7

360 20 1
                                    

"Hai nin,belum pulang?" Suara itu terdengar tidak asing ditelinganya. Ternyata itu Langit.

"Belum"

"Ngapain bengong disini? Hati hati loh ntar ada yang masuk"

"Biarin aja daripada kosong"

"Kok lo cemberut gitu?"

"Bukan urusan lo"

"Mau gue antar pulang?"

"Ga usah, makasi"

"Eh lo tau ga-"

"Ga"

"Gue belum selesai ngomong syetan"

"Maap, gue ga tau"

"Lo tau ga sekarang tu lagi banyak penculikan anak perempuan dibawah umur"

"Terus?"

"Lo ga takut pulang sendiri? Ntar kalau lo diculik gimana?"

"Emang ada yang mau nyulik gue?"

"Ada"

"Siapa?"

"Adalah pastinya"

Entah apa yang membuat mereka semakin dekat, Langit itu bikin nyaman, kadang dia ngebosenin kadang juga gemesin.

----

Disaat itu pula gue melihat Algio pulang dengan seorang cewek yang terlihat familiar.

Siapa dia?

Agatha?

Agatha sama Algio? Pulang bareng? Di antar Algio?
Demi apa tu anjuu! Ini ga bisa gue biarin, ga nyangka dia se munafik itu!

Tanpa sadar air mata udah menggenang di pelupuk mata gue.

"Lo gapapa?" tanya Langit.

"Ngit, ternyata gue bodoh ya?"

"Maksud lo?"

"Ternyata selama ini gue sahabatan sama orang munafik"

"Siapa yang munafik?"

"Gue ga nyangka aja selama ini gue cerita bagaimana perasaan gue ke Algio selalu sama dia tapi apa nyatanya?
Dia malah nikung gue, ga nyangka dia se anjing itu!"

"Eh nin lo ga boleh ngomong kayak gitu. Jadi cewek yang sama Algio tadi sahabat lo?"

Bukan menjawab pertanyaan dari Langit, gue malah menangis sejadi jadinya.

Tiba tiba Langit narik tangan gue.

"Ngit lo apaan sih? Lepasin ga? Gue bilang lepasin" tapi tangan Langit semakin kuat mencekram lengan gue.

"Lo harus pulang sama gue!" paksa Langit.

Gue terpaksa pulang dengan Langit.

Sampainya di parkiran gue bertemu dengan Algio dan Aghata.

Gue menatap Agatha dengan tatapan tidak percaya atas kemunafikan nya.

Agatha menatap gue dengan tatapan isyarat Maaf, nanti gue bisa jelasin.

Algio menatap gue dingin dan berpaling.

Gue ga bisa nahan sakit yang ada di hati gue. Gue ga percaya apa yang terjadi ini semuanya nyata.

"Algio! Lo benar benar berengsek!"

Algio diam tidak bergeming.

"Gue tau lo ga suka sama gue tapi setidaknya lo jangan sama sahabat gue, lo tau seberapa sakit yang gue rasa?"

ErroneoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang