Keputusan [BAB 26]

24.8K 1.6K 30
                                    

Jika sekiranya, pantas untuk di vote ya monggo di vote (teken bintang) 😂

******
Key terdiam sejenak di dalam mobil. Matanya terpaku pada sebuah papan besar yang tertempel di atas sebuah bangunan bercat putih pudar.

Rumah singgah. Rapal Key dalam hati.

Kenapa Alan membawaku ke sini?

"Ayo, turun, Key!" Key tersadar dari keterdiamannya dan hanya mengangguk kecil sebagai jawaban atas ajakan Alan.

Rumah singgah ini terletak di kawasan puncak yang terletak jauh dari kota. Suasana asri menggeliyar begitu Key keluar dari mobil. Key menyapu pandangan ke sekelilingnya. Sepi. Itulah yang Key lihat. Bukankah seharusnya rumah singgah itu ramai? Kenapa ini sepi? Pikir Key.

Gadis itu akhirnya memutuskan untuk megutarakan pertanyaan yang mengganggu pikirannya, "Kenapa tempat ini sepi?"

Alan berjalan mendekati Key,"Pada jam seperti ini, mereka biasa bermain di taman belakang sebelum nantinya Ibu akan memanggil mereka untuk makan siang," jelas Alan yang kini sudah berdiri di samping Key dengan dua kantong plastik berukuran besar. Satu kantong berisi kebutuhan pokok dan satu kantong lagi berisi mainan anak-anak. Entah kapan pria itu membeli semua barang itu, Key tidak tahu.

"Kenapa kau membawaku kemari?"

"Hanya ingin mengenalkanmu pada mereka."

Key mengangguk paham, "kau sudah sering ke sini?" Alan hanya menganggukan kepalanya.

Baru saja Key ingin membuka suara untuk mengajukan pertanyaan selanjutnya, Alan sudah lebih dulu membuka suara, "Bisakah kita tunda sesi tanya jawabnya? Kantong ini sangat berat Key," keluh Alan.

Key terkekeh mendengar penuturan Alan. "Baiklah, baiklah... Mari kubantu!"

"Kau ambil saja plastik lain di bagasi. Carilah yang sekiranya tidak memberatkanmu."

"Siap, Kapten!" seru Key dengan memberi tanda hormat lalu melangkah menuju bagasi mobil. Alan menggelengkan kepala, melihat tingkah laku Key yang menurutnya sangat lucu.

Alan melangkah memasuki bangunan itu, meninggalkan Key yang masih berkutat pada kantong-kantong plastik di bagasi mobil.

"Assalamualaikum..." Alan memberi salam sembari meletakan kedua kantong plastik itu di atas meja kayu berbentuk persegi panjang.

Tak lama setelah ia mengucapkan salam, seorang wanita paruh baya bertubuh tambun keluar dari arah dapur. "Waalaikumsalam.... -Ya Allah... Nak Alan! Ya ampun, Ibu fikir siapa." Alan menyalami wanita itu dan memeluknya.

"Ibu apa kabar?" tanya Alan.

"Alhamdulillah baik, nak. Kau dan keluarga bagaimana?"

"Alhamdulillah baik juga bu."

"Syukurlah... Kau datang sendiri?" Alan menggeleng dan tepat saat itu Key masuk dengan kantong plastik di kedua tangannya.

"Alan ke sini bersama dia." sontak Ibu menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Alan.

"Oh, istrimu nak? Cantik sekali." Ibu itu menghampiri Key yang masih termangu di ambang pintu. Wajahnya menyiratkan rasa terkejut saat Ibu mengatakan dia adalah istri Alan.

"Siapa namamu, nak?"

"Eh? Engh... K-Key, bu."

"Nama yang manis, seperti orangnya.- Pintar sekali kau mencari istri, Alan... Cantik dan manis."

"Eum... Aku bukan istrinya, bu. Hanya teman." ujar Key dengan senyum canggung menghiasi wajahnya.

Ibu membulatkan mulutnya, sedikit terkejut dan malu karena telah salah menebak. "Oh, benarkah itu? Maafkan Ibu... Ibu fikir anak ini sudah menikah. Ternyata masih belum juga usai masa lajangnya." ibu itu terkekeh pelan.

For You, Kapten. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang