Two

3.8K 231 1
                                    

Seorang yeoja sedang stress berat kerena suaminya. Yeoja itu adalah seorang direktur usaha showroom mobil. Yeoja itu mengamuk dan menghempaskan seluruh barang diatas meja riasnya.
Prang!!
Barang barang berbau kaca di atas meja rias itu hancur dibuatnya. Ia menangis ter isak isak sambil memegang dadanya.
"Non! Nona kenapa non!!" Teriak pelayannya yang berlari kearah yeoja itu untuk menenangkan yeoja itu.
"Bibi Seol...aku tak tahan lagi dengannya...sedangkan anak ku masih remaja dan masih banyak perjuangan yang harus dilakukannya....naega eotteoke haeya??(apa yang harus aku lakukan??).." ujar yeoja itu menangis sejadi jadinya dan terduduk diatas kasur. Bibi Seol merangkul dan menenangkan yeoja itu.
"Saya akan membantu nona sebisa saya....saya tidak akan membiarkan nona kecil terlibat masalah anda....saya janji..." ujar bibi Seol kepada yeoja itu.
"Gomawobta..." ujar yeoja itu masih dengan menangis sejadi jadinya.

🌹🌹🌹🌹
Lisa lalu bergegas pergi ke perpustakaan untuk bertemu sang ketua osis, Jisoo. Mereka sudah berjanji lewat chat akan bertemu di perpustakaan saat jam istirahat. Untungnya, perpustakaan sekolah dekat dengan kelasnya. Sesampainya disana, Lisa mendapati seorang yeoja yang dicarinya tengah duduk membaca buku di meja no. 5.
"Anyeong eonni! Maaf memintamu untuk datang... kau pasti terganggu.." ujarnya membungkukkan badan pada Jisoo.
"Aniya...gwenchana...wae gurae??" Tanga Jisoo sambil menatap muka Lisa yang terlihat cemas. Lisa lalu cepat cepat duduk dan merapatkan dirinya di samping Jisoo.
"Eonni, apa kau tahu...ada seorang badboy disekolah kita??" Ujar Lisa dengan nada suara berbisik.
"Oooh...aku tahu mereka...mereka adalah badboy yang terkenal di sekolah kita..." balas Jisoo dengan berbisik juga.
"Kenapa eonni tidak cerita pada ku sebelumnya?? Mereka ada 3 orang tadi..." ujar Lisa.
"Bukan 3...tapi, 7...." ujar Jisoo membisikkannya dekat dengan telinga Lisa.
"Kenapa mereka dibiarkan berkeliaran seperti itu?? Jisoo eonni, kau kan Ketua Osis..." ujar Lisa marah sekaligus kesal.
"Aku tak bisa Lisa...salah satu dari mereka adalah seorang anak direktur sekolah ini... anak itu suka membalikkan fakta pada ayahnya saat mengadu, sehingga yang terkena masalah adalah orang yang tak bersalah..." ujar Jisoo dengan muka yang khawatir.
"Siapa anak direktur itu??"
"Jeon Jungkook...dia pemimpin dari ketujuh badboy itu... mereka juga terkenal sebagai badboy yang kaya raya...selain itu, mereka juga namja yang digemari, bahkan yeoja yeoja disini banyak yang menjadi penggemar mereka..." terang Jisoo.
"Mmmm....baiklah kalau begitu. Terimakasih infonya eonni! Aku ingin pergi kekelas dulu...anyeong!" Ujar Lisa berlari keluar perpustakaan.
'Mengapa semua orang takut pada si preman yang gak tahu diri itu?? Hanya karena dia seorang anak direktur sekolah ini?? Hah! Dasar! Kalian semua pengecut..'

🌹🌹🌹🌹
Tok! Tok! Tok!
Lisa mengetuk sebuah pintu ruangan yang bertuliskan BK didepan pintunya. Saat ini, adalah jam pulang sekolah tepat jam 5 sore. Lisa ingin mengadukan badboy tadi ke guru BK. Dia sama sekali tidak takut pada namja namja brengsek itu.
"Anyeonghasemnika..." Ujar Lisa perlahan membuka pintu ruangan itu karena tidak ada yang menyahut ketukan pintunya. Dia tidak mendapati guru BK didalam, tetapi 7 namja yang sedang asyik duduk disofa dengan kegiatannya masing masing. Termasuklah ketiga badboy yang dilihat Lisa tadi pagi. Para badboy itu lalu memandang kearah Lisa secara bersamaan.
"Sudah kuduga pahlawan kesiangan itu akan datang kemari untuk mengadukan kita..." ujar namja pertama, yang dilihat Lisa di belakang WC tadi. Namja itu sibuk memainkan handphonenya dengan mengunyah permen karet.
"Boleh juga! Selain cantik, kau berani juga ya..." ujar namja yang sedang meliriknya.
"Apa yang kalian lakukan di ruangan ini? Ruangan ini dulunya suci, tapi sekarang tidak, karena ternodai oleh kalian.." ujar Lisa dengan muka datar dan tak peduli reaksi mereka.
"Wah! Dia memang berani!" Ujar salah seorang namja bertepuk tangan sambil menunjuk kearah Lisa.
"Sudah! Biarkanlah dia berkritik! Tak usah dengarkan omongan sampahnya itu..." ujar namja pertama tadi. Lisa dapat melihat name tag di seragam namja itu bertuliskan "전 정국"
(Jeon Jungkook). Berarti, dia lah si anak direktur. Pantas saja dia berani beradu mulut dengan Lisa.
"Mohon maaf tuan Jeon Jungkook! Kau telah salah berbicara seperti pada seseorang..." ujar Lisa masih berdiri di depan pintu dengan gaya yang santai.
"Oh! Benarkah??! Kau siapa? Kau sebut dirimu special??" Ujar Jeon Jungkook berhenti memainkan ponselnya dan melirik tajam ke arah Lisa. Lisa masih bergaya cuek meskipun telah di usir dengan raut muka Jungkook yang mengancam.
"Oh, iya! Aku belum mengenalkan siapa aku...aku adalah wakil Osis disini...mohon maaf tuan Jeon Jungkook! Anda tidak bisa diterima dengan sikap anda yang seperti ini..." ujar Lisa dengan nada yang terlihat sangat kesal dengan kelakukan Jungkook yang seenaknya saja.
Jungkook bangkit dari duduknya. Perlahan, dia berjalan ke arah Lisa dengan mata yang melotot begitu tajam.
Brak!!!
Kemudian, dibantingnya pintu ruang BK itu, sehingga Lisa tidak bisa keluar. Jungkook mendorong Lisa kedinding dengan kasar, seperti yang dilakukannya kepada seorang yeoja tadi pagi. Kini, Lisa terkunci dengan kedua tangan Jungkook. Jungkook menghadap ke wajah Lisa dengan muka sangat marah.
"Sebelumnya, tidak ada yang berani melawanku seperti kau..." desisnya pelan.
"Apa yang ingin kau lakukan pada gadis itu agar dia jera Jungkook??" Ujar namja yang lain.
"Entahlah! Enaknya, diapain ya??" Ujar Jungkook masih melihat tajam kearah Lisa. Kini, kaki Lisa bergetar hebat, karena dia tahu, dia tidak akan lolos dari preman preman yang jago berkelahi ini. Tapi, ia mencoba melawan ketakutannya itu.
"Apa yang akan kau lakukan ha?!! Jangan..." ujar Lisa terpotong sebab sebuah bibir membungkam mulutnya cepat. Lisa terkejut dengan hebat, dan berusaha memisahkan kepala Jungkook menjauh dari bibirnya. Tapi, itu tak berhasil. Jadi, Lisa berpikir dengan berteriak akan ada seseorang yang menolongnya. Sayangnya, cara itu juga tidak berhasil. Tak punya pilihan lain, Lisa lalu menendang perut Jungkook dengan kasar, sehingga pada akhirnya ciuman itu pun terlepas.
"Apa yang kau lakukan??" Ujar Lisa dengan suaranya yang semakin melemah.
     "Sudahlah Jungkook! Biarkan dia lolos...dia sangat imut!" Ujar seorang namja yang tegah mengemut permen lolipop sambil memainkan ponselnya.
     "Baiklah! Kau aman sekarang..." ujar Jungkook melepaskan Lisa.
Plak!!
     Satu tamparan mendarat dipipi Jungkook dengan kasar. Lisa langsung segera berlari keluar ruangan itu. Sambil berlari, Lisa menangis dan ia sibuk mengusap usap airmatanya. Kemudian, Lisa pulang kerumah menggunakan bus.
                              
                            🌹🌹🌹🌹
     Lisa memegang sebuah nampan yang berisikan bubur ayam dan juga air mineral untuk ibunya. Bibi Seol menjelaskan, bahwa ibunya tiba tiba deman dan tak bisa bangkit karena pusing. Kini, Lisa perlahan membukakan pintu untuk masuk kedalam kamar ibunya. Lalu, Lisa menaruh nampannya di meja, yang terletak disamping kasur ibunya.
     "Eomma....ayo makan...Lisa suapin nih..." bujuk Lisa pelan.
     Ibunya lalu membalikkan badan ke putri sulungnya itu.
     "Tidak...aku sudah kenyang anakku..." ujar ibunya sambil mengelus rambut Lisa pelan.
     "Bohong! Bibi bilang eomma belum makan apapun dari tadi..." ujar Lisa marah dan cemberut pada ibunya.
     "Appa eodiyo??(ayah dimana??) mungkin, eomma butuh dia..." ujar Lisa lagi sambil mengambil telepon dari meja.
     "Hajima!! Eomma hanya butuh kamu! Baiklah...suapi eomma..." ujar ibunya sambil memperbaiki duduknya.
     "Wae gurae?? Kenapa eomma tidak ingin bersama appa??" Tanya Lisa.
     "Biarkan appa mu bersenang senang dengan pekerjaannya...jangan ganggu dia mencari nafkah sayang..." ujar ibunya pelan sambil mengode kan dengan tangan agar Lisa duduk disampingnya dan menyuapinya.
     Lisa pun mengurungkan niatnya menelepon ayahnya. Ia lalu melakukan perintah ibunya untuk menyuapi beliau.
                              
                          🌹🌹🌹🌹
     Lisa dengan cepat masuk ke kelasnya agar tidak bertemu badboy yang sangat berbahaya itu. Ia lalu duduk dikursinya, sambil mengeluarkan buku pelajaran fisika. Ia mulai belajar dengan mencorat coret buku yang ada di dimejanya dengan pena. Perasaannya sangat marah, kesal, benci, semua itu menjadi satu karena si badboy Jungkook yang jadi targetnya.
     Sangking bencinya, Lisa tak merasa bahwa ia telah mencoret coret bukunya tidak jelas, bukan mencari rumus.
     Ia mengeluarkan ponselnya dari sakunya dan ingin mengirimkan pesan pada Miss Seojeong, yang bertugas di ruang BK tersebut. Ia minta bertemu di ruang BK saat jam istirahat. Hatinya tidak tenang. Jika begini terus, mungkin ia akan berakhir dirumah sakit jiwa.
     "Hai Lis! Apa yang kamu lakukan? Kita ada pr hari ini??" Ujar seorang yeoja menepuk pundak Lisa pelan, dan menyadarkan gadis itu dari lamunan nya.
     "Ani...aku hanya ingin belajar fisika saja...tidak ada pr hari ini..." ujar Lisa menggeleng pelan pada Jennie, yeoja yang bertanya padanya tadi.
     "Kau kenapa?? Tidak enak badan ya?? Kau pucat dan terlihat khawatir...wae gurae??" Tanya Rose sambil meletakkan tangannya di kening Lisa.
     "Tidak...aku- hanya kurang istirahat kemarin karena eomma ku sakit.." ujar Lisa berbohong.
     "Baiklah! Salam cepat sembuh untuk ibumu dari kami ya.." ujar Jennie menepuk pundak Lisa pelan, lalu meninggalkan Lisa sendiri di meja belajarnya.

                           🌹🌹🌹🌹
     "Miss tau kamu tidak bersalah...tapi, bisakah kamu tudak membuat masalah lagi dengan mereka??" Ujar Miss Seojeong lembut kepada Lisa.
     "Kenapa Miss?"
     "Dia adalah anak direktur yang tidak akan segan membalikkan fakta tentang dirimu....tahun lalu, sudah 30 orang yang dikeluarkan dari sekolah karena ulahnya..." terang Miss Seojeong.
Kini, Lisa mengerti kenapa semua orang takut pada Jungkook.
     "Terimakasih karena miss sudah ingin mendengarkan ceritaku...aku janji tidak akan berurusan lagi dengannya.." ujar ku sambil membungkukkan badan.
     "Tidak apa apa...datanglah kemari, jika kau ada masalah lagi...miss akan memberimu solusi, tapi mungkin tidak banyak..." ujar Miss Seojeong tersenyum pada Lisa.
     "Ne! Terimakasih Miss.." ujar Lisa balas tersenyum. Lisa lalu percaya apa yang dibilang oleh Jisoo mengenai si badboy Jungkook itu. Kini, Lisa harus menghindari pria yang sangat berbahaya disekolah ini.

                           🌹🌹🌹🌹

    

I'm not a bad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang