upacara 4 (18+++)

2.3K 27 0
                                    

Dengan terpaksa kubuka mataku dan bangun dari tempat tidur setelah mendengar ketukan pintu dari luar kamar.

Kupakai pakaianku kembali dan berjalan ke arah pintu. Kulihat kak melody yang sedang berdiri dilihat dari kaca kecil dari pintu kamar hotelku.

Kulangsung buka kunci dan pintu.

"Siang shani" sapa kak melody.

"Siang kak" sapaku kembali dengan senyum.

"Viny nya mana shan?" tanyanya.

"Masih tidur kak" jawabku.

"Aku ganggu yah" ucapnya.

"Gak kok kak" ucapku menyanggah.

"Pasti capek si viny" ucapnya.

"Ayokk, kak masuk" ucapku mempersilahkan sambil menutup pintu.

"Aduh, apa ini?" ucapnya sambil menunjuk pakaian kak viny yang berserakan di lantai.

"Ehh, itu. Maaf kak" ucapku sambil mengambil pakaian kak viny.

"Semalam berapa ronde shan?" tanyanya menggoda.

"Ehh, itu, anu, lupa kak" jawabku yang sedikit malu mendapat pertanyaan seperti itu.

"Wahh, pasti gak kehitung yahh?" ledeknya.

"Aku bangunin kak viny yah kak" ucapku mengalihkan pembicaraan.

"Aku aja yang bangunin. Dia lagi gak pakai baju kan?" ucapnya mengajukan diri.

"I, iya kak" ucapku.

Ada perasaan cemburu saat kak melody mengusap-usap pipi kak viny untuk membangunkannya.

"Vin, bangun vin" ucapnya.

"Kayaknya harus dicium nih" ucapnya yang kemudian membuat diriku semakin cemburu.

Bibir kak melody sudah berada cukup dekat dengan bibir kak viny.

"Kak biar aku aja yang bangunin" ucapku sebelum bibir mereka berdua saling menyentuh.

"Gak, biar aku aja. Kamu capek kan?" ucapnya sambil memandangku dengan tatapan cukup tajam.

Disaat bibir mereka sudah hampir saling bersentuhan, kak melody kemudian menghentikan pergerakan wajahnya dan semakin menghindar dari wajah kak viny.

"Aku perlunya sama kamu" ucapnya sambil berjalan kearahku.

Kak melody mulai mengeluarkan sebuah kotak berisi gulungan-gulungan kertas kecil.

"Kamu ambil tiga gulungan terus kasih ke aku" perintahnya.

Aku pun menuruti perintah kak melody. Setelah tiga gulungan kertas itu kuambil kuserahkan ke kak melody. Kak melody pun mengambil kotaknya lagi.

Satu per satu, gulungan kertas itu dibuka dan dibacanya dalam hati. Kulihat sedikit raut muka yang berbeda ketika kak melody membaca isi dari gulungan yang kedua.

Ketiga gulungan itu pun dimasukkan kembali ke dalam kotak.

"Terima kasih shani" ucapnya.

"Iya kak, sama-sama" balasku.

"Sudah yah aku pergi dulu" ucapnya sambil berjalan ke arah pintu.

"Oh yah shani" ucapnya.

"Kenapa kak?" tanyaku.

"Mau main?" tanyanya menggoda.

"Itu, anu kak" jawabku tidak enah hati.

"Kalau gak mau, yah sudah. Kamu main aja sama viny shan" ucapnya.

zaman baruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang