"Hi Ace. Are you ok?"
Nathan langsung menepis tangan Bellvina dan langsung pergi begitu saja tanpa mengucapkan apa pun."Kasih gue penjelasan."
Ucap Ellena menghampiri Bellvina.
"Kita makan dulu ya.Ayo Bell." Cameron berusaha mencairkan suasana sambil menggandeng tangan Ellena menuju ruang makan."Kalian lama banget.Kenapa?" Tanya Rey karena merasa ada yang aneh dengan mereka.
"Nathan mana?" Tambah Varo melihat hanya Bellvina,Ellena dan Cameron yang datang.
"Kepo is mommy sama daddy. Haha."
"Si bege. Seriusan?!" Varo langsung menoyor kepala Cam.
Cam yang merasa teraniaya memasang wajah memelas.
"Bae,aku ternistakan oleh mereka." Rengek Cam di depan Ellena.
"Ngga usah sok imut. Udah hayuk kita makan."Bellvina tak mengeluarkan sepatah kata pun. Dan mereka berlima pun lantas langsung menikmati makan malam mereka.
"I'm swear. Masakan lu berdua terT.O.P."
"Halah pinter banget lu muji kalo dikasih gratisan Rey." Ucapan Varo berhasil membuat kelimanya tertawa memecahkan keheningan.
Sampai mereka berlima selesai makan pun,Nathan belum turun ke ruang makan. Sebenarnya Varo dan Rey tahu mereka pasti ada sesuatu yang telah terjadi sebelum makan malam tadi.Tapi keduanya enggan bertanya karena takut menghancurkan suasana makan malam.
"El,gue pulang ya?Disuruh jemput nyokap di rumah temen." Ucap Varo selesai membereskan meja makan dengan yang lain.
"Gue juga suruh jemput bonyok di Bandara. Lu mau ikut gue Bell?" Lanjut Rey.
"Kalian berdua ati-ati di jalan. Bellvina biarin di sini biar Nathan yang nanti nganterin." Jawab Ellena dengan jelas.
"Ok.Kita cabut duluan."
Kedua pria tampan itu pun lantas pergi dari rumah sahabatnya itu.
"Bell,gue minta tolong lu anterin makanan buat ka Nathan ya?"
Bellvina bingung harus menerima permintaan Ellena atau tidak,tapi akhirnya ia menganggukan kepalannya.
"Tapi lu masih punya utang penjelasan ke gue."
Setelah mengucapkan kalimatnya.Ellena pergi dari hadapan Bellvina diikuti Cam.
Sedangkan Bellvina hanya menghela nafas mendengar ucapan Ellena dan langsung pergi ke kamar Nathan setelah terlebih dahulu menyiapkan makan malam untuknya.
"Nath,gue boleh masuk?"
Tak ada jawaban dari sang pemilik kamar.Akhirnya Bellvina mencoba mengetuk kembali pintu kamar di depannya.
"Nath,gue masuk ya." Teriak Bellvina.
Saat Bellvina sudah menggenggam ganggang pintu kamar di depannya,pintu kamar di sampingnya terbuka.
"Lu ngapain?." Tanya sang pemilik kamar di sampingnya.
"Bawain makan malem buat lu."
Nathan tak mengucapkan apa pun dan langsung masuk ke kamarnya kembali.
"Wait...kaya ada yang salah." Bellvina sempat berpikir beberapa saat.
"You're dumb Bell.Kamar Nathan yang di samping." Bellvina merutuki kebodohannya sendiri.Ia pun langsung menuju kamar Nathan sesungguhnya dan tanpa permisi langsung masuk ke kamarnya.
Bellvina diam seketika saat melihat sosok laki-laki di depannya sedang shirtless.Nathan hanya menatapnya bingung sedangkan Bellvina langsung membalikan badan setelah menyadari kecerobohannya lagi.
"Sorry Nath.Gue ngga tau kalo lu mau mandi.Ini makanannya gue taruh di mana?" Bellvina yakin mukannya sudah memerah karena menahan malu. Tak ada jawaban dari Nathan.Dan beberapa menit kemudian,Nathan berdiri di depan Bellvina sambil memegang bahu gadis di depannya itu.
"Masih aja ceroboh."
Bellvina menatap Nathan dengan muka memerah.Dia menahan malu.Nathan masih shirtless! Bellvina pun langsung menundukan kepalannya.
"Gue cuma shirtless bukan naked eL." Singkat Nathan.
"Dan gue mau tidur bukan mau mandi.Jangan sok tau." Lanjut Nathan.
Karena kesal Bellvina pun menjawab ucapan Nathan sambil menatap tajam dua bola mata hazel di depannya.
"Ya mana gue tau.Orang kalo buka baju ya mau mandi.Terus lu ngga mau makan?sia-sia gue ke sini berarti.Ck.Yodah serah lu.Gue mau balik."
Bellvina melepaskan diri dari Nathan dan hendak keluar kamarnya.
"Gue kangen sama lu.Lu ngga kangen?"
Ucapan Nathan berhasil membuat Bellvina menghentikan langkahnya.
"Gue juga laper.Ngga ada niatan suapin gue?"
Lanjutan ucapan Nathan berhasil membuat Bellvina heran dan berbalik menatapnya sambil memberikan tatapan penuh tanya.
Nathan akhirnya merasa kesal dan menghampiri Bellvina kemudian menyentil keningnya.Setelah itu,ia menarik tangan kanan Bellvina mengajaknya duduk di balkon kamarnya.
"Bengongnya udahan.Suapin.Gue laper."
Bellvina pun menuruti ucapan Nathan dan langsung menyuapi cowok di depannya itu.Hening.Hanya suara angin yang menemani mereka berdua.
"Daniel siapa lu?"
Mendengar pertanyaan Nathan,Bellvina hanya diam.Sambil tetap menyuapkan sendok terakhir.
"Minum dulu." Ucap Bellvina sambil menyerahkan segelas air minum.
Nathan pun diam dan hanya meminum air itu sampai habis tak tersisa.
Bellvina masih enggan menjawab.Masih dalam diamnya sambil menatap cowok bermata hazel itu yang entah sedang melihat apa ke arah langit sana.Karena memang malam itu,tak ada bintang dan bulan yang berniat menampakan diri.Atau memang cahaya sang bulan dan bintang telah terkalahkan oleh terangnya lampu kota.
"Gue anter lu pulang." Nathan langsung bangkit dari duduknya dan langsung masuk ke kamarnya kembali.
Bellvina pun mengikutinya dari belakang.
"Nath."
"Hm."
"Gue tau kalau lu tau Daniel mantan gue.Gue tau waktu itu lu juga ada di taman belakang."
"Iya."
Nathan masih saja memunggungi Bellvina tanpa hendak berbalik sekedar memandang gadis itu.
"Nath look at me."
Nathan hanya menuruti kata-kata Bellvina tanpa mengeluarkan satu kata pun.
"Gue minta maaf,karena kecelakan itu,gue ngga inget lu.Gue minta maaf karena dengan gampangnya gue pacaran sama cowo lain padahal lu di sini sendirian.Nutup diri buat cewe lain.Nunggu gue yang terlalu buruk.Gue minta maaf karena gue baru inget lu sekarang." Bellvina mencoba menahan air matanya yang hampir saja mengalir di pipi indahnya.
"Jangan minta maaf terus."
"Kalo aja gue ngga hilang ingatan,setelah sadar dari koma gue dulu mungkin gue udah balik ke sini.Gue minta maaf Nath."
"Gue udah bilang jangan minta maaf terus!" Ucapan Nathan masih dengan nada datar tapi terkesan tegas.
"Gue minta maaf.Harusnya lu ngga harus nutup hati lu buat cewek lain.Gue bener-bener....."
Belum selesai mengucapkan kalimatnya,Nathan langsung menyela ucapan Bellvina.
"UDAH GUE BILANG JANGAN MINTA MAAF TERUS!SEMUA SALAH GUE!GUE YANG BEGO DI SINI!"
Mendengar Nathan marah,Air mata Bellvina mengalir begitu saja. Tak ada sepatah kata pun keluar dari bibirnya hanya isak tangis yang ia tahan.
Nathan yang menyadari kesalahannya langsung memeluk Bellvina protektif."Maaf.Gue ngga bermaksud ngebentak lu."Sesal Nathan.
Bukan menghentikan tangisnya,Bellvina justru makin terisak dalam dekapan Nathan.
"Maaf ya.Semua bukan salah kamu.Justru semua salah aku.Jadi jangan minta maaf terus." Suara Nathan benar-benar lembut,berbeda dari Nathan sebelumnya.Nathan masih tetap memeluk Bellvina sambil mengelus lembut rambut panjang Bellvina.
"Gue beruntung karena lu balik dan sekarang lu baik-baik aja.Dan gue harusnya berterimakasih sama Daniel karena ngejaga lu."Tanpa sadar tangismu dan tawamu akulah yang mencurinya
Dan aku menunggu kau menyadari itu