Aduh, Daniel pusing! Dia lelah. Belum lagi hari-harinya sebagai mahasiswa biasa harus berubah karena sebuah kejadian. Kejadian yang bahkan selama 20 tahun hidup tidak pernah dibayangkannya.
Daniel siang itu berada di apartemennya. Dia duduk di sofa ruang tengah yang lembut dan empuk, sambil menyusui seorang bayi. Menyusui di sini bukan berarti dia secara langsung menyusui ASI untuk bayi itu, tetapi memegang sebotol kecil susu formula yang sedang diminum oleh bayi kecil. Bayi itu menatap Daniel dengan mata besarnya yang lucu dari box bayi.
Daniel mengingat lagi bagaimana dia bisa bertemu bayi kecil itu.
Dua bulan yang lalu, Daniel mabuk parah. Ia berjalan sempoyongan dari kios kecil di pinggiran jalan Kota Seoul sampai di persimpangan di dekat apartemennya di wilayah Gangnam. Orang-orang yang lewat di dekatnya hanya menatap risih dan berlalu saja meninggalkannya.
Ia hampir saja menubruk tiang listrik ketika dia ditarik oleh seorang perempuan asing menuju gang sempit di antara pertokoan padat. Daniel yang tak sepenuhnya sadar hanya meracau tidak jelas sambil mengacungkan jari telunjuknya. Sekilas dia ingat bahwa dia juga menaikkan jari tengahnya pada perempuan itu.
Tentu saja dia tidak sadar. Dia pikir perempuan asing itu adalah mantan kekasihnya yang baru saja memutuskan Daniel karena alasan yang konyol. Daniel tidak mau berciuman.
Bukannya marah atau mengatai Daniel, perempuan asing tersebut malah menyodorkan buntelan kain yang bergerak-gerak kepadanya. Perempuan asing itu langsung pergi tanpa mengucapkan apa-apa lagi bahkan sebelum Daniel berteriak meminta penjelasan.
Dan tak ada lagi yang diingat oleh Daniel keesokan harinya. Dia terbangun di apartemennya yang mungil tapi mewah oleh suara tangisan bayi. Seketika dia bangun dan mulai panik.
Dia tidak ingat pernah membuat gadis hamil sehingga ia memiliki anak. Pun dia tidak pernah mengajukan permintaan adopsi ke panti asuhan. Jadi bagaimana bisa seorang bayi perempuan muncul di hadapannya dan menangis?
Daniel yang panik setengah mati langsung menelepon ibunya. Membuat ibunya yang berada di Busan ikut panik dan berteriak-teriak. Daniel menutup telfon setelah mendengar saran dari ibunya dan kabar kalau ibunya sekarang berangkat menuju Seoul.
Pagi itu, pagi pertama bayi itu ada di rumahnya, Daniel dibuat kalang kabut. Dia harus turun ke minimarket di dekat apartemennya sekaligus pontang-panting mencari toko perlengkapan bayi. Bayinya sendiri dititipkan di tetangga samping kamarnya yang walau sudah tua masih sangat berbaik hati menjaga bayi itu.
Dia bahkan lupa jika pagi itu dia masih berbau alkohol dan tampang pucat pasi. Dia tidak peduli jika dia belum sempat mencuci muka atau meneguk air putih. Kenyataan bahwa dia membawa bayi asing ke rumah sudah membuatnya shock.
Ibu Daniel sampai di Seoul sore harinya. Wajahnya yang sudah berumur tapi masih kelihatan cantik itu tampak bingung. Daniel tampak lebih kacau lagi. Wajahnya yang biasanya dihiasi senyum kelinci, sekarang tampak kucel dan tak bersemangat. Dari dekat kita bisa mencium bau campuran susu formula dan kencing bayi. Sudah dipastikan Daniel tidak bisa istirahat dari pagi.
Ibunya mengajak Daniel pergi ke kantor polisi. Tentu dengan keadaan Daniel yang lebih manusiawi. Mereka berembug dengan beberapa petugas. Awalnya mereka curiga kalau Daniel adalah ayah si bayi dan berniat membuangnya. Tapi mengingat Daniel adalah mantan mahasiswa teladan dalam urusan lalu lintas, polisi yang sudah mengenalnya tidak jadi mencurigainya.
Akhirnya, ibu dan anak beserta bayi mungil itu, pulang ke apartemen Daniel dengan hati agak tenang. Polisi akan mencoba mencari berita bayi hilang dan segala informasi mengenai bayi. Sedangkan Daniel akan menjaga bayi itu sementara sampai keluarga si bayi ditemukan.
"Niel-ah," ibu Daniel menggendong bayi perempuan cantik itu dengan penuh sayang. "jika kita tidak bisa menemukan keluarganya, bisakah kita mengadopsinya?" tanyanya penuh harap.
Daniel melongo.
"Bagaimana bisa? Ibu sudah repot mengurus ayah dan aku yakin ayah yang sudah sibuk dengan perusahaannya tidak mau direpotkan dengan buntelan kain itu," jawab Daniel agak sarkas.
"Ide bagus!" ibu Daniel bersorak senang, membuat bayi di gendongannya tergelak senang.
Daniel mengerutkan kening. Perasaannya tidak enak.
"Kita akan mengadopsinya di bawah namamu. Jadi, dia akan menjadi putrimu. Bagaimana?" ibu Daniel tersenyum senang.
"Apa??!"
Daniel nyaris terjungkir dari kursinya mendengar pernyataan ibunya. Daniel tahu ibunya sangat menginginkan bayi perempuan. Selama menikah dengan ayahnya, mereka hanya dikaruniai anak laki-laki. Daniel si anak sulung dan dua adik kembarnya yang sekarang sudah SMA. Jelas ibunya kesepian dan masih menginginkan bayi perempuan.
"Kenapa? Itu ide yang bagus. Kau tidak perlu menikah dan kau sudah punya putri," balas ibu Daniel tidak peduli.
Daniel menepuk jidatnya. Dia rasa dia memang banyak dosa di masa SMA-nya dulu. Ia pernah berkata pada ibunya dia tidak mau menikah. Hal itu membuat ibunya panik dan sakit selama berhari-hari. Membuat Daniel remaja terpaksa memaksa seorang gadis yang mengaguminya menjadi kekasihnya agar ibunya kembali sehat. Problematika anak remaja kepalang tanggung.
"Ya, tapi bukannya aneh kalau tiba-tiba aku punya anak?" elak Daniel.
"Tidak. Jaman sekarang orang-orang sudah tidak sekolot dulu, Sayang."
Dan hari itu ditutup dengan perkataan ibu Daniel yang tidak bisa dibantah lagi. Daniel hanya pasrah. Karena kalau sampai Daniel membantah, aset apartemen dan uang saku serta kartu kreditnya akan ditarik oleh ibunya. Benar-benar contoh ibu yang sangat perhatian pada anaknya.
.
.
.
.
.
"Niel sayang, kurasa aku punya nama yang bagus untuk cucu pertama ibu," kata ibu Daniel dengan rona wajah bahagia. Bayi yang tertidur di gendongannya tampak damai sekali.
"Siapa, Bu?" tanya Daniel tidak minat.
"Kang Luna!" sorak ibu Daniel.
.
.
.
.
.
Sejak hari itu hingga hari-hari selanjutnya, Kang Daniel berganti status. Dari yang sebelumnya single habis diputus pacar, sekarang menjadi hot daddy yang mengagumkan!
NEXT TIDAK?
Catatan HappinessLee_
Yo! Cerita pertama dari Lee di akun pribadi ^^
Terinspirasi oleh kelucuan Daniel di Superman Return (dan senyum kelinci dia yang kiyowo sekali).
Semoga suka yaaa. Vomment-nya ditunggu! XD
BONUS NIH
Semoga diabetes kalian semua hahaha
KAMU SEDANG MEMBACA
DADDY || Kang Daniel
General FictionKang Daniel itu Hot Daddy. Ia pintar, tampan, dan kaya. Belum lagi punya putri yang lucu seperti Kang Luna. Tapi Daniel punya trauma dengan pernikahan. Kalau Ong Eunwoo itu gadis menyebalkan yang sukanya buat masalah. Bagaimana jika kedua orang ini...