Daniel memandang sebal pemandangan di hadapannya saat ini. Seharusnya itu menjadi pemandangan yang menyenangkan. Daniel hanya kesal kenapa Luna harus datang ketika Daniel ingin berduaan saja dengan Eunwoo.
Eunwoo sedang bercanda dengan Luna di atas kasur. Orang tua Daniel terpaksa mengantarkan Luna menyusul Daniel ke hotel karena gadis empat tahun itu sejak kemarin malam menangis mencari ayahnya.
"Mom, Luna mau pipis," kata Luna dengan wajah polos.
Eunwoo tersenyum. "Sana minta antarkan Daddy, Luna."
Luna berlari ke arah ayahnya.
"Daddy, Luna mau poop," pinta Luna dengan agak malu-malu. Daniel agak kaget mendengarnya.
"Tadi bilang sama Mommy mau pipis, kenapa sama Daddy jadi seperti itu?" tanya Daniel sambil menggendong Luna menuju kamar mandi.
Dengan telaten Daniel menunggui Luna yang sedang poop. Ia juga mengajak cerita putrinya itu. Bahkan Daniel sempat menanyai Luna bagaimana rasanya punya mama baru seperti Eunwoo.
"Baru juga sehari, Dad," protes Luna. "Tapi Mommy jauh lebih cantik," ucap Luna sambil tersenyum lucu.
"Iya, Mommy-mu memang cantik," aku Daniel.
Daniel mendengar bunyi Eunwoo berlari kecil dan suara pintu dibuka. Ia mengintip lewat pintu kamar mandi. Petugas hotel rupanya mengantarkan sarapan yang tadi Daniel pesan.
"Om, makanannya sudah sampai. Ayo, makan," Eunwoo berteriak.
"Sebentar."
Selesai mengurus urusan alam Luna, Daniel juga membersihkan diri. Ia mandi kilat dan segera bergabung dengan istri dan anaknya yang sudah serius sekali makan. Daniel menggantikan Eunwoo menyuapi Luna. Luna sebenarnya sudah bisa makan sendiri, tetapi entah kenapa hari ini dia kelihatan manja sekali pada Eunwoo. Daniel sampai pusing karena Luna tidak mau disuapi Daniel.
"Aku tidak mau disuapi Daddy!"
Daniel menarik nafas. Ia lelah.
"Luna, makan. Mommy-mu lelah tahu," kata Daniel, tangannya masih setia memegang sendok Luna.
"Memangnya Mommy lelah kenapa? Gara-gara kemarin berdiri lama?" tanya Luna dengan polosnya.
"Itu karena semalam- Aww!"
Eunwoo mencubit pinggang Daniel sebelum pria itu keceplosan membeberkan sesuatu yang tidak pantas didengarkan anak kecil. Daniel meringis sambil mengusap-usap bekas cubitan istrinya itu.
Luna yang memandang kedua orang tuanya hanya mengangkat bahu. Ia mengambil sendok yang tadi dipegang Daniel. Ia memilih makan sendiri. Matanya masih setia memandangi Mommy dan Daddy-nya yang sedang adu argumen itu.
Pagi yang juga panjang untuk Kang Luna.
***
Setelah menikah, Daniel dan Eunwoo memutuskan untuk tinggal di apartemen lama Daniel. Sebenarnya, Daniel memiliki keinginan untuk pindah ke perumahan. Selain tempatnya lebih luas, area perumahan akan baik untuk tumbuh kembang Luna. Luna akan memiliki tetangga dan teman-teman bermain lebih banyak daripada jika tinggal di apartemen.
Sayang, Eunwoo belum mengizinkan. Biaya membeli rumah baru di perumahan sangat banyak. Eunwoo yang belum bekerja dan baru saja lulus SMA, tidak mengizinkan Daniel menghamburkan uang untuk membeli rumah.
"Nanti saja. Tabungan sekolah Luna juga belum cukup, Om," begitu kata Eunwoo.
Daniel tidak masalah sebenarnya. Ia memperoleh gaji yang cukup banyak. Ia bisa membeli rumah dengan DP dahulu, menjual apartemennya, kemudian uang penjualan apartemen bisa digunakan untuk melunasi biaya rumah. Mungkin Daniel akan menangani masalah rumah mereka ini sendiri tanpa Eunwoo. Mungkin ini juga bisa menjadi hadiah kejutan bagi kedua wanita yang paling dia sayangi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DADDY || Kang Daniel
General FictionKang Daniel itu Hot Daddy. Ia pintar, tampan, dan kaya. Belum lagi punya putri yang lucu seperti Kang Luna. Tapi Daniel punya trauma dengan pernikahan. Kalau Ong Eunwoo itu gadis menyebalkan yang sukanya buat masalah. Bagaimana jika kedua orang ini...