11 - With You

13K 796 46
                                    

Bagaimana rasanya bila acara berbelanja di sebuah minimarket ditemani oleh seorang lelaki tampan yang berdiri tegak di sampingmu. Mendorong trolly belanjaan dengan kemeja tergulung sampai atas siku yang menampilkan otot-otot lengannya dengan tidak tau malu. Membuat para pengunjung termasuk para kaum hawa, harus menelan mentah-mentah pemandangan yang entah di sengaja Rey berikan bagi mereka yang dengan terang-terangan menatapnya dengan penuh mintat. Plus sebuah rangkulan yang Rey berikan di pinggang ramping Arata. Menunjukkan kepemilikan penuh atas diri perempuan yang sedang berdiri tegak di sebelahnya.

Minggu ini Rey menghabiskan seluruh waktu liburnya bersama Arata. Menemani setiap langkah kaki kekasihnya kemanapun Arata pergi. Seperti saat ini misalnya, Membeli kebutuhan sehari-hari dengan belanjaan untuk beberapa hari kedepan.

Pergi berbelanja seperti ini tidak hanya pertama kali Rey lakukan. Ia akan menyempatkan diri untuk menemani Arata kemanapun kekasihnya itu inginkan. Alasan yang sesungguhnya kenapa ia ingin sekali ikut menemani Arata berbelanja adalah, bahwa Rey selalu mendapati beberapa lelaki menatap Arata dengan mata menyorot  penuh minat. Ketika untuk pertama kalinya ia melakoni rutinitas seperti ini, tidak hanya satu atau tiga lelaki lajang yang menatap gerak gerik kekasihnya. Hal itulah yang paling tidak dia inginkan. Meski ia bisa saja memberikan ultimatum super mengerikan kepada mereka.

Protektif dan Posesif. Sifat Dominan yang akan selalu melekat sempurna jika menyangkut Arata.

"Apalagi?"

Rey tidak pernah memprotes setiap detail ketika kekasihnya itu menaruh segala keperluannya ke dalam trolli. Namun ketika kekasihnya itu menyentuh dua buah sayur dengan menimbang-nimbang kesegarannya, Rey langsung mengernyitkan alisnya.

"Apa harus sebanyak ini," gumam Rey. Ketika manik matanya menangkap gelagat jika Arata akan memasukkan dua jenis sayuran itu ke dalam trolli.

Arata menatap Rey sekilas dan kemudian mengaggukkan kepalanya pelan sebagai jawaban.

"Sayang, brokoli dan pare?? Kelihatannya bukan sesuatu yang enak untuk di telan."

Arata menggelengkan kepalanya begitu mendengar nada keberatan dari Rey ketika ia memasukkan dua sayur itu dalam trollinya.

"Sayang," satu panggilan penuh penekanan itu tak mengusik Arata untuk kembali melangkahkan kaki jenjangnya menuju bahan belanjaan yang sudah ia catat dalam note ponselnya. Mengabiakan panggilan Rey di belakangnya dengan melirik beberapa bahan yang sedang ia perlukan.

Rey dengan dengusan tertahan pun harus menyeret trolly itu demi mempersempit jarak yang cukup membuat punggung kekasihnya menjauh dua meter darinya. Ketika sudah tepat berdiri di samping, Rey kembali memprotes namun di jawab Arata dengan tegas.

"Sayur bagus untuk kesehatan." pungkas Arata singkat. Mengabaikan aksi protes yang akan di layangkan Rey kembali. Arata pun langsung bergegas pergi meninggalkan kekasihnya yang masih mematung dengan satu helaan napas panjang menatap dua sayuran itu di tempatnya.

Arata memilah milah jenis makanan yang mengandung vitamin dan berbagai jenis protein di dalam makanan yang akan ia beli. Manik matanya meneliti dengan detail setiap keterangan di balik produk yang akan di beli.

"Makan malam apa kita hari ini?" tanya Rey. Sudah mensejajarjan dirinya di samping Arata. Merangkul pinggang Arata erat dan sedikit memberi kecupan di singkat kepalanya.

Mengabaikan beberapa pasang mata yang menatapnya penuh minta dan raut merona dari para wanita yang tengah menatapnya dengan tindakan yang biasa ia berikan untuk Arata. Bahkan ada yang dengan sengaja berbisik-bisik jenaka ketika Rey melepaskan satu kecupan di pipi Arata singkat.

"Kau ingin kumasakan apa?"

Rey tampak menimang jenis masakan apa yang akan ia pilih. Sebelum sebersit seringaian muncul di wajahnya, Rey langsung membisikkan kalimat yang sanggup membuat Arata bersemu.

Mine Alone Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang