SEVEN

3.8K 366 7
                                    


Ong Eunwoo menatap pria di sampingnya yang menyetir mobil dengan pandangan kagum. Entah kenapa pagi ini suasana hatinya sangat baik. Ia merasa ia dapat menghadapi segala jenis persoalan dalam hidup ini.

Pagi ini ia juga bahagia karena Daniel hanya mengantarnya ke sekolah. Biasanya ada Luna yang selalu merecoki momen berdua mereka. Ia rindu pada Luna sebenarnya, tapi ia juga sangat menikmati waktu berdua dengan Daniel seorang.

"Kalau kau senyum-senyum seperti itu sendirian, kau bisa disangka orang gila," kata Daniel.

Eunwoo hanya tersenyum. Baginya, ia tak masalah dianggap orang gila karena kenyataannya ia sudah gila karena satu orang. Dan itu adalah pria di sampingnya.

"Om, kau yakin akan pergi ke rumah orang tuaku akhir pekan ini?" tanya Eunwoo.

Daniel berhenti sejenak karena lampu merah. Ia mengenggam tangan Eunwoo. Ia menatap Eunwoo yang tampak khawatir sekaligus senang. Ia rasa mood gadisnya pagi ini sangat baik.

"Tentu saja. Kan harus minta izin dulu sebelum membawamu kembali ke rumahku," kata Daniel dengan yakin.

"Baiklah."

Daniel memutuskan bahwa Eunwoo harus tinggal dengan Seungwoo untuk sementara. Eunwoo tidak bisa kembali ke apartemennya yang lama karena deposit apartemennya sudah diambil dan sekarang sudah ada orang baru yang menempatinya.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang menuju SMA Eunwoo. Daniel turun dari mobil dan segera membukakan pintu untuk Eunwoo.

"Wah, tumben sekali Om sangat perhatian," Eunwoo memasang wajah curiga.

Daniel tertawa kecil. "Tuan Putri harus dilayani dengan baik."

"Aku sekolah dulu. Bye, Daddy," Eunwoo mengecup pipinya sekilas kemudian berlari masuk ke sekolahnya.

Beberapa murid yang melihat kejadian itu berbisik-bisik. Daniel tersenyum kecil ketika mendengar beberapa komentar lucu mereka. Ia merasa kembali muda beberapa tahun.

"Wah, Ong Eunwoo kau harus lihat ini," Johye berteriak heboh tiba-tiba.

Eunwoo yang sedang membereskan buku-buku miliknya hanya menatap Johye penuh tanda tanya. Dengan penuh rasa penasaran, Eunwoo ikut mengintip apa yang dilihat Johye di ponselnya.

"SNS sekolah?"

"Iya, ini grup angkatan kita," jelas Johye.

"Memangnya ada berita apa di sana?" tanya Eunwoo yang masih tidak mengerti.

"Kau jadi trending topic di sekolah," jelas Johye. Matanya masih terpaku pada benda kotak tipis itu, seperti menelisik sesuatu.

"Bagaimana bisa?" tuntut Eunwoo.

Ia tidak merasa melakukan hal-hal aneh sepanjang jam sekolah hari ini. Ia datang, duduk di bangkunya, mengikuti pelajaran, dan makan siang dengan tenang. Ia juga tidak membolos jam pelajaran tertentu (walau matematika adalah pelajaran paling membosankan dan menyebalkan).

"Bukankah ini tasmu?" tanya Johye sambil menyodorkan ponselnya tepat di hidung Eunwoo. "Ini keterlaluan."

Ada sebuah foto dengan seorang gadis dan seorang pria yang wajahnya diblur. Walaupun wajah gadis itu tidak terlihat jelas, Eunwoo juga yakin kalau gadis itu adalah dirinya dan pria itu adalah Daniel. Yang membuatnya kesal bukanlah foto yang diambil diam-diam tadi pagi, melainkan komentar-komentar menyebalkan di bawah foto tersebut. Belum lagi caption foto itu yang membuatnya naik darah.

Seorang siswi terlihat datang diantar oleh seorang pria kaya. Wow, aku penasaran berapa dia dibayar.

load previous comment

DADDY || Kang DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang