Acara malam ini berjalan lancar,semua menikmatinya dan yeah . Sekarang sudah setengah 12 malam dan semua murid memasuki ruangan aula yang sudah di siapan oleh para anggota osis.Aula rapat bersama digunakan untuk ruang siswa dan di aula english club digunakan untuk ruang para siswi.
Saat semua sudah terlelap Bellvina masih saja belum bisa tertidur dan entah keberanian dari mana,dia keluar aula dan mengikuti langkah kakinya yang entah akan membawanya kemana.
Bellvina terus berjalan sampai di dekat lapangan tempat mereka semua menghabisakan malam ini di sekolahnya.Samar-samar ia melihat seseorang tengah duduk di bawah tiang bendera sambil bersandar di sana. Karena penasaran Bellvina pun menghampirinya.
"Nathan?"
Mendengar namanya dipanggil,Nathan langsung menolehkan kepalanya dan dia langsung tersenyum setelah mengetahui bahwa Bellvina lah yang memanggilnya.
"Sini."
Nathan menepuk bidang disampingnya yang kosong meminta Bellvina duduk di sampingnya.Dan ya,Bellvina melakukannya.
"Kenapa belum tidur hm??" Tanya Nathan sambil melirikan matanya ke Bellvina.
"Entah.Gue belum ngantuk Nath."
"Ngga ada gue elu kalo kita cuma lagi berdua."
Ucapan Nathan membuat Bellvina mengerutkan keningnya.
"El,kamu masih simpen kalung dari aku??"
Bellvina melihat sekilas ke arah Nathan kemudian mengeluarkan kalungnya dari balik bajunya.
"Ini yang lu maksud??"
Bellvina memperlihatkan kalung dengan liontin seperti glass yang di dalamnya terdapat satu bibit bunga dandelion.
Nathan tersenyum melihat Bellvina ternyata memakainnya.
"Say you and I.Understand??Bukan gue lu lagi."
Ucapan Nathan sedikit memerintah.
Bellvina pun hanya tertawa.Dan itu sedikit membuat Nathan kesal.
"Cup."
Nathan memberikan ciuman tiba-tiba di pipi Bellvina dan ya!Itu berhasil membuat Bellvina terkejut dan diam.
Nathan hanya tersenyum simpul sambil menatap Bellvina.
"Ah sayang sekali aku tidak bisa melihat muka blushing ini." Nathan mencubit kedua pipi Bellvina.
"It's hurt."Bellvina pun memukul pelan kedua tangan Nathan dan langsung tersenyum.Nathan pun membalas senyuman itu kemudian membenarkan posisi duduknya sambil kembali bersandar pada tiang itu.
"Sini." Nathan menepuk bahunya menyuruh Bellvina bersandar di sana.Bellvina pun tak mengatakan apa pun dan langsung menyandarkan kepalanya di bahu Nathan.
"Nath,kenapa kamu ucapin kalimat itu lagi?"
"Hm?"
"Espero que mi espera no sea en vano. Una vez dije que cambiará el destino si no eres mi destino, pero si tu feliz con los demás, te dejaré."
Nathan terdiam setelah dengan sempurna Bellvina mngucapkan kalimat yang Nathan ucapkan sebelumnya.
"Nope."Jawaban Nathan membuat Bellvina sedikit kesal.Bukannya mendapat jawaban tapi ia justru mendengar ucapan Nathan yang terlalu dingin.Bellvina langsung bangkit dari duduknya dan hendak berjalan pergi meninggalkan Nathan sendirian di sana.
"Stay.Don't move."
Bellvina mendengar ucapan Nathan tapi ia mencoba mengabaikannya.Nathan yang merasa diabaikan pun bangkit dari duduknya dan mengejar Bellvina. Dan ya,dia berhasil menghalang jalan Bellvina.Tapi Bellvina tetap mencoba mengabaikan Nathan dan itu tidak berarti Nathan membiarkannya begitu saja. Nathan menarik tangan Bellvina dan berhasil membuatnya membalikan badan Bellvina dan mendekapnya erat.Bahkan sangat erat seperti seseorang yang takut kehilangan sesuatu.Nathan menghirup nafas dalam-dalam dari balik tengkuk Bellvina.Kemudian ia melepas pelukannya,menelungkupkan kedua tangannya di wajah Bellvina dan menyatukan kening mereka.
"Gue takut lu ninggalin gue.Gue takut tawa lu cuma bisa buat cowok lain.Dan gue takut rasa sayang lu cuma Bullshit.Gue cuma takut el."
Bellvina terdiam cukup lama.Dan Nathan pun bibirnya menjadi kelu,tak bisa mengeluarkan kata-kata apa pun.Hingga akhirnya posisi kini berubah,Bellvina yang menelungkupkan tangannya pada Nathan,mengusap pelan rambutnya dan menatap Nathan lekat.
"Listen.Aku leony mu dulu.Sekalipun aku lebih menyebalkan dari aku sekarang.Dan aku,sekarang dandelionmu.Kamu yang berhasil membuat semua perasaanku bercampur aduk.Aku akan selalu bersamamu.Karena kamu harusnya paling tahu,aku sayang kamu.Nathan.I love you."
Nathan menatap manik mata itu lekat dan mencoba mencari kebohongan disana tapi tak ada.Yang ia dapat adalah mata teduh dan binar Bellvina yang ia rasa itu adalah tatapan dan perkataan jujur dari dalam hati Bellvina.
"I love you more Bellvina Lotus Berliana."
Nathan mendekatkan wajahnya pada Bellvina dan Bellvina pun merespon dengan memejamkan matannya."Kalian berdua!Sedang apa kalian?! Ini sudah malam.Masuk ke ruang masing-masing?!"
Teriakan penjaga sekolah yang sedang berpatroli itu pun membuat mereka tersadar dan hanya tertawa bersama .
Mereka lalu sedikit berlari ke arah rooftop.Mereka langsung menyenderkan tubuhnya pada dinding pembatas di sana.Dan Bellvina pun langsung menyandarkan kepalannya di bahu Nathan.
"Hi Nath.By the way. You said not lu gue anymore.But you did it." Bellvina langsung terkekeh mengingat kata-kata yang Nathan ucapkan tadi.
"Whatever.Terlalu sulit.Baiklah kamu tahu aku bukan cowok romantis."
"Aku ngga peduli."
Bellvina langsung mengecup bibir Nathan sekilas.Dan ya,jujur Nathan terkejut dengan tingkah Bellvina.Tapi dia tidak menunjukannya.
"Are you dare me baby??" Nathan tersenyum jahil.Dia langsung mencium bibir Bellvina.Awalnya hanya kecupan tapi beberapa detik kemudian kecupan itu berubah menjadi sedikit lumatan yang Bellvina rasa itu sangat manis.Bellvina membalas lumatan kecil itu.Tak lama,keduanya melepas pagutannya dan saling menatap.
"Aku ngantuk." Ucapan Nathan yang terdengar sedikit manja membuat Bellvina tersenyum kemudian mendekap Nathan agar tertidur di pelukannya.
"Ya aku pun.Mungkin kita butuh tidur sebelum nanti kita bangun jam 5."
"It's to early Baby." Rajuk Nathan.
"Come on Nath.We are at School.Kita akan terlibat gosip yang tidak berfaedah jika ada yang melihat kita di sini."
Jelas Bellvina sambil bersandar di dinding pembatas itu lagi.
"Yaya Whatever.Yang jelas jangan pedulikan omongan mereka.It's about us."
"Mereka??Apa yang kamu maksud fans mu?"
Nathan memutar bola matannya.
"Terserah.Aku tidak meminta mereka bertingkah berlebihan seperti itu."
Nathan pun langsung memeluk Bellvina.
"Aku ngantuk."
Nathan memejamkan matanya dipelukan Bellvina.Bellvina pun akhirnya terdiam dan ikut memejamkan matanya.
"Good nite Nathan."
"Nite to Bellvina."
Mereka tersenyum kemudian terlelap mengikuti mimpi yang telah menunggunya.Pukul 5 pagi ternyata sangat cepat . Nathan terbangun terlebih dahulu dipelukan Bellvina.Ia menatap gadisnya masih terlelap.
"Good Morning baby."
Bellvina tak mendengar dan ia masih tetap terlelap dalam tidurnya.
Nathan mencoba membangunkan Bellvina dengan meniup kedua mata gadis itu . Dan itu berhasil membuat Bellvina sedikit mengerjapkan matanya dan pelan-pelan berusaha beradaptasi dengan cahaya yang ia dapat dari lampu yang memang ada disekitarnya.
"Masih mengantuk hm?"
Bellvina tersenyum saat melihat Nathan terus menatapnya.
"Sedikit."
Bellvina melepas pelukannya pada Nathan dan Nathan pun langsung duduk di samping Bellvina sambil menyandarkan kepala Bellvina di bahunya.
"Kita kembali ke ruangan kita masing-masing setelah pusing kamu hilang."
Bellvina tersenyum kemudian langsung mencoba berdiri.
"Aku tidak pusing.Hanya saja badanku sedikit sakit karena semalam ada brownbear tidur dipelukanku."
Nathan pun mengernyitkan kedua matanya.Ia tahu dia tengah Bellvina sindir.Bellvina pun terkekeh kemudian mengulurkan tangannya pada Nathan.
"Antar aku."
Mengerti maksud Bellvina,Nathan pun bangkit dan menggengam tangan Bellvina erat sambil berjalan menuju aula.
Setelah sampai di depan pintu aula tempat Bellvina tidur bersama teman-teman yang lain,Bellvina pun masuk setelah mendengar ucapan Nathan.
"Satu jam mungkin sedikit berarti untuk memejamkan mata kita lagi."
Keduanya pun tersenyum kemudian berpisah di balik pintu aula temapt mereka tidur masing-masing.Mereka tak menyadari bahwa sedari tadi Daniel melihat mereka.Bukan bermaksud untuk menguntit,hanya saja memang Daniel hendak kembali ke aula setelah dari toilet.Daniel menghela nafas.
"Tenyata gue ngerasain sakit lihat lu tersenyum sama cowok lain.Dan apa gue harus bener-bener lepasin lu Bell?Tapi itu sulit.Gue masih cinta sama lu."
Daniel merasa emosinya muncul.Ia pun menendang tong sampah di sampingnya.Dan untungnya tak ada yang mendengar itu.
"F**k.".
.
.
Merelakan bukan hal yang mudah.Tapi jika kamu berhasil merelakan sesuatu,aku pikir kalian luar biasa.