"Jadi keluar hm?"
Suara Cam berhasil mencuri perhatian Ellena yang tengah menenggelamkan wajahnya ke teddy bear coklatnya.
Ellena hanya mengangkat kepalannya kemudian mengambil handphone nya.
"Selfie aja terus aku nya dicuekin."
Cam merasa bosan karena sedari tadi dia diabaikan kekasihnya.Ya,Ellena yang Moody.Jika orang lain yang baru mengenalnya pasti akan berpikir bahwa Ellena itu menyebalkan dan membosankan. Tapi percayalah Ellena gadis yang menyenangkan walaupun terkadang tatapan matanya saat moodnya buruk akan terlihat menyebalkan.
"Cam,Aku boleh potong rambut kan?"
Cam langsung membulatkan matanya dan menatap Ellena tajam.
"Ok ok.Ngga akan potong rambut kok kalau emang ngga boleh."
Ellena memang paling lemah dengan tatapan kekasihnya itu.Tapi Cam pun sama.Paling lemah dengan tatapan tajam gadisnya dan kalian tau,hal yang paling dia benci adalah melihat gadisnya menangis.Dan dia berjanji tidak akan membiarkan kekasihnya menangis karena rasa sakit,tapi dia akan membuat gadisnya menangis bahagia.Dia akan menjaganya tanpa harus peduli jika suatu saat dia yang harus terluka."Ayo."
"Kemana?"
"Ke Salon.Aku temenin."
"Ngga usah.Kamu ngga ngebolehin."
Ellena bangkit hendak pergi tapi Cam menghalanginya dan mengacak rambut gadis di depannya.
"Becanda kali Bae.Jangan terlalu pendek potongnya ya?"
"My Future husband is the best!"Ellena langsung berjalan melewati Cam tanpa tahu bahwa ada hati yang telah meledakkan Kembang Api karena gombalan recehnya.
"Meletus hati gue neng meletus."
Cam langsung berlari mengejar Ellena dan langsung menggandeng tangan kekasihnya itu dengan erat.
Shit!She's so cute.
"Nath,gue pulang ya?"
"Gue anter."
Nathan langsung mengambil jaketnya dan mengambil kunci motornya kemudian menggandeng tangan Bellvina dan segera mengantarkan gadisnya pulang.
"Masuk gih."
Bellvina hanya menganggukan kepalannya dan tersenyum.
"Besok aku jemput."
"Ngga usah Nath.Aku pengen coba bawa motor sendiri."
"Motor?"
Bellvina hanya memperlihatkan gigi putihnya.
"Hati-hati."
Ucapan Bellvina hanya dijawab dengan anggukan Nathan.Setelah Nathan tak terlihat lagi Bellvina memutuskan untuk masuk ke rumah.Thanks God.For Everythings.
"Hai Om Tante." Sapa Bellvina ramah saat ia melihat om dan tantenya tengah duduk di ruang tengah bersama Reynold.
Di sana ada satu orang lagi.Dan entah kenapa Bellvina merasa gelisah begitu saja melihat orang itu dari balik punggungnya.
"Hai Bell.Come here sweetie." Senyuman ramah Tante Aurora berhasil menyadarkan Bellvina dari lamunannya.
Bellvina pun berjalan menghampiri mereka kemudian menjabat tangan sopan om dan tantenya itu.
"Gimana Tan Om perjalanannya.Apa melelahkan?"
"24 Jam bukan waktu yang singkat untuk sampai ke Indonesia Bell.Haha"Jawab Om Devin.
"Ya sudah. Om dan Tante pergi ke kamar dulu ya.Kita ingin mandi dan istirahat."
"Apa kalian sudah makan malam?"
"Ya kita sudah makan malam tadi kita mampir saat di perjalanan pulang ke sini.Jangan tidur terlalu larut Bell. Dan kamu Rey jangan malas Belajar."
Tante Aurora memang sosok ibu yang baik dan hangat.Walau tanpa dipungkiri jika Dia dan Suaminya adalah penggila kerja.
"Dan kamu Malvin.Jangan pergi ke Club.Atau kamu kembali ke Aussie."
Ucapan selanjutnya dari tante Aurora benar-benar membuat jantung Bellvina berdetak kencang.
Shit!Kenapa sedari tadi aku tidak menyadari keberadaannya.
Bellvina langsung Berdiri dari duduknya dan hendak pergi ke kamar mengikuti Reynold. Tapi sayang sebelum berhasil ia melangkahkan kakinya,laki-laki itu menarik tangannya dan berhasil membuatnya duduk di pangkuan laki-laki itu.
"Hai Baby.How are you?"
Seringaian laki-laki itu membuat bulu kuduk Bellvina berdiri.
"Lepasin gue.Gue mau tidur!" Ucapan sinis Bellvina langsung membuat laki-laki itu menatapnya tajam dan ia langsung menarik Bellvina kedekapannya.
"I miss you so much Baby." Laki-laki itu menghirup nafas ditengkuk Bellvina.Seolah ingin menunjukan pada Bellvina betapa ia merindukannya.
"Lepasin gue.Gue mau tidur."
"You're so agresif baby.Let's sleep together.haha."
Bellvina menarik rambut laki-laki itu karena dia tau bahwa laki-laki di depannya itu sengaja menyalah artikan kalimat Bellvina.
"In your dream Malvin!" Bellvina langsung bangkit dan berlari ke kamarnya dan langsung mengunci pintu kamarnya.
"Wtf.I hate you Malvin."Waktu terasa begitu singkat . Bellvina merasa dirinya baru terlelap bebarapa menit lalu tapi ternyata alarmnya sudah berbunyi dan menunjukan pukul 06:00am.
Ia langsung pergi mandi dan langsung turun ke ruang makan setelah selesai bersiap-siap."Pagi om tante." Bellvina memberi salam dan langsung duduk di samping Reynold.
"Morning oold."
"Morning too Bell."
"Gue selalu lu abaiin." Ucap Malvin di seberang kursi Bellvina sambil menatap gadis itu lekat-lekat.
"Baperan lu Vin." Celetuk Reynold.
"Sudah-sudah selesaikan sarapan kalian Ray Bell.Dan bersiap berangkat sekolah bersama.Dan kamu Malvin,urus kepindahan kuliah kamu sendiri.Mama tau semalem kamu pergi ke club."
Malvin hanya memutar bola matanya mendengar ucapan Ibu nya itu dan langsung bangkit dari duduknya.
"Malvin berangkat."
Malvin langsung pergi begitu saja.Tak lama setelah itu,Bellvina dan Reynold pun berpamitan untuk berangkat sekolah.
"Gue pake motor lu.Lu pake mobil gue ya.Oold baik.mwahh." Bellvina langsung merebut kunci motor Reynlod dan pergi begitu saja.
Ya kali ini Reynold mengalah.Karena terlalu menyedihkan jika dia harus menghancurkan pagi yang indah ini hanya dengan berebut kunci motor dengan sepupunya itu.20 Menit.Bellvina sampai di parkiran sekolah diikuti Reynold di belakangnya.
"Ada cewek kayak lu ya.Lu itu pakai rok masih aja nekat bawa motor."
Bellvina turun dari motor dan langsung melepas helm.
"Ck.Gue udah modif ini rok biar bisa jadi rok celana."
Bellvina meninggalkan Rey begitu saja.Karena dia tau pasti Rey akan melanjutkan pertanyaannya dan ya dia sedang malas menjawab pertanyaan.
"Bell."
Bellvina sempat kaget saat Daniel muncul begitu saja di depannya.
"Bikin kaget aja."
Daniel langsung memegang kedua bahu Bellvina sedikit kuat.
"Aku udah bilang sama kamu dari dulu.Jangan bawa motor sendiri.Kamu ngga inget kamu itu hampir aja mati gara-gara bawa motor hah?!"
Daniel mencoba sedikit menahan emosinya.
"Niel sakit."
Daniel menatap tajam Bellvina.
"Kasih kuncinya."
"Gak.Niel itu dulu murni kecelakaan.Gue bakal lebih hati-hati sekarang."
"Gue bilang kasih kuncinya!."
Bellvina sedikit kaget mendengar Daniel sedikit berteriak padanya dan ia pun langsung menunduk.
"Lu apa-apaan."
Suara Nathan berhasil membuat Bellvina menegakan kepalannya dan menatap cowok di belakang Daniel.Nathan pun langsung menyingkirkan tangan Daniel dari Bellvina dan menarik Bellvina ke sampingnya.
"Bukan urusan lu.Lu pikir lu siapanya?!."
"Bellvina Lotus Berliana is Mine.Dia cewek gue." Jelas Nathan.
"Cih.Dia cewek gue."Daniel berusaha menarik Bellvina dari Nathan tapi Nathan terlebih dahulu maju dan membiarkan Bellvina di belakangnya.
"Ok.Lu cowok dia beberapa bulan lalu.Lu ninggalin dia.Berarti lu udah putus sama dia secara ngga langsung.Dan dia milik gue sekarang."Tanpa mereka sadari ketiga sahabat Nathan dan adiknya tidak sengaja mendengar percakapaan itu dan membuat mereka berempat menghentikan langkah mereka yang hendak pergi ke kelas masing-masing.
"Sumpah.Baru kali ini gue denger Nathan ngomong sepanjang itu lagi." Ucap Varo semangat.
"Gue juga." Timpal Rey
"Cinta emang bisa ngubah segalannya ya Bae."Ucap Cam sambil merangkul Ellena.
"Lebay lu nyet." Varo langsung menoyor Cam.
Sedangkan Ellena hanya cengingisan.Dan Rey hanya menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatbya itu."Ok stop.Gue kekelas.Kalo lu berdua mau lanjut berantem.Lanjutin."Ucap Bellvina cuek sambil berjalan meninggalkan dua cowok itu.
"Ok.Kalo lu emang cowok Bellvina sekarang.Jaga dia baik-baik.Jangan biarin dia bawa motor sendiri.Dan kalo bisa lu jaga dia dari Malvin."
Tanpa hendak menjelaskan lebih panjang lagi maksud perkataannya,Daniel langsung begitu saja meninggalkan Nathan dan menuju ruang osis.
"Lu utang penjelasan sama gue L."
Nathan pun langsung menuju kelasnya tanpa hendak menyusul Bellvina ke kelasnya karena ia tahu beberapa menit lagi Bel masuk.Who cares if one more light goes out?
Well I do-Linkin Park One more light