#8. Teman

190 18 16
                                    

Keyla Adinda POV

Aku kecewa tapi tidak bisa berbuat apa-apa,

Aku marah tapi tidak bisa berbuat apa-apa ,

Aku sedih tapi tidak bisa berbuat apa-apa,

Aku hanya bisa diam seperti orang bodoh, ingin menangis pun rasanya aku sudah bosan .

' Ken. Apa kamu tahu kalau aku sangat mencintai kamu? '

Kamu satu-satunya orang yang mengisi ruang hati ku yang kosong selama ini , kamu orang yang selalu membuatku tersenyum dan bahagia. Aku rindu saat-saat itu , saat kita menertawakan hal-hal bodoh sekalipun , aku juga rindu saat kamu selalu memelukku saat aku sedih . Aku rindu kamu yang dulu.

Di balkon ini kita selalu bersama tapi sekarang aku hanya sendiri dan merasa sepi . Sebenarnya masalah apa yang kamu hadapi sampai kamu jadi seperti ini.

Aku menghela nafas dalam-dalam membayangkan keadaan dulu dan sekarang yang terasa seperti mimpi buruk .

" Kamu gak masuk kelas ?" Aku kaget mendengar suara seseorang tiba-tiba. Ku lihat Romeo menatap ku dengan nafas kurang beraturan, dia pasti berlarian mencariku.

Aku melihat lagi luka di wajahnya , aku selalu merasa bersalah melihat luka Romeo di tambah lagi Demian yang aku tahu siapa yang sudah melakukannya pada mereka, Kenzo.

" Ada apa? " Tanya nya lagi yang merasa aku abaikan . Romeo memang sangat dingin, tapi begitu perhatian bahkan dengan hal kecil . Tapi sikap nya sangat sulit ku tebak .

Aku hanya menggeleng lalu mengalihkan tatapanku ke depan karna aku tidak tahu harus menjawab apa pada Romeo.

" Demian baik-baik saja " Katanya lagi yang membuatku sedikit lega mendengar keadaan Demian , tapi tetap saja mata ku tidak bisa di bohongi karna aku melihat sendiri keadaan Demian yang kacau dan penuh luka karna Kenzo.

" Heh, kenapa diam saja? " Katanya dengan agak kesal karna aku tidak mengatakan apapun untuk menjawab pertanyaannya.

Ini aneh, biasa nya dia yang selalu diam dan mengabaikanku . Tapi di saat aku ingin diam dia malah banyak bicara.

" Aku sedang bicara denganmu Dinda, kenapa diam saja? " Sungutnya yang membuatku agak kesal dengan kebawelannya.

" Kenapa kamu gak bisa diam , aku lagi gak mau ngomong " Kataku yang membuatnya sedikit terkejut menatapku.

" Oke. Kalau gitu aku pergi! " Ucapnya lalu berbalik untuk meninggalkanku.

" Jangan " Cegah ku yang refleks begitu saja . Aku akui aku butuh teman di saat seperti ini.

" Untuk apa aku di sini? " Tanya nya yang membuatku bingung harus jawab apa, rasanya ada perasaan gengsi untuk mengatakan alasan sebenarnya.

" Bukannya kamu bodyguard ku? Turuti saja perkataanku !" Aku pun mendapatkan alasan itu.

Ku lihat wajah Romeo berusaha menahan kekesalannya , dia lalu berjalan sedikit dan duduk bersandar di tembok balkon. Maafkan aku , tapi jangan tinggalkan aku sendiri. Setidaknya akhir-akhir ini Tuhan memberikanku dua orang lelaki yang senantiasa menghibur dan melindungiku .

Ingatanku pun kembali memikirkan tentang Kenzo , berpikir keras bagaimana aku bisa membuatnya kembali lagi seperti dulu. Jika saja Ken mau bercerita masalahnya padaku , setidaknya aku sedikit mengerti apa yang harus aku lakukan . Tapi Ken sama sekali tidak pernah bercerita apapun tentang masalah yang terlihat berat untukku , dia hanya mengatakan kalau ini adalah masalah keluarganya dan aku tidak akan mengerti .

The Bodyguard LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang