Ep. 6

6.5K 1K 153
                                    

Cermati Author Note di bagian akhir!

--

Taeil bungkam ketika netranya merekam tiap gerakan perempuan di hadapannya.

Namanya Cheon Hwa Ri. Sedikit banyak ia mengetahui siapa perempuan tersebut sekalipun perempuan tersebut bahkan tidak mengetahui siapa dirinya.

Agak sulit untuk mendeskripsikan hubungannya dengan Hwa Ri, tapi ia punya andil atas kehidupan perempuan tersebut.

"Kau harus banyak minum air putih agar tubuhmu tidak mudah ambruk," ujar Hwa Ri menyentak Taeil dari alam bawah sadarnya.

Ketika Taeil sadar, Hwa Ri sudah ada di hadapannya dengan segelas air putih dan vitamin.

"Vitamin?" tanya Taeil yang dibalas anggukan oleh Hwa Ri.

"Supaya tidak lemas. Kenapa? Tidak suka yang bentuk pil?"

Taeil menggeleng, menyahut gelas dan pil dari tangan Hwa Ri dan menenggaknya bersamaan.

Hwa Ri mendudukkan tubuhnya pada kursi di sebelah kasur Taeil, memperhatikan lelaki di hadapannya dengan saksama.

"Kenapa kemarin tidak masuk?" tanya Hwa Ri setelah Taeil menghabiskan air di dalam gelasnya.

Lelaki tersebut terdiam beberapa saat, atensinya menghindar dari atensi Hwa Ri.

"Aku... sakit."

Hwa Ri mendengus, memukul lengan Taeil pelan, "dasar, jadi lelaki itu jangan lemah. Jaga kesehatan dong."

Taeil menatap Hwa Ri lekat, kemudian mengangguk.

Cukup lama, Taeil larut dalam atensi Hwa Ri sedangkan Hwa Ri sendiri gelagapan ditatap oleh sepasang atensi Taeil yang menatapnya penuh selidik, begitu dalam, mencoba masuk untuk entah mencari sesuatu di dalam atensinya.

"Moon Taeil?" ujar Hwa Ri memecah konsentrasi Taeil untuk menatapnya lebih dalam.

"Ah, maaf." Secepat kilat, Taeil mengalihkan perhatiannya ke arah lain dengan kikuk.

Hwa Ri mengusap tengkuknya gugup, "yeah, tidak pa-pa."

"Eum... ada lagi yang kau butuhkan? Aku perlu kembali ke kelas."

Taeil bergeming membuat Hwa Ri berpikir bahwa tugasnya disini selesai.

"Sepertinya tidak ada, kalau begitu--"

"Drama musikal."

Hwa Ri mengernyitkan dahinya ketika Taeil memotong ucapannya.

"Apa?"

Taeil kembali menatapnya lekat.

"Hari itu kau bermain drama. A Midsummer Night Dream sebagai Puck. Kenapa sekarang berhenti bermain teater?"

Serentetan kata yang Taeil ucapkan berhasil menghimpit jantungnya kuat, melempar ingatannya pada kejadian dua tahun silam. Hari dimana ia terlalu dini untuk mengerti semuanya.

--

20 Februari 2015

"Lalala... Tralalalala...."

Seorang gadis bersenandung dengan diiringi gerakan balet acak-acakan itu adalah Cheon Hwa Ri saat menginjak umur 16 tahun.

Kakinya bergerak kesana kemari, melompat, berjinjit, dan berputar layaknya penari balet sampai akhirnya jatuh karena tersandung botol minumannya.

別 の 世 界Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang