Ten

1.9K 160 2
                                    

20.00 Seoul, rumah Lisa
"Haaah...kenapa aku sial begini sih!" Ujar Lisa sambil mengganti perban lukanya.
"Wajar saja....si Jungkook juga charming sekolah....aku mungkin akan menghadapi ini setiap hari..." gerutu Lisa. Setelah selesai mengobati lukanya, dia lalu melihat handphonenya dan memainkannya.
"Ck. Bahkan dia tidak menanyai kabarku?? Dia marah karena apa ya?? Orang aneh...marah ga jelas!" Gerutu Lisa sambil membuka kotak pesan yang bertuliskan Jungkook.
Lisa lalu merebahkan dirinya di atas kasur dan menatap langit langit kamarnya.
"Haaah....aku masih tidak mengerti kenapa dia bisa sesakit itu....aku bahkan belum bertemu orang tuanya..." ujarnya pada diri sendiri.
"Aku mengakui kalau aku hanya pintar dipelajaran... aku tak bisa berfikir secara lebar sedikitpun...itulah mengapa aku iri dengannya..." ujar Lisa lagi.
Kring! Kring!
Handphone Lisa berbunyi sehingga mengagetkannya dari lamunannya.
Ternyata, Jungkook yang menelepon.
"Yeobeosseo??"
"Apa yang kau lakukan?!" Teriak namja itu yang langsung mengagetkan Lisa.
"Kau kenapa lagi sih orang aneh!" Balas Lisa ilfeel dengan Jungkook.
"Kau mencuri buku matematika ku yang baru! Buku itu tidak ada dirak! Arg! Kau pencuri!" Ujar Jungkook marah marah lewat telepon.
"Eh? Maaf, aku lupa! Aku lupa bilang kalau aku minjam! Aku benar benar lupa!" Ujar Lisa lalu mengecek tas ranselnya. Buku matematika yang dia pinjam diam diam dari rumah Jungkook ada di dalamnya.
"Aigoo!! Aku besok akan ulangan!! Kau harus tanggung jawab!! Aku tidak mau tahu!!"
Tit!
Telepon itu lalu terputus begitu saja.
"Hah! Dasar tidak sopan!....aku terpaksa harus mengantarkan buku ini deh! Lisa babo! Kenapa bisa sampai lipa sih?!!" Ujar Lisa menyalahkan dirinya sendiri.
Dia lalu bersiap siap. Ia menganti bajunya dengan sweater, dan membwa tas nya. Ia lalu keluar dari kamar dan pergi menemui ibunya untuk minta izin.
"Bibi Seol, dimana eomma??" Tanya Lisa setelah lelah mencari ibunya keliling rumah.
"Oh, nyonya lagi keluar karena ada rapat mendadak dengan perusahaan...ada apa non??"
"Bi, tolong bilang ke eomma kalau aku keluar sebentar...aku ingin mengantarkan buku temanku yang aku pinjam, soalnya dia butuh..."
"Baiklah non! Hati hati dijalan!"

🌹🌹🌹🌹
     "Kau ini!!" Ujar Jungkook dan langsung mengambil buku matematika itu dari tangan Lisa.
     "Kan tadi aku bilang maaf. Sesusah itukan kau memaafkan orang lain hanya karena hal kecil??" Tanya Lisa kesal.
     "Kalau gitu, aku masuk kerumahmu ya! Aku ingin berada di kamarmu! Kamarmu nyaman sekali!" Ujar Lisa girang.
     "Aniya!!"
Brak!!
     Jungkook menghempas pintu utama rumahnya keras. Lisa marah dan kesal dengan sikap Jungkook. Dia sampai di usir mentah mentah dari rumah Jungkook. Dengan terpaksa, Lisa lalu berbalik badan dan berjalan pelan menuju keluar halaman rumah Jungkook yang mewah itu.
     "Ya! Kemarilah..." ujar seorang namja dari belakang Lisa. Tampaklah Jungkook berdiri didepan pintu yang sedang terbuka. Lisa lalu menoleh dengan muka kesal.
     "Kenapa?? Toh kau tidak peduli padaku!" Ujar Lisa kesal dan membuang mukanya dari Jungkook.
     "Aku butuh kau sekarang..." ujar Jungkook lembut.
     Lisa pun mendekati Jungkook karena Jungkook bersungguh sungguh.
     "Wae?? Eodiyo??(kenapa?? Dimana??)" ujar Lisa.
     "Dikamarmu??" Lanjutnya lagi.
     "Tidak! Ditaman saja..." ujar Jungkook menutup pintu dan membawa beberapa buku.
     "Aish...pelitnya.." ujar Lisa kesal. Lisa pun mengikuti Jungkook dari belakang. Jungkook memang orang yang kaya. Taman rumahnya begitu besar dan berlampu saat malam hari. Jungkook dan Lisa akhirnya berhenti di bangku dan meja yang terletak ditengah tengah taman.
     "Kenapa tidak didalam saja?? Disini dingin tau!" Ujar Lisa mengelus elus kedua tangannya.
     "Jangan banyak alasan! Kau saja pakai sweater!" Ujar Jungkook dan mulai fokus pada bukunya.
     "Aish.. jahatnya...apa yang kau butuhkan??" Ujar Lisa dengan kesal.
     "Ajarkan aku yang ini.." tunjuk Jungkook sambil menyodorkan buku cetaknya. Lisa lalu merapatkan duduknya disamping Jungkook dan mulai fokus pada buku yang disodorkan Jungkook.
     "Baiklah! Kita mulai.." ujar Lisa sambil membolak balik buku cetak matematika itu.
     "Ini sangat mudah! Kau hanya tinggal masukkan ini ke rumus yang ini! Lalu kau akan--..." ujar Lisa terhenti saat melihat wajah Jungkook. Dia tidak sadar bahwa dirinya sangat dekat dengan Jungkook. Plus Jungkook yang sedang menatapnya kali ini.
     "Y-ya..." ujar Lisa pelan.
     "Kau berjanji padaku saat itu....kau bilang, aku boleh menciummu saat kau sudah menjadi pacarku bukan??" Ujar Jungkook sangat pelan seperti sedang berbisik.
     "Y-ya...k-kau..."
     "Biarkan aku melakukannya..." ujar Jungkook dan perlahan mendekatkan wajahnya ke Lisa. Perlahan, bibir Jungkook mendarat di bibir Lisa. Lisa hanya terkejut dan tak bisa melakukan apa apa.
     "Igae mwoya??(apa ini?)kau.." ujar Lisa dengan muka shoknya setelah Jungkook selesai menciumnya.
     "Wae??" Tanya Jungkook kesal pula.
     "A-aniyo...dwaesseo.." ujar Lisa menunduk dan menyuruh Jungkook untuk melanjutkan belajarnya.
     "Baiklah, bagaimana caranya mencari yang ini tadi??" Ujar Jungkook kali ini serius.
     Lisa yang melihat Jungkook seriuspun langsung menghilangkan pikiran negatif itu.
     "Kau cukup memasukan rumus ini, lalu ini! Kau akan dapat hasilnya..." ujar Lisa diikuti kecupan Jungkook dikeningnya.
     "Ya! Stop it!" Ujar Lisa kesal.
     "Sireoyeo...(tidak mau)" ujar Jungkook cuek.
     "Jjinja!!" Balas Lisa.
     "Ahahaha! Arraso arraso! Lanjutkan.." ujar Jungkook tertawa dan mengacak acak rambut Lisa. Lisa dengan kesal pun melanjutkan pelajaran itu.

I'm not a bad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang