Ep. 18

4.2K 678 64
                                    

Seoul dini hari terlihat sedikit lebih sepi, tapi gemerlap di beberapa tempat masih menunjukkan eksistensinya, begitupun minimarket yang masih siap sedia melayani selama 24 jam.

Keadaan dalam mobil Sehun hening, Sehun yang fokus menyetir dan Hwa Ri yang sibuk menikmati pemandangan Seoul pada dini hari.

"Kita mau kemana?" tanya Hwa Ri memulai percakapan, ia menoleh ke arah Sehun yang mengemudi dengan fokus.

"Huh?" Sehun menoleh ke arahnya dan mengedikkan bahu. "Aku belum memikirkannya. Kau punya ide Hwa?"

Hwa Ri mengerjitkan dahinya dan mengembuskan napas panjang. Siapa yang mengajak sih sebenarnya?

Gadis dengan rambut terurai asal yang memakai jaket Sehun— yang terlalu lebar untuknya, sehingga membuat tubuh kecilnya terbungkus— itu menggembungkan pipinya, kedua netranya menerawang keluar jendela sembari berpikir.

"Hmm... pergi ke pasar malam saja bagaimana? Aku sudah lama tidak bermain disana. He he. Tidak keberatan 'kan ahjussi?" tanya Hwa Ri sambil memainkan kedua alisnya menggelikan.

Sehun mengerjit jijik kemudian mengangguk. "Hentikan tingkahmu yang aneh Hwa, kita pergi ke pasar malam."

"Yay!" pekik Hwa Ri seraya tertawa, diikuti pria di sebelahnya yang ikut mengulum senyum melihat tingkah gadis remaja di sebelahnya.

***

Hwa Ri benar-benar hampir melupakan luka di kakinya, sehingga tanpa berpikir terlebih dahulu, ia memutuskan pergi ke pasar malam.

Masalahnya?

Masalahnya pasar malam itu ramai bukan main meski dini hari, sehingga ketika Sehun menawarkan hal semacam, "Karena kakimu masih belum pulih, aku akan menggendongmu Hwa." Hwa Ri rasanya hampir menjatuhkan rahangnya.

Digendong di depan umum dengan penampilannya seperti ini? Memalukan sekali.

"Kau akan tetap duduk di tempatmu sambil mengigit bibir dan semakin mempermalukan dirimu hm? Cepat naik Hwa," ujar Sehun memecahkan monolog Hwa Ri.

Gadis belia itu menatap punggung di hadapannya masih dengan ragu-ragu. "Ahjussi, ini akan jadi memalukan. Kau tidak malu menggendong gadis dengan perban di kaki dan rambut acak-acakan serta bau ini? Apalagi, aku pakai baju rumah sakit!" Hwa Ri mencebikkan bibirnya khawatir.

Sehun membalik tubuhnya, memajukan tubuhnya ke arah Hwa Ri hingga membuat gadis itu harus memundurkan tubuhnya. Hwa Ri merasakan napasnya tercekat ketika wajahnya dengan Sehun tinggal sejengkal. "A-apa yang m-mau ahjussi lakukan?"

Sehun memiringkan kepalanya, membuatnya semakin gugup dan dengan bodohnya malah menutup mata

Sehun mengambil sejumput rambutnya lantas berkata. "Rambutmu tidak bau Hwa."

Hwa Ri sontak membuka kedua matanya, melotot ke arah Sehun yang menatapnya dengan polos seraya mengangkat kedua alis. Ia merutuki sikap bodohnya dalam hati kemudian meringis kesal lantas mendorong tubuh Sehun agar menjauh dari tubuhnya. "Apa-apaan sih ahjussi?!"

Pria itu terkekeh. "Kau bilang rambutmu bau, jadi aku berinisiatif menciumnya. Salah?"

Tentu saja salah, kukira kau akan menciumku tua bangka! batin Hwa Ri menggerutu kesal.

Sehun kembali berjongkok dan membelakangi dirinya. "Ayo naik."

Hwa Ri mengembuskan napas panjang kemudian melingkarkan lengannya pada leher Sehun perlahan, diikuti tubuhnya yang jatuh di punggung lebar pria 9 tahun di atasnya tersebut. Gadis berusia 18 tahun itu merasa jantungnya akan keluar dari tempatnya ketika tangan kekar Sehun meraih pahanya dan menahannya di pinggul pria tersebut.

別 の 世 界Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang