itu.

"Ngikk..."

Jungkook menaruh ujung benda tersebut dimulutnya. Lalu ia menekan bagian atasnya sehingga isi obat dari dalam benda tersebut terdorong menjadi bagian partikel kecil lalu masuk ke saluran nafas yang mengalami penyempitan dengan harapan sesak yang dirasakan Jungkook akan mereda.

"Ya Tuhan..."

Berkat bantuan inhaler kini perlahan Jungkook bisa mengatur nafasnya. Suara serta pengembangan dada yng abnormal pun berangsur mereda.

Setelah sesaknya benar - benar mereda ia lantas membuka kotak kecil yang berisikan kapsul juga tablet obat-obatan lainnya. Terhitung Jungkook mengambil 1kapsul dan 2tablet. Gelas yang terisi penuh dengan air mineral ia teguk lalu ia memasukan kapsul dan tablet tersebut ke dalam mulutnya dilanjut ia meneguk air mineral dalam gelas itu sampai habis.

Ckllllt.

Terdengar suara tanda ada yang membukakan pintu Kamarnya. Jungkook segera memalingkan pandangan ke arah pintu. Terlihatlah seorang wanita paruh baya sudah berpakaian rapih serta tangannya yang menjinjing sebuah tas ukuran sedang.

Langkah demi langkahnya ia mendekati Jungkook. Sambil mengerenyitkan dahinya juga perasaan yang tiba-tiba menggebu wanita paruh baya yang ternyata adalah nyonya Jeon itu berkata,

"Jungkook? Gwenchana? Apakah kau merasakan sesak?"

"Tadi. Sekarang sudah tidak eomma, hehe." jawab Jungkook sambil menarik kedua ujung bibirnya sehingga membembentuk sebuah senyuman manis

'Hah..'
Nyonya Jeon menghela nafasnya panjang. Belasan tahun sudah berlalu ia tahu apa yamg sesungguhnya sang anak rasakan. Ia meraih tubuh Jungkook kedalam dekapannya.

"Eomma ingatkan sekali lagi kau jangan pernah berbohong ya kepada Eomma?"

"Iya Eomma, siapa yang berbohong? Aku tidak berbohong Eomma Hehehe" lagi-lagi Jungkook menunjukan semyum manisnya itu untuk mencairkan suasana.

"Hm baiklah, oke sekarang sesuai anjuran dari dokter Choi waktunya kau kontrol ke rumah sakit. Bagaimana? Apakah kau masih kuat berjalan? Mau eomma ambilkan kursi roda?"

"Tidak perlu eomma, lihatlah tulangku masih kuat aku bisa berdiri atau lompat-lompat?"

Dengan spontan Jungkook bangkit dari atas tempat tidurnya. Ia berlaga dengan berdiri tegak dilanjut dengan melompat-lompat.

'Happ..happ..'

Namun, hanya berselelang beberapa menit kemudian Jungkook tiba - tiba menjatuhkan badannya lagi ke atas tempat tidurnya. Jungkook menundukan kepala lalu tangan kanannya memegang dada bagian kirinya.

'Argh'

Jumgkook tiba - tiba saja meringis kesakitan.

"Jungkook! Jangan kau seperti ini! Ya Tuhan. Apakah kau sudah minum obat?"

Seketika kekhawatiran nyonya Jeon yang awalnya sudah mereda kembali meningkat karena Jungkook yang nekat tak ingat dengan Kondisinya sendiri.

"....su--dah. A-ku tidak Apa-apa eomma. Baiklah kita sekarang pergi?"

Memejamkan matanya kuat lalu membukanya lagi secara perlahan terlebih dahulu, Jungkook Kembali lagi mencoba memposisikan tubuhnya menjadi berdiri. Namun dikala itu nyonya Jeon langsung memerintahkan Jungkook untuk duduk di kasurnnya,

Kau yang Memilih [ EUNKOOK | Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang