New Friend [BAB 11]

21.7K 1.7K 26
                                    

Warning!

Typo bertebaran. Cerita ngawur dan bisa menyebabkan penyesalan setelah membaca cerita ini :v karena ceritanya ga jelas.😂

®©

Entah siapa yang memulai, bibir mereka kini sudah saling berpagut. Seolah saling menyalurkan perasaan yang mereka miliki.

Alan menggeram frustasi saat sadar bahwa bibir Key benar-benar manis. Ia semakin mengeratkan rengkuhannya pada Key. Tubuhnya seolah mengatakan bahwa ia tidak ingin semua ini berakhir.

Gadis ini membuat ia melupakan masalahnya.

"Awwsstt..." Key meringis saat tubuhnya ambruk di bawah kukungan tubuh Alan. Kini posisinya terbalik, Alan berada di atas Key. Entah sadar atau tidak, Alan kembali menempelkan bibirnya.

Lagi-lagi Alan menggeram.

Tubuh Key ingin hancur rasanya. Alan benar-benar memabukan.

Angin pantai dan deburan ombak menjadi melodi penghantar menuju dunia yang tak satupun dapat memasukinya kecuali mereka. Ya, hanya mereka.

Cukup lama mereka bertahan dalam posisi ini.

Tiba-tiba, Alan menghentikan ciumannya saat merasakan rasa asin di sudut bibir Key. Itu darah.

Mereka saling bertatapan dengan napas yang memburu. Alan tersadar sepenuhnya. Tatapan yang semula lembut dan penuh kehangatan, kini terganti dengan tatapan dingin tak terartikan. Tak lama, Alan bangkit dari posisinya dan pergi meninggalkan Key tanpa sepatah katapun. Dan saat itu juga, air mata Key jatuh.

   ®©

"Hei, kau bilang ingin menenangkan diri? Kenapa kembali?"

Alan berjalan cepat menuju Barak, "Tidak jadi." Hedy mengekorinya.

"Kenapa? Aku rasa kau memang membutuhkan ketenangan."

Alan segera mengganti kaosnya dengan baju tugas Pasukan Chaga, lengakap dengan senjata.

"Aku baik-baik saja."

"Kau yakin?" tanya Hedy ragu. Alan hanya melihat Hedy tajam, "O-oh oke, baiklah... Terserah kau saja." ujar Hedy mengalah.

"Lebih baik, kau berjaga di titik Kampung Hanoi! Aku akan berjaga di perbatasan."

"Baiklah." patuh Hedy.

  ®©

Key duduk di bawah pohon ketapang. Pikirannya masih berkutat pada kejadian beberapa jam lalu, saat bibir Kapten Alan menyentuh bibirnya. Sekarang Key benar-benar kacau. Perasaan cintanya pada Alan semakin besar. Sebelumnya Key tidak pernah merasakan perasaan aneh seperti ini. Hanya Alan lah yang membuat perasaan, hati dan pikirannya kacau secara bersamaan.

Key menyentuh bibirnya. Masih terasa hangat. Manisnya juga masih menempel di langit-langit mulutnya. Bahkan bau tubuh Alan masih menguar dari baju Key. Perlahan ia menutup matanya, meresapkan rasa-rasa yang tersisa dari ciuman tadi. Aku benar-benar gila sekarang! Sangat gila!

"Hei, kau sendiri?"

Key terperanjat. Ia menilai penampilan orang itu dari atas hingga bawah. "A-ah... I-iya aku sendiri." ujarnya dengan mengulas senyum canggung. Matanya memandang seksama seseorang yang kini mendudukan diri di sampingnya. Wajahnya seperti tidak asing. Batin Key.

"Apa tidak masalah jika aku duduk di sini?" tanyanya.

"Ah, tentu tidak."

Gadis itu mengulurkan tanganya, "Hellen." dengan gugup Key membalas uluran tangan gadis berambut pirang itu. "Keyshafara. Panggil saja Key."

"Sepertinya aku baru melihatmu di sini." ujar Key.

"Tentu saja. Aku baru tiba pagi tadi." jawab Hellen. Key menerka-nerka maksud dari pernyataan itu. "Ouh... Kau tenaga medis ya?" tebaknya dan mendapat anggukan dari gadis cantik di sebelahnya.

Hening sejenak. Pasalnya, Key seperti tidak asing dengan wajah disampingnya ini. Ia memang tipe orang yang baik ingatannya. Terutama kepada seseorang yang pernah berbuat baik padanya. Walau hanya dalam sekali lihat.

"Hm... Hellen, apa kita pernah bertemu? Maksudku, wajahmu tak asing bagiku."

Kening Hellen mengerut, "Entah. Mungkin per—"

"Ah, aku ingat! Kau gadis berambut pirang yang beberapa waktu lalu ku temui di toilet restorant! Apa kau ingat?" (Bab 1)

Hellen nampak berpikir. "Apa kau yakin?" tanya Hellen saat ia tak mampu mengingat kejadian yang dikatakan oleh Key tadi.

"Plaster. Kau ingat plaster bergambar? Aku orang yang kau beri plaster karena jarinya berdarah. Ingat?"

Hellen mencoba mengingat, tapi ia tidak bisa mengingat apapun. Melihat ekspresi Hellen yang sepertinya tidak mengingat apapun, Key kembali mencairkan suasana dengan celotehannya, "Sudahlah, tidak apa-apa kalau kau tidak mengingatnya."

"Maafkan aku! Aku bukan pengingat yang baik." Hellen tersenyum canggung.

"Tidak masalah.—Apa sekarang kita bisa berteman?"

"Tentu! Dengan senang hati!"

Mereka bercerita banyak hal termasuk alasan mengapa Key bisa 'terdampar' di pulau Delimun.

Hellen menyeka sudut matanya yang berair karena terlalu keras menertawakan pernyataan Key tentang alasannya berada di pulau ini. Key tidak masalah dengan semua itu. Ia bahkan ikut tertawa. Ia yakin semua orang juga pasti akan menertawakan kenekatannya.

"Berapa umurmu? Sepertinya kau masih sangat muda." tanya Hellen.

"20 tahun."

"Wow... Masih sangat muda. Tapi aku salut dengan keberanian mu."

Key hanya mengendikan bahunya. "Hanya kau orang yang mengatakan itu sebuah keberanian. Biasanya orang akan menganggapku bodoh. Haha..." mereka berdua tertawa. Key rasa, Hellen akan menjadi teman yang baik.

Tawa mereka terhenti saat seorang pria berpangkat Kapten melintas di hadapan mereka. Hellen dan Key nampak terkejut. Alan juga sama terkejutnya saat melihat kedua gadis itu terlihat sangat akrab tapi dia berhasil menutupinya dengan ekspresi dingin tak terbaca.

Dari sekian banyak permohonan yang ia panjatkan pada Tuhan hari ini, kenapa harus permintaan ini yang tidak dikabulkan; Jangan pertemukanku dengan Hellen atau Key untuk hari ini saja.

Tapi lihatlah sekarang! Tuhan mempertemukan Alan sekaligus dengan kedua gadis ini dalam waktu bersamaan.
Hellen dengan segala kenangan masalalu-nya yang ia bawa dan Key dengan kecanggungannya setelah kejadian di ujung pantai tadi.

Key dan Hellen. Mereka sama-sama tercekat. Seakan seluruh pasokan oksigen di muka bumi ini tersapu habis oleh Alan.

Alan melirik mereka berdua bergantian, masih dengan wajah dingin.
********

19 Agustus 2017

Aku rasa, cerita ini makin ngawur ya?😓 Haha... Ora jelas alurne😂

Kalau menurut kalian gimana sih cerita ini? Absurdkah? Atau ancur peke banget? Komen dong...! Biar aku bisa memperbaiki letak kesalahan dari cerita ini. Huhuhu aku juga mau maju, dan untuk maju, aku butuh kritik dan saran dari kalian 😄

Don't forget to vote and comment!😀

For You, Kapten. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang