Sixteen

1.3K 112 1
                                    

     Lisa mengendap endap masuk kedalam sebuah rumah ketika dirinya mendapatkan sedikit bantuan dari Suga.
     "Hey anak muda...sedang apa kau disini..."
     Lisa lalu menghentikan langkahnya dan berbalik kebelakang ketika seorang namja yang sudah berumur berdiri dibelakangnya.
     "Anyyeong paman! Aku pacarnya Jungkook! Apa dia ada dirumah?? Jika dia ada, aku ingin memberinya kejutan..." ujar Lisa berbicara pelan.
     Namja itu terdiam sejenak. Kemudian, dirinya menampilkan wajah riangnya.
    "Ayo masuk masuk!" Ujar namja itu lalu mendorong Lisa sampai ke ruang televisi. Namja itu lalu menyajikan jus jeruk kepada Lisa.
     "Terimakasih ahjusssi! Tapi, aku hanya ingin langsung menemui Jungkook sekarang...." ujar Lisa tersenyum dan berdiri.
     "Oh! Silahkan!" Lisa lalu beranjak menaiki tangga menuju lantai 2. Sekarang, dia tengah berdiri di depan sebuah pintu berwarna putih. Iya, dia tahu itu kamar Jungkook. Namun ia masih ragu untuk masuk. Dibukanya pintu perlahan, dan dia masuk kekamar Jungkook dengan mengendap endap. Tidak mungkin dia menyerah begitu saja, sedangkan dia bolos hanya untuk melakukan hal ini. Dia juga ingin memberitahukan Jungkook bahwa dia akan pindah sekolah. Itu karena dia terlalu banyak diskors. Namun, untuk sekarang dia menyimpannya dulu.
     "Jungkook-ahh?" Jungkook kelihatan tampan saat sedang tertidur. Lisa menarik kursi belajar Jungkook dan duduk disamping ranjang Jungkook. Diletakkannya sebuah cake yang dibawannya tadi diatas meja belajar Jungkook.
     "Haruskah aku menunggumu untuk bangun??" Ujar Lisa tersenyum dan mengelus rambut Jungkook pelan. Lisa menguap. Dia berdiri dan menyembunyikan cake itu di sebalik buku diatas meja Jungkook.
     "Aku takut aku akan tertidur....nanti, suprisenya tidak jadi deh..." Lisa menggenggam tangan Jungkook dan perlahan mendekatkan wajahnya ketelinga Jungkook.
     "Saengil chukae jagiya..."

                     ⚫️⚫️⚫️⚫️
     Lisa perlahan membuka matanya. Dan dugaannya akan tertidur itu benar terjadi. Ia melihat Jungkook yang tidak berada lagi diranjangnya. Berarti, Jungkook sudah bangun. Lisa melihat sekeliling. Ia mencari Jungkook keseluruh ruangan kamarnya. Tidak ada. Satu lagi yang belum diperiksa Lisa. Yaitu kamar mandi. Lisa diam dan mendekatkan telinganya kekamar mandi. Benar saja, di dalam ada suara keran yang sedang mengalir. Jungkook mandi??
     Pintu membuka secara tiba tiba dan membuat Lisa terkejut. Perlahan dia mundur karena melihat muka marah Jungkook.
     "Kau mengintip ku??"
     "A-ani...akh...."
     Karena Jungkook terus maju dan Lisa terus mundur, Lisa tersandung sebuah benda dari belakang. Dengan sigap, ia memegang tangan Jungkook agar tidak terjatuh kebelakang. Karena tak sempat menahan, kedua nya jatuh tepat di ranjang dengan posisi Lisa di bawah badan Jungkook.

Deg! Deg! Deg!
     "Y-ya...mi-mianhae..." ujar Lisa menatap wajah Jungkook yang berada diatas wajahnya.
     Lisa mendorong tubuh Jungkook dan segera berdiri.
"Kenapa kau bisa tertidur dikamarku Lisa-ssi??" Tanya Jungkook dan memasang bajunya.
"Umm....karena aku ingin memberitahukanmu sesuatu Jungkook..."
"Apa??"
"Jakkaman..." Lisa lalu mengeluarkan sebuah keik dari sebalik buku diatas meja belajar Jungkook.
"Saengil chukae...,jagiya..." ujar Lisa seraya tersenyum dan menyodorkan keik itu pada Jungkook. Jungkook hanya diam.
"Hanya ini yang bisa aku berikan padamu....kau bisa memilih kado apa yang kau inginkan dariku..." ujar Lisa dengan senyum manis yang enggan menghilang dari wajahnya. Jungkook tersenyum dan berjalan kearah Lisa. Tiba tiba, Jungkook tersandung dan kehilangan keseimbangan, sehingga kue itu hancur dimukanya.
"Pffft....bwahahahahaha!" Tawa Lisa terlepas melihat kejadian itu. Dia sampai berguling guling di kasur Jungkook karena perutnya yang sakit akibat tertawa.
"Kau merencanakan ini?!"
"Haha...hey! Jangan salah sangka dulu dong! Aku tadi juga tersandung karena benda itu..." ujar Lisa menyudahi tawanya. Sedangkan Jungkook berusaha membersihkan mukanya yang berlepotan keik mentega itu. Lisa bangkit dan membantu membersihkan bekas keik itu.
     "Ck! Jangan sentuh! Dan berhentilah tertawa itu tidak lucu!" Ujar Jungkook dan berusaha mencari sesuatu.

Lisa POV
     "Kau mencari apa kook??"
     "Aku mencari,....bukan urusanmu!" Aku tahu dia sedang mencari kamar mandi.
Brak!
     Dia menghempas pintu kamar mandi dengan keras. Aku lalu kesal melihatnya. Kulihat benda yang membuat aku dan Jungkook tersandung tadi. Eoh? Tongkat baseball ternyata! Aku lalu mengingat kejadian dimana aku ingin memukuli Jungkook di rumahku waktu itu. Cepat cepat kusingkirkan tongkat baseball itu dan memasukkannya ke kabawah kolong tempat tidur.
     Aku memperhatikan sekelilingku. Pantas saja kami bisa terjatuh sebab kamarnya sangat berantakan! Tidak pantas di sebut kamar, lebih tepatnya kandang ayam. Aku baru menyadari hal itu. Aku menghela nafas panjang dan mulai membersihkan kamarnya. Aku juga membersihkan sisa sisa keik yang terjatuh dilantai. Setelah selesai, aku lalu menghempaskan tubuhku diranjang. Jungkook keluar dari kamar mandi dan ikut menghempaskan badannya diranjang bersamaku.
     "Kuenya hancur! Itu tidak lagi surprise buatku! Kau mengacaukannya! Jika kau berhasil memberikan surprise itu, mungkin kau tak akan ku mintakan hadiah yang sulit...ck! Namun aku salah besar ya..." aku melirik Jungkook. Apa??
     "Maksudmu??"
     "Maksud aku, karena kau menghancurkan surprisenya sebagai gantinya...." ujar Jungkook lalu duduk. Dia memintaku untuk duduk juga. Lalu kami duduk berhadapan.
     "Cium aku..." ujar Jungkook sontak membuatku kaget.
     "Mwo!" Aku berusaha lari. Namun dia mencengkram tanganku kuat.
     "Kau mengacaukannya! Kau bilang tadi hadiah untukku aku boleh mengatakannya sendiri bukan??"
     Jantungku rasanya mau copot. Karena tak ada jalan lain, aku duduk kembali dengan tertunduk, tak berani menatap wajahnya.
     "Berikan Chu mu padaku..." ujar Jungkook dengan senyum setannya.
     "Aku tahu kau bercanda Jungkook...haha tapi itu tidak lucu."
     Sret!
     Dia memegang pinggangku dengan tangan kirinya, mendekatkan dudukku padanya. Sedangkan tangan yang satunya lagi dia gunakan untuk menahan tanganku.
     "Aku tidak bercanda! Lakukanlah..." ujar Jungkook dengan tatapan tajam, dan berbicara dengan lembut, namun menusuk hati. Aku sungguh gemetaran. Jadi, aku membolos demi hal ini dan ini balasan yang kudapatkan dari membolos itu?? Seharusnya, aku tak usah repot repot datang kesini. Oh tuhan! Kau memberkati hari ini dengan hari yang paling sial dalam hidupku! Aku menutup mataku rapat. Sangat rapat. Perlahan, aku mendekatkan wajahku wajahnya. Kemudian.....terjadilah! Namun tak lama. Aku langsung melepaskannya.
     "Sudah selesai!"
     "Ummm tapi terlalu singkat untukku....begini saja deh..." ujar Jungkook mengeluarkan smirk nya sehingga membuatku tambah bergetaran.
     "Jika kau melakukan kesalahan fatal seperti lagi ini maka...." ujar Jungkook menunjuk nunjuk bibirnya dan terpampanglah senyum setannya. Sumpah ini memang hari tersialku!

                          ⚫️⚫️⚫️⚫️
"Jadi, kau bolos demi aku?? Benarkah begitu??" Jungkook memandang wajahku seakan akan sedang menghafal rumus matematika untuk diujiankan besok.
"Tentu saja! Sebenarnya, aku menyesal melakukan hal ini jika tahu akhirnya bakal seperti ini..." ujarku kesal dan membung muka ku dari hadapannya.
"Sudah kubilang takdir itu tidak bisa diubahkan?? Kau itu sangat keras kepala! Tidak percaya-"
"Kejadian ini hanya kebetulan! Ini tidak takdir bagiku! Hal ini tidak terlalu besar bagiku!" Ujarku marah. Dia menyimpulkan kata kata takdir dengan sangat salah.
"Oh? Benarkah begitu?? Jadi kau ingin menyiumku setiap hari??" Ujar Jungkook tersenyum senang.
"Bukan itu maksudku Kookies iblis!" Ujarku memukul lengannya kuat. Tapi, dia seperti tidak merasakan apa apa.
"Dan menurutmu.....takdir itu yang bagaimana??" Ujar Jungkook kai ini serius. Aku juga kurang yakin dengan jawabanku nantinya.
"Takdir?? Menurutku, takdir itu adalah masa depan yang bisa kita ubah jika kita selalu mau melakukan hal itu....tapi menurut orang tidak begitu...kebanyakan orang lebih pasrah dan menyerahkan takdir itu kepada Tuhan...." ujarku lalu memandang lurus kedepan. Pamandangan sore di balkon kamar sangat indah dan menyejukkan mata.
"Begitukah?? Takdir apa yang mau kau ubah nantinya??" Tanya Jungkook polos dan menatap wajahku.
"Hmmm...aku belum menemukannya....yang jelas, aku ingin takdir ku untuk masa depan sangat bercahaya dan menyenangkan diriku maupun orang orang disekitarku..." ujarku lalu tersenyum menatap wajahnya.
"Terimakasih atas sarannya Lis...itu sangat membantu menenangkan hatiku..."

⚫️⚫️⚫️⚫️







Bersambung...
Hehehe maaf lama update...soalnya kecanduan nih baca ff orang yang leeebiiiih bagus dari punya gue...gue jujur...tapi, gue sih tetap sportif! Jangan lupa vomentnya ya! Semangatin authornya dong supaya bisa update terus...hehehe!


Sampai jumpa pada episode sepanjutnya.

I'm not a bad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang