Bayangan Ibu

107 13 0
                                    

Disekitar perumahan yang masih minim penerangan terdapat kehidupan sepasang suami istri yang sepertinya tidak mendapati kebahagiaan di pernikahannya.

Suatu ketika, si istri mengandung anak dan usia kehamilannya sudah menginjak 8 bulan. Selama itupun si suami sibuk mencari uang untuk biaya lahiran anaknya sampai tidak pernah memperhatikan keadaan ibu dan calon bayinya.

Ketika jarum jam menunjukkan pukul 9 malam. Si istri menggerung kesakitan. Sepertinya ini saatnya ia untuk melahirkan. Terlihat jelas kepanikan dari raut wajah si suami. Dan sampai akhirnya "oekk" suara tangisan bayi memecahkan ketegangan saat itu.
Raut wajah bahagia tergambar jelas dari keduanya.

Waktu pun berlalu.
Ketika anaknya sudah menginjak usia 6 tahun, sikap si suami mulai berubah. Ia menjadi pribadi yang lebih kasar dan pemarah.

Suatu hari, si suami pulang dalam keadaan mabuk berat. Mendobrak-dobrak pintu layaknya rentenir yang menagih hutang.
Si istri membuka pintunya, ia kaget mendapatkan suaminya yang tengah sempoyongan dan meracau tidak jelas. Aromanya tubuhnya pun sangat menyengat.

Si istri memberi tahu si suami untuk tidak lagi menyentuh alkohol. Tapi si suami terus menolaknya.
Malam itu mereka bertengkar hebat, disaat anak semata wayangnya sedang menginap di rumah neneknya.

Dalam keadaan setengah sadar si suami mengambil pisau dapur dan menghujam berkali-kali ke tubuh si istri.
Setelah si suami mulai kelelahan, tanpa sadar ia tidur di sofa tepat di samping mayat istrinya.
.
.

Cahaya fajar mulai timbul. Angin malam mulai berlalu. Mata samar si suami langsung menangkap bayangan kejadian semalam. Ia melihat mayat istrinya masih tergeletak di sana.

"Dari dulu ia hanya bisa menyusahkanku saja" gerutunya.

Ia bergegas memindahkan mayat si istri ke kebun belakang rumah, dan dimakamkan secara tidak layak.

Tepat jam 8 pagi, semua sudah terlihat seperti tidak ada kejadian apapun. Si anak sudah kembali, dia bersiap dan bergegas pergi sekolah. Ia sempat lama menatap ayahnya.
Si suami keheranan melihat sikap anaknya.

Tepat seminggu setelah kejadian itu. Si suami menatap wajah anaknya dan berkata
"Apa ada yang ingin kau sampaikan?"

Si anak mengerutkan dahinya, "Aku hanya heran, mengapa ibu selalu berdiri di belakang ayah?"

----------------------------------------------------------
Jika ada yg ingin repost silahkan izin terlebih dahulu dan cantumkan nama pembuat cerita.
Tolong hormati karya penulis. Agar tidak kopi paste sembarang.

Untuk para readers silahkan di votement. Jangan hanya bisa menjadi silent readers :)

Creepy Pasta and RiddlesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang