"Hi Cam."
Sapaan Bellvina mengagetkan Cameron yang tengah membalas pesan seseorang.
"Hi.Pulang sama Nathan?"
Bellvina mengangguk kemudian mengedarkan pandangannya mencari seseorang.
"Ellena mana?"
"Selingkuh."
"HAH?!" Bellvina terkejut dengan apa yang ia dengar sambil menatap Cam tidak percaya.
"Ngga percaya?Lihat deh."
Cameron menunjukan foto Ellena dengan seseorang pada Bellvina.Sepertinya foto itu diambil tadi malam.Karena Bellvina ingat Ellena memakai baju itu.
"Haha. Becanda . Dia ngga selingkuh.Gue bukan pacar dia."
Bellvina tahu tawa Cam itu palsu.Karena tak lama setelah mengucapkan kalimat itu,mereka berdua melihat Ellena dibonceng oleh seseorang yang tak mereka kenal,dan mereka yakin itu adalah cowok yang ada di foto bersama Ellena.
Cam tersenyum saat melihat Ellena tersenyum dan melambai kearahnya.Tapi setelah Ellena tak terlihat lagi,Cam menghela nafas panjang.Kemudian mencoba tersenyum kembali.
"Harusnya lu paling tahu Bell.Karena lu tempat curhat gue sama Ellena dulu.Tapi tenang,gue baik-baik aja."
Cam memperlihatkan barisan giginya yang rapi ke arah Bellvina.
"Gue minta maaf,gue ngga inget."
Cam hanya mengangguk kemudian memperhatikan handphonenya untuk membalas pesan masuk.
"Bell."
Suara itu berhasil membuat Cam dan Bellvina mencari sumber suara.Dan ya,dia Daniel bukan Nathan.
Daniel hanya tersenyum sekilah ke arah Cameron begitupun sebaliknya.
"Besok jadi?"
"Kalau kamu ngga sibuk."
"Engga kok.Ok.I'll text you letter."
Bellvina mengangguk mengerti dan Daniel pun langsung melajukan motornya setelah berpamitan untuk pulang terlebih dahulu kepada Bellvina dan Cameron.
"Lu mau ngapain sama Daniel?"
Cameron memincingkan matanya melihat Bellvina.Tapi sebelum Bellvina menjawab,sosok Nathan sudah ada di samping mereka.
"Ayo pulang."
Nathan mengulurkan tangannya untuk menggandeng Bellvina menuju motornya.
"Lu nunggu siapa Cam?Ellena...."
Belum selesai mengucapkan kalimatanya,Cam langsung memotong ucapan Nathan.
"Nunggu cewek gue.Kalau lu mau bilang Ellena udah duluan sama cowoknya,gue udah tau.Gue udah lihat." Cam sebisa mungkin menunjukan ekspresi yang biasa saja.
"Gue ngga ngerti sama lu berdua."
Cam tersenyum kecut kemudian menatap Nathan.Entah kenapa,Cam ingin mengungkapkan apa yang dia rasakan.Dan yeah,setelah menghela nafas panjang Cam memberanikan diri mengatakan pada Nathan.Menjelaskan semuanya secara singkat tentang hibungan sebenarnya antara dia dan Ellena.Ellena hanya menganggapnya sebagai pengganti Nathan.Sebagai kakaknya.Bukan berarti Ellena menganggap Nathan mati,tapi karena setelah kecelakaan yang melibatkan Bellvina dulu,Nathan menjadi dingin kepada setiap perempuan.Bahkan Ellena yang adiknya pun terkena imbasnya.Begitu pula Ibunya sendiri.Bukan dingin yang kasar,hanya saja mereka tidak terlalu dekat hanya karena Nathan lebih pendiam.Karena itulah Cameron membiarkan Ellena bergantung padanya dan membiarkannya menganggap dirinya pengganti kakaknya.Tapi sekarang semua berubah,Bellvina kembali dan Nathan tidak sedingin dulu lagi.Dan yeah,Ellena mungkin memang sudah memiliki kekasih tanpa sepengetahuannya.
"Sorry Cam." Singkat Nathan yang benar-benar menyesal.
Cam hanya mengangguk.
"Semua gara-gara gue.Gue minta maaf Cam." Bellvina memeluk Cam dan Cam pun membalas pelukan itu sambil menepuk hangat bahu Bellvina.
"It's ok Bell.Be posthink.Semua bakal baik-baik aja.Gue seneng lu balik dan Nathan ngga sedingin dulu."
Bellvina melepaskan pelukannya sambil tersenyum kagum pada sahabat kekasihnya itu.Cam benar-benar tulus mengucapkan kalimatnya.Dan sosok seseorang yang memanggil namannya berhasil mencairkan suasana itu yang entah kenapa terasa kaku.
"Maaf Cam lama.Ayok pulang."
Cam mengangguk.
"Ah ya Nath,Bell ini Clarisa.Clarisa ini Nathan,Bellvina."
Mereka saling berjabat dan tersenyum.
"Yaudah kita duluan."
Cameron dan Clarisa berjalan ke motor Cam dan pergi dari sekolah mereka terlebih dahulu meninggalkan Nathan dan Bellvina.
Tak lama setelah itu Nathan dan Bellvina pun pulang dengan Mobil yang Nathan bawa.
"Ternyata kamu beneran pakai mobil sekarang." Ucap Bellvina sambil membuka pintu mobil Nathan dan duduk di bangku penumpang.
"Apa yang aku omongin bukan cuma omongan el."
Ucapan Nathan membuat Bellvina tertawa.Akhirnya mobil sport berwarna merah menyala itu keluar dari area sekolah untuk memecahkan jalan raya di depannya.Ya ini hari minggu dan jalanan cukup sepi,dan itu berhasil membuat pikiran jahil Nathan.Nathan melajukan mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi kemudian membuka atap mobil itu membiarkan angin menerpa rambut mereka berdua.