Wajib baca part ini ya biar paham untuk lanjut ke part berikutnya.
Warning! Typo bertebaran.
Oke, I hope your enjoy guys...
🎍
Key mengacak frustasi rambutnya. Dia lelah sekaligus bingung, kenapa naskahnya selalu ditolak penerbit? Apa yang salah dengan tulisannya? Key merasa tulisannya kali ini sangat hebat. Tapi sepuluh penerbit menolak mentah-mentah karya tulisnya.
Dengan mata sayu, Key berusaha membaca ulang tulisannya untuk melakukan revisi yang kesebelas kali. Niatnya ia akan mengirimnya lagi. Ya... Semoga saja kali ini dewi fortuna berpihak padanya, "Aku rasa ini tidak buruk. Tanda baca benar, huruf rapih tanpa typo, bahasa sangat sopan. Argghh... Apa yang salah?" geramnya. Mengusap wajah dengan kasar.
"Key, jalan yuk!"
Key menoleh, melihat kakaknya sedang bersender di ambang pintu kamarnya. "Males, Bang." ujarnya sambil menenggelamkan wajahnya diantara kedua lutut yang ia lipat.
Rendy menatap adiknya horor. Aneh dengan tampilan dan wajah Key yang kusut tidak seperti biasanya yang selalu ceria. Rendy berjalan mendekti adiknya, lalu mendudukan diri di samping Key.
"Kenapa? Ada masalah?" tanya Rendy lembut. Tangannya mengusap rambut legam Key. Gadis itu menggeleng lemah.
"Cerita kali, kalau ada masalah. Jangan ditutupin."
"Naskahku ditolak lagi, Bang."
"Pfttt... Hanya karena itu kau murung seperti ini? Hei... Kalau ingin sukses harus gagal dulu sayang." Rendy menatap geli adik semata wayangnya sambil menahan tawa.
"Tapi ini sudah kesepuluh kalinya naskahku ditolak penerbit. Huh... Aku tidak tahu kenapa seprti itu. Aku rasa tulisanku tidak buruk."
"Cerita yang kau kirim itu selalu sama atau berbeda?"
"Sama."
Tawa yang sedari tadi Rendy bendung kini pecah sudah. Bodoh sekali adiknya ini, sudah tahu naskah satu itu selalu di tolak tapi tetap saja dikirim lagi. Kenapa dia tidak mencoba mengirim cerita yang berbeda?
Key terperangah. Apa yang lucu?Gadis itu memukul kepala abangnya yang durhaka ini. "Ck... Ini alasan kenapa aku tidak ingin cerita denganmu. Kau sama sekali tidak membantu." cebik Key.
"Keluar sana. Aku sedang tidak tertarik mendengar ejekanmu." ucapnya lalu kembali memfokuskan diri pada laptop putih kesayangannya.
Rendy mengusap ujung matanya yang berair, mengehentikan tawanya. "Oke, maaf. Lagian kau ini bodoh atau apa? Kenapa harus memaksa mengirim cerita itu terus? Cobalah mengirim naskah yang lain."
Key menatap malas Rendy, "Menurutku ini cerita yang hebat, Bang."
Rendy tahu adiknya ini memilki bakat yang hebat dalam menulis. Sejak kecil memang menulis dan berkhayal adalah hobinya. Mungkin bukan ceritanya yang buruk, hanya saja cara penyampaiannya yang belum bisa membuat orang tertarik.
"Coba kau tunjukan tulisanmu pada Shella, siapa tahu dia bisa memberi masukan positif untukmu." ucap Rendy.
Key menatap Rendy dengan satu alis terangkat, seolah bertanya, siapa dia?
"Dia kekasihku. Shella bekerja sebagai editor di majalah terkenal. Siapa tahu dia tahu masalah dalam tulisanmu."
"Bukannya kekasihmu itu Amel? Gadis berpakaian kurang bahan itu." sindir Key.
"Aku sudah putus dengannya minggu lalu. Dan sekarang Shella adalah kekasihku."
"Oh, God... Playboy sekali abangku ini." Rendy terkekeh. Memang kenyataanya seprti itu. Dia memang playboy.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You, Kapten. [END]
Chick-LitTentang mereka yang bertemu di tanah 'berdarah'. Tentang mereka yang mencintai namun 'Berbeda'. Tentang mereka yang saling terluka dengan keadaan. ® Keyshafara Aghata atau akrab disapa Key adalah seorang penulis berusia 20 tahun yang nekat menyusup...