❤(tigapuluhempat)

187 26 5
                                    

(Jiyeon pov)

Aku menyeduh tea dan mengeluarkan biskuit asin dari dalam kulas, dan ku taruh di meja, bersama tea. ku lihat kim taehyung telah selesai dengan mabuk sesion dua nya, huh! Rasakan saja, siapa yang menyuruhnya mabuk!

Tapi kalau dia tidak mabuk  aku takkan tahu dia menyukaiku, maksudku takut kehilanganku. Ah...kurasa aku dilema sekarang. Antara harus percaya atau harus... Membuang rasa senang, karena bagaimana pun aku tak tak mau merasa kecewa.

"Maaf, aku seharusnya tidak membuatmu susah," dia menunduk dan berdiri diujung pentri ku.

"tak apa, kau tidak membuat ku susah kok, duduk dan minum tea nya, dan...." aku membuka bungkusan Biskuit asin, memberikan padanya saat dia duduk, "kalau aku dan jieun over. Kami selalu makan ini."

Kulihat dia menatap ku takjub, kurasa dia tak mengira aku pemabuk, hahaha

"Kau sering mabuk?"

Tuh kan! =,=

"bukan sering, tepatnya. Tapi jika upacara peringatan kematian ibuku, kami selalu mabuk-mabukan"

Yah... Benar. Aku selalu. Hmm.. Aku rindu kau eomma. Kulihat taehyung menatap ku tak habis fikir.

"Kau mabuk-mabukan di upacara peringatan kematian?"

"yeah, kesedihan harus di lampiasan."

"oh... Yeah benar juga." dia mengangguk dan menyusupi tea nya, lalu memakan biskuit sedikit demi sedikit. Aku meninggalkannya untuk mandi.

Setelah beberapa lama mandi dengan air hangat, aku memakai seragam dan baru ingat kalau ada taehyung di sini, berati dia akan terlambat jika tak pulang sekarang. Aku keluar kamar dan menemukan taehyung sedang melamun.

"kau melamun" dia terlonjak dikursinya, dan memandangku dengan kaget.

"Aiisshh.... Kau mengagetan ku!"

"makannya jangan melamun!....."

"Aku tidak melamun!"

Hah, jelas-jelas aku melihatnya! dasar pembohong!

Aku berjalan menuju kulkas, dan mengambil tiga cup susu pisang dan satu bungkus roti tawar dan selai keju. Membawanya kepentiri dan menaruhnya disana—didepan taehyung— lalu aku membawa 3 piring.

"sarapan lah. Setelah itu kau pulang."

Dia memandangku dengan nanar, "kau mengusirku?"

"tidak, kau harus sekolah kan?, aku tidak mengusirmu!"

Taehyung menghela nafas erat dan sekaligus lega, dan dia bergeming, diam melihat meja "Oke.. Aku —"

Sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, suara bel berbunyi. Aku tidak tahu siapa tapi kurasa aku bisa menebak.

"Noona... Ada Hongbin." teriak Abi, yang memang tadi sedang di ruang tamu.

Hah! Tuh Kan!

Ku lihat taehyung tidak menatapku, tapi masih menatap meja, dan tatapannya menerawang jauh. Dia terluka, atau hanya keinginanku bahwa aku ingin dia cemburu. Tapi aku juga tak mau dia terluka.

"Eng... Taehyung... Sarapanlah dulu, aku akan mengajaknya."

Dia tidak menjawan tapi menghentakkan gelas kemeja. Walau tidak kentara.

Jadi aku mengabaikannya. Dan berjalan mendekati pintu dan kulihat Abi tengah mengobrol dengan hongbin.

"Annyeong..." sapaku padanya. Dan dia membalas.

Love Mr.(not)sensitive!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang