11. Iblis Lucknut

2.7K 219 66
                                    

Tempat yang kami jelajahi merupakan sebuah hutan yang cukup menyeramkan. Lebih menyeramkan di mana tempat pertama kali diriku ini dipindahkan oleh Dewa.

   “Celeste, ngomong-ngomong hutan ini cukup ngeri.”

   “Hutan ini bernama Hutan Kelam, terdapat monster yang kuat maupun lemah. Di tempat seperti ini kau dapat berlatih.”

Jawab Celeste, sepertinya hutan ini sedikit berbahaya dan aku masih lemah. Sepertinya misi yang ingin dilakukan oleh Celeste bersama anggotanya cukup berbahaya.

   “Drouga, apa kau merasakan sesuatu?”

Bertanya kepada Drouga adalah hal yang tepat. Dengan penciumannya, aku yakin naga lucknut ini akan berguna di sepanjang perjalanan.

   “Hmm ... di hutan ini terasa miasma, namun tidak terasa kuat menurutku. Terasa samar, sepertinya pemilik dari keberadaan itu cukup jauh.”

   “Miasma? Apakah ada monster yang kuat di sekitar sini?”

   “Sepertinya begitu, namun aku tidak terlalu tahu.”

Jawab Drouga kemudian menguap. Sikap Drouga yang masa bodoh dengan itu, ia yakin dengan kekuatannya yang tak tertandingi oleh makhluk fana. Sifat arogan yang dimilikinya, cukup kusukai karena ia jujur dengan hal tersebut.

Kami memasuki hutan ini secara berkelompok dan tidak boleh ada yang berpisah dari kelompoknya. Setelah masuk sedikit dalam, terdapat padang rumput dan terpaan anginnya terasa segar.

Celeste melihat tempat ini secara rinci. Setelah dirasa yakin, ia berbalik badan lalu menghadap anggotanya yang cukup kelelahan melakukan perjalanan apalagi yang membawa peralatan dan perlengkapan.

   “Bagaimana kalau kita beristirahat sebentar di sini!?”

Celeste bertanya pada anggota Guild dengan suara lantangnya. Dengan serentak semua anggota teralihkan perhatiannya oleh Pemimpin mereka. Aku yang berdiri di samping kirinya, mundur selangkah agar posisinya sebagai Pemimpin kuhargai.

   “Baik!”

Anggotanya patuh sekali. Meski begitu, Guild ini santai dan tidak rusuh dalam melakukan misi yang mereka terima. Pengaruh, hal tersebut pastinya berasal dari keinginan dan pusatnya adalah Celeste sendiri.

Mencari tempat yang teduh, yang kupilih adalah duduk di bawah suatu pohon yang besar lalu bersandar pada batangnya dengan dedaunannya yang rendang. Drouga tidur di samping kiri di atas permukaan rumput, menatap ke atas dan kusadari bahwa sedikit demi sedikit aku mulai berubah.

Terdengar suara langkah kaki dari belakangku. Karena merasa terganggu, aku mengubah sedikit posisiku kemudian menoleh ke belakang. Sosok perempuan yang muncul di hadapanku adalah Lydia Celeste.

   “Koala ... apa yang kau lakukan di sini?”

Seraya menghampiri kami berdua, Celeste duduk di samping kananku. Aku hanya diam menutup mataku dan menikmati angin segar yang melewati kami bertiga.

   “Cuaca yang bagus ya?”

   “Kau benar.”

Jawabku dengan pandangan yang masih menutup, menghela napas perlahan-lahan membuang karbon dioksida. Kubuka mataku, menoleh ke samping kanan yang terdapat Celeste berdiri dengan jarak satu meter antara kami berdua dan dia terlihat ingin mengatakan sesuatu.

   “Koala, aku ingin bertanya sesuatu. Apa kau sendirian?”

Tanya Celeste seraya menatap kedua mataku. Sorot matanya terpejam, yang kutahu dirinya ingin mengetahui sosok diriku ini lebih dalam. Sendirian? Apakah yang dia maksud keluargaku.

Haruoto : A Synopsis Of Girls Who Don't Flatter MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang