Chap 22

1K 133 1
                                    

Kenapa ini gak berakhir 😭😭.
Mau aku endingin tapu gak bisa-bisa.
Waktunya 😂😂 duh sok sibuk..
Pingin cepetan up FF baru tapi pingin endingin ini dulu.
Oke abaikan curhatan gaje aku.

.....................

Sudah tiga hari setelah kejadian sehun tangannya terluka. Hari ini sehun diantar Dio ke rumah sakit untuk mengganti perban lukanya.

"Lukanya bagus. Benangnya saya ambil dan satu minggu lagi kontrol untuk memastikan lukanya kering atau tidak", kata dokter setelah menyelesaikan membalut luka sehun.
"Kumawo dok", kata sehun.
"Berarti satu minggu lagi kami kesini ya dok?", tanya Dio.
"Tidak perlu. Anda bisa melakukan nya di klinik kampus atau rumah sakit terdekat", jelas dokter.
"Dan ini resep obatnya. Tolong dihabiskan", kata dokter lagi.
"Ne. Kamshamnida dokter", kata Dio menerima resep dari dokter.

Dio dan sehun menuju farmasi rumah sakit untuk menebus obat sehun.
Setelah selesai mereka pulang.
"Kau sudah bisa mengemudi kan hun?", tanya Dio saat perjalanan pulang.
"Mungkin".
"Besok kau bisa pergi sendiri. Aku tidak akan mengantarmu lagi".
"Wae?, apa kau akan menjauhiku lagi?".
"Ani... Aku mungkin akan sering di rumah unnie dan menyelesaikan revisi tugas akhir dan laporanku dirumah".
"geure, tapi aku boleh mengunjungimu bukan dirumah Nuna?".
"Tentu saja".



Akhir-akhir mendekati wisuda. Dio disibukan dengan sidang tugas akhir dan persiapan wisuda.
Membuatnya jarang punya waktu dan bahkan bertemu sehun dikampus tanpa sengaja pun tidak bisa.

"Di, apa kau sudah mengumpulkan Tugas akhirmu?", tanya taehyung pada kyungsoo yg sedang menikmati makan siangnya.

"Aku baru mau mengumpulkannya setelah ini. Wae?".

"Aku baru menyelesaikan revisiku dan baru dalam proses penjilidan.
Dan tenggang waktunya sampai besok".

"Lakukan cepat atau kau akan wisuda tahun depan. Dan chim akan lari dari kau", goda Dio dengan tertawa kecil.

"Yak!, apa kau mendoakanku berpisah dengan chim".

"Aniya".

"Dasar. Ah lalu bagaimana kau dengan sehun?".

"Kau penasaran sekali.
Atau jangan-jangan kau mata-mata sehun. Selama ini sehun mengetahui keadaanku darimu?", tanya Dio penuh selidik pada taehyung.

"A aniya Dio~ya.
Kau berlebihan, aku hanya bertanya apa tidak boleh?", elak Taehyubg berusaha menutupi kegugupannya karna memang benar Taehyung adalah informan sehun.
Selama sehun jarang sekali bertemu Dio.

"Sudahlah aku mau ke ruang dosen dulu, mengumpulkan Tugas Akhirku", kata Dio dan beranjak dari kursinya.
Tanpa sengaja dia menabarak seseorang dan menjatuhkan Tugas Akhirny.

"Ah, mianhae", kata Dio mengambil buku TA nya.

"Ah, lihat siapa ini", seru seseorang yg bertabrakan Dengan Dio.
Dio menatap orang tersebut, setelah mengambil buku TA nya.

"Kau, Dio kyungsoo.
Masih memberi harapan pada sehun bahwa kau memberi kesempatan kedua padanya.
Apa kau tidak tau malu hah?!.
Lihat dirimu.
Sudah dicampakan kemudian dipungut kembali", kata orang tersebut remeh.
Sontak kata-kata yg dilontarkan orang itu membuat semua mata tertuju pada mereka.

Dio hendak melangkah mendekati orang itu, Tapi taehyung menahan bahu Dio.
Dio melepaskan tangan taehyung dan menatap taehyung, mengangguk seolah berkata 'kwaenchana'.

"Lim yoona!", kata Dio tidak kalah lantang pada orang yg bertabrakan dengannya.
Dan ternyata itu yoona.

"Malu?!. Yang harusnya malu itu kau!.
Kau bahkan dicampakan ketika seseorang itu sadar bahwa kau tak lebih berharga dari ku.
Kau yg harusnya malu.
Lihat, kau masih terus berusaha mengejarnya bukan?.
Tapi asal kau tau.
Jika barang itu tidak berharga maka tidak akan dipungut lagi.
Aku tidak menyesal dicampakan.
Karna ketika aku dicampkan, alasannya hanya seseorang yg tak jauh lebih berharga dariki.
Jadi kau yg harusnya malu!.
Dan satu lagi.
Berhentilah mengemis pada Sehun.
Itu menjatuhkan harga dirimu Yoona!.
Dan fokuslah pada studimu, apa kau tidak malu tidak lulus tahun ini, malah sibuk mengurusi ku.
Apa kau takut kalah denganku?.
Lucu sekali seorang 'Lim yoona' kalah oleh 'Dio kyungsoo' yg jauh lebih tidak cantik darinya", kata Dio tersenyum remeh menatap yoona.
Kemudian Dio berlalu melewati yoona dengan menyenggol bahu yoona, diikuti taehyung dibelakangnya.

Kepergian Dio membuat semua orang dikantin bertepuk tangan dengan kata-katanya.

Karna bukan rahasia umum lagi. Kalau persaingan diantara Yoona dan Dio itu sangat terlihat setelah insiden daehwi melabarak yoona dan sehun ketika sehun ketahuan berkhianat dari Dio.

Sepertinya Dio memang harus berterima kasih pada daehwi.
Karna sejak saat itu, Dio jadi lebih berani melawan yoona ketika yoona mengganggunya.
Karna dulu Dio lebih memilih diam ketika dirinya tau sehun berkhianat.

Yoona masih bediri diam tidak percaya dengan apa yg Dio katakan barusan.
Dio dulu tidak sejahat itu ketika berbicara.
Kali ini yoona benar-benar dipermalukan.

"Ah, dan Yoona", kat dio berhenti dan berbalik lagi menatap kearah yoona, dan yoona berbalik menatap Dio.

"Harusnya kau mundur sekarang. Kau tentu tau kalau sehun sebenarnya tidak pernah memilihmu.
Kau tidak lebih dari pelampiasan rasa jenuhnya.
Pada dasarnya Cinta akan menemukan jalannya kembali.
Kembali kepada Takdir cinta sebenarnya", kata Dio tegas penuh keyakinan.
Entah mendapat kekuatan dari mana Dio bisa mengatakan hal itu.

Taehyung yg sahabatnya pun tak percaya. Karna setahu taehyung Dio belum memutuskan untuk menerima sehun kembali. Tapi dengan yg barusan Dio katakan?.
Hanya Dio yang tau apa sebenarnya yg sedang Dio lakukan pada sehun.
Tapi itu bukan sebuah harapan palsu yg Dio berikan pada sehun.

Dio akhirnya pergi meninggalkan kantin, diikuti Taehyung.
Taehyung mengantar Dio pulang. Diperjalanan Taehyung bertanya.
"Dio boleh aku Tau sesuatu?".

"Apa?, kau mau menanyakan perihal perkataanku?, lalu kau akan memberitahu sehun.
Tidak semudah itu. Yang aku bisa katakan hanya satu 'Aku sedang membangun kepercayaanku' itu saja.
Dan jangan bertanya apapun lagi.
Simpan rasa penasaranmu itu.
Aku bukan tak percaya padamu Tae.
Aku hanya ingin segalanya terlihat jelas dengan caraku. Dan aku tidak mau terjatuh di tempata dan luka yang sama".

"Geure...".

Kita tinggalkan Dio dengan segala hal yang ingin dia rahasiankan.
Dan biarkan cinta menemukan jalannya.
Cinta itu memang buta. Namun bukan cacat tidak bisa melihat ketika sebuah kepercayaan telah diabaikan.
Dan ketika kepercayaan itu dihancurkan dan berusaha dibangun kembali.
Itu akan sangat sulit, bahkan jika mampu membangun kepercayaan lagi.
Itu tidak akan sama dengan sebelumnya.

Cinta itu memang buta.
Tapi tidak cacat.
Dan keduanya itu sangat berbeda.

Seluruh Nafas Ini (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang