DUA PULUH : Tentang Alvin

23K 1.3K 23
                                    

"Al." Panggil Jennie pada Alvin yang masih tiduran di kursinya.

"Kenapa?"

"Nanti sibuk nggak?"

"Enggak. Kenapa emang?"

"Itu.."

Jennie sebenarnya ingin mengajak Alvin pergi berdua sepulang sekolah ini. Kencan? Ya pokoknya dia ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Alvin. Jennie mempunyai sebuah rencana di kepalanya.

"Itu lho.. emm.."

"Kenapa sih? Ngomong aja, Jen."

"Ngedate.." Jawab Jennie dengan suara yang sangat pelan.

"Mau kemana?"

Syukurlah Alvin tidak mempunyai gangguan pendengaran. Alvin bisa mendengar suara Jennie sekalipun sangat pelan. Pendengarannya kelewat bagus atau memang telinganya yang peka terhadap suara Jennie?

"Terserah kamu."

"Wah.. ini.."

"Kenapa?"

"Fase berbahaya dalam sebuah hubungan. Pekerjaan terberat seorang lelaki."

"Maksudnya?"

"Cowok harus mikir ekstra mau jawab apa, ketika ceweknya bilang terserah."

"Ya tinggal jawab kamu maunya kemana kan?"

"Tapi cowok selalu salah, Jen."

"Aku yang selalu salah di mata kamu!"

Baru mau mulai jalan-jalan romantis mereka malah bertengkar lagi. Padahal Jennie sudah menyatakan perasaan sayangnya kepada Alvin kemarin. Jika biasanya Jennie yang menghancurkan romantisme mereka, sepertinya kini giliran Alvin yang secara tidak sadar melakukannya. Kalau Jennie dulu kan memang sengaja. Haha.

"Terserah kamu aja, sayang."

Alvin yang lebih dulu memulai pembicaraan kembali. Sayang sekali Jennienya lagi sensi. Soalnya Jennie sudah punya niatan baik demi Alvin, tapi malah reaksi seperti ini yang dia dapatkan.

"Asalkan sama kamu kemana aja aku mau."

"Gombal."

"Ke neraka juga rela kalau berdua mah."

"Sana ke neraka sendiri!"

"Emang nggak nangis kamu kalau aku mati?"

Ekspresi Alvin berubah.. sedih? Tapi nada bicaranya masih terdengar bercanda. Lelaki yang membingungkan. Pantas Jennie tidak bisa memahami Alvin yang lebih sulit dari soal matematika.

"Jen?"

"Kamu tuh.."

"Ya udah maaf kalau bikin kamu marah."

"Aku nggak marah."

Jennie mengelak dan Alvin hanya tersenyum. Setidaknya untuk saat ini perkataan dan nada bicara Jennie menandakan kemarahannya sudah mereda.

"Kita mau jalan kemana?"

"Ke tempat yang kamu suka."

"Hem?"

Jennie menggenggam tangan Alvin tiba-tiba, lalu dia menatap pacarnya serius.

"Aku tuh.."

Omongan Jennie sempat terputus. Dia membuang pandangannya ke bawah lalu memainkan jari-jari Alvin.

"Aku pengen tau lebih banyak tentang kamu. Kan kamu tau segalanya, ya nggak segalanya mungkin, tapi banyak hal tentang aku yang udah kamu tau. Sedangkan aku kayak nggak tau apapun tentang kamu. Tau tapi cuma dikit, itu juga kalau kamu cerita, selebihnya enggak. Aku kan kemarin-kemarin.. cuek sama kamu. Jadi sekarang.."

Possessive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang