Eunwoo mengamati Luna yang sedang bermain boneka di kamar dengan tatapan khawatir. Kejadian tadi siang cukup membuatnya panik. Bagaimana jika dia telat satu menit? Apakah Luna masih bisa bermain boneka di kamarnya seperti saat ini?
Eunwoo mengenyahkan pikiran itu jauh-jauh. Dia tidak bisa terus-menerus berpikiran buruk seperti itu. Mungkin saja wanita itu adalah orang yang tak sengaja lewat. Dia tidak tahu apakah harus memberi tahu Daniel atau tidak.
Pintu apartemen terbuka.
Eunwoo melihat Daniel yang sedikit berantakan sepulang kantor. Luna yang mendengar ayahnya pulang, langsung membuang bonekanya begitu saja dan menghambur ke pelukan sang ayah.
"Luna, bonekanya jangan dibuang-buang," kata Eunwoo, memungut boneka yang terjatuh mengenaskan akibat ulah Luna.
"Kangen Daddy!" Luna mengecup kedua pipi Daniel sayang.
Daniel yang disambut seperti itu oleh putrinya hanya bisa terkikik senang.
"Tuan putri rupanya sudah kangen, ya?" goda Daniel. Ia menggigit kecil pipi gembul Luna.
Eunwoo yang melihat pemandangan indah ayah dan anak itu, hanya bisa tersenyum. Ia selalu menyukai anak kecil. Ia jadi ingin punya keluarga kecil seperti ini.
Daniel menangkap sosok Eunwoo. Ia menyeringai.
"Wah, Mommy juga ikut menunggu Daddy, ya?" kali ini Daniel berjalan menuju Eunwoo.
Eunwoo yang kaget langsung memukul kepala Daniel. Membuat si pemilik kepala meringis kesakitan. Luna yang melihat 'pertengkaran' kedua orang tuanya (dia sudah menganggap Eunwoo ibunya, jadi kita anggap saja begitu), langsung memeluk Eunwoo.
"Mommy jangan pukul Daddy. Nanti adik bayi nakal sama Daddy," kata Luna polos, tangan kecilnya mengusap-usap perut rata Eunwoo.
Eunwoo dan Daniel terdiam beberapa saat. Mereka masih mencerna sikap Luna itu.
Siapa yang mengajarinya hal seperti itu, pikir Daniel.
Eoh? Adik bayi siapa?, batin Eunwoo.
Luna kemudian berlari masuk kembali ke kamarnya setelah memberikan kecupan ke perut Eunwoo, membuat Eunwoo nyaris berteriak. Tapi yang keluar adalah erangan tidak percaya.
"Om ngajarin apa sih ke Luna?" protes Eunwoo, nyaris membentak pria yang lebih tua.
"Aku?" Daniel gelagapan. Bukan dia yang mengajari hal-hal aneh pada Luna.
"Maksudnya apa ada bayi dalam perutku? Memangnya aku melakukan hal itu dengan siapa?" bentak Eunwoo tidak sabar. "Aku gadis baik-baik asal kau tahu saja."
Daniel tidak membalas omongan Eunwoo. Ia hanya berpikir gadis baik-baik tidak akan membentak orang tua dan menuduhnya mengajari yang tidak-tidak.
"Sudahlah. Aku juga tidak tahu kenapa Luna jadi bicara melantur seperti itu," bela Daniel. Ia benar-benar sudah sangat lelah. Pikirannya melayang ke kasurnya empuk.
Eunwoo yang kesal dengan sikap Daniel, memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Melanjutkan acara memaki-maki Daniel sambil memukul boneka Peach. Walaupun kesal, entah kenapa Eunwoo merasa ada sedikit rasa senang di hatinya. Tapi ia lebih memilih menolak fakta itu.
"Om, kita perlu bicara," kata Eunwoo setelah makan malam.
Daniel yang sedang asyik menonton berita di televisi, mengganti atensinya kepada Eunwoo. Ia melirik kamar Luna yang sudah gelap. Putrinya sudah tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
DADDY || Kang Daniel
General FictionKang Daniel itu Hot Daddy. Ia pintar, tampan, dan kaya. Belum lagi punya putri yang lucu seperti Kang Luna. Tapi Daniel punya trauma dengan pernikahan. Kalau Ong Eunwoo itu gadis menyebalkan yang sukanya buat masalah. Bagaimana jika kedua orang ini...