Masalalu dan Perasaan Aneh [BAB 10]

23.9K 1.7K 28
                                    

Belum aku tinjau ulang nih. Sorry kalau ceritanya makin gaje. Bahasanya makin ngwur. Dan typo makin bertebaran 😂

Semua part akan aku revisi kalau ceritanya udah tamat.

Oke, cussss.... Baca aja dah!
.
.
.

Tidak ada yang benar-benar 'baik' ketika sebuah perpisahan terjadi. Apalagi jika itu adalah cinta pertama. Seseorang yang mengenalkan kepada kita tentang arti cinta. (Mungkin) Juga orang pertama yang mengenalkan kita tentang patah hati.
-Nuris Azurra-
®©

Setelah sekian lama Alan menghindari takdir, pada akhirnya takdir itu tetap menggiringnya menuju tempat seharusnya. Memaksa Alan menilik kebelakang, memaksanya untuk mengingat sakit itu lagi. Alan benci mengakui bahwa ia masih memiliki perasaan yang sama seperti dulu pada wanita itu. Mengingat wanita itu telah mengkhianatinya.

Seorang wanita bertubuh mungil itu sedang berada di dalam rengkuhan seorang pria. Tak lama kemudian pria itu melepaskannya dan mengecup singkat kening sang wanita. Mereka saling memperlihatkan kebahagian melalui senyum manis yang mereka lontarkan.

"I love you..."

"Love you too..."

Alan menggeram melihat monitor di hadapannya. "Sialan kau!" teriaknya, tangannya menubruk kasar dinding di sampingnya. Perih dan sakit memang. Tapi rasa sakit di tangannya tak sebanding dengan rasa sakit di hatinya. 7 tahun, Alan menitipkan hatinya pada wanita itu, tapi dengan mudahnya dia berpaling. Bahkan selama dua tahun wanita itu menempuh pendidikan di luar negeri, tak sedikitpun terlintas untuk berpaling pada wanita lain.
Tapi wanita itu...
Sialan! Alan benci mengetahui fakta ini!

Enam bulan lalu ia mendengar kabar dari rekannya yang berada di negara yang sama dengan kekasihnya (Hellen) bahwa wanita itu sering terlihat bersama dengan seorang pria. Awalnya Alan tak menanggapi semua itu, tapi perubahan sikap Hellen membuat Alan berani bertindak. Satu bulan lalu, ia menaruh cctv dan penyadap suara di apartemen Hellen. Dan... Ya, inilah yang ia dapat. Sebuah penghianatan.

"Arggg...!" Alan berteriak melepas beban yang menggelayut di pundaknya. Sekarang Hellen berada di pulau yang sama denganyanya, itu artinya, semakin sering ia melihat luka masalalu. Luka yang sudah lama ingin ia lupakan.

Alan menjambak rambutnya frustasi. Perlahan tubuhnya meluruh di atas pasir putih yang menghampar. Air laut membasahi sebagian tubuhnya tapi ia tak peduli. Ia juga tak perlu khawatir jika ada yang melihatnya kacau seperti ini karena ujung pantai ini jarang dilalui orang.

Alan terdiam cukup lama. Bayang-bayang masa lalu terus saja berputar di otaknya bagai ragkaian film. Sejenak ia teringat sesuatu, matanya melirik jari manis yang dilingkari sebuah cincin. Sekarnag ia benci apapun yang menyangkut masa lalu dan pengkhianatan. Dengan kasar, ia menarik cincin tersebut lalu menatap sendu benda itu.

"Argghh...!" Dengan sekali hentak, ia melemparnya kesembarang arah.

Jika dulu Alan melihat cincin itu sebagai pengingat bahwa dulu hidupnya pernah 'hidup' dengan adanya Hellen (cek part Ring bab5) kini pandangan Alan telah berbeda, Alan melihat cincin itu sebagai pengingat tentang pengkhianatan masalalu.

Alan menghelah napasnya kasar. Kemudian ia merebahkan diri di hamparan pasir putih. Menengadahkan wajahnya pada sang surya dengan mata terpejam. Hari ini ia meminta Hedy menggantikannya. Dan pria itu mengiyakannya, sebab Hedy tahu Alan sedang tidak baik-baik saja setelah bertemu dengan masalalunya. Saat ini ketenangan lah yang Alan butuhkan.
Terdengar tidak profesional mungkin. Tapi Alan sungguh membutuhkan ketenangan.
Setelah hari ini berlalu, ia berjanji akan bersikap profesional sebagaimana mestinya. Ia akan menghadapi Hellen dan masalalunya.

For You, Kapten. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang