Chapter 2: Duo Freak

439 11 2
                                    

Sudah beberapa hari aku bersekolah di SMA. Tidak hanya beberapa hari, tapi sudah beberapa minggu dan beberapa bulan. Semua terasa flat-flat saja. Tidak ada yang spesial. Dan tidak ada yang mau bermain denganku. Sehar-hari aku selalu bermain dengan teman SMPku yang dulu. Aku tak tahu apa yang terjadi dengan sekolahku ini. Semua menghindariku? Entahlah. Tapi aku merasa sudah biasa dengan keadaan seperti ini. Aku juga memiliki kehidupan sendiri. Setiap hari aku selalu bermain dengan HPku. Membaca cerita atau fanfiction dari internet. Atau mungkin membaca karya orang lain dari Wattpad. Karena aku pengguna baru di Wattpad ini, aku baru bisa membaca karya orang lain saja, dan karena aku pembaca yang baik, aku selalu mengomentari karya mereka. Mulai dari penggunaan tanda baca, bahasa yang digunakan, sampai jalan cerita. Ya mungkin aku hanya bisa mengomentari, tapi tidak bisa membuat cerita yang baik. Mungkin saja aku hanya berbakat menjadi komentator.

Di hari-hari sekolahku yang membosankan ini, aku juga mengikuti ekstrakurikuler. Sebenarnya aku ingin mengikuti banyak ekstra, mulai dari paduan suara, teater, KIR atau yang biasa disebut dengan Karya Ilmiah Remaja (walaupun sebenarnya aku juga tidak tahu kemampuanku untuk membuat suatu barang yang belum ditemukan orang lain), karate, sampai bahasa Jepang. Setelah melalui seleksi yang sulit, aku berakhir di ekstra paduan suara. Aku mengikuti ekstra tersebut karena hobiku memang menyanyi (walaupun sebenarnya suaraku tidak terlalu bagus). Selain paduan suara, aku juga mengikuti ekstra teater karena aku mengakui bahwa bakat aktingku bisa dibilang cukup bagus (itu menurutku sih).

Setiap hari Sabtu, sekolahku mengadakan moving class yang artinya kelas yang berpindah-pindah. Di moving class ini, kami bisa memilih bebas apa saja pelajaran yang akan kami pilih. Karena pilihannya hanya geografi, sosiologi, sejarah dunia, sastra Inggris dan ekonomi (untuk anak IPA), aku memilih geografi dan sastra Inggris. Kami diwajibkan untuk memilih dua pelajaran. Sejujurnya aku tidak menyukai geografi, tapi tak apalah daripada aku memilih ekonomi dan sejarah dunia. Aku payah dalam menghitung uang dan aku payah dalam menghafal. Sebenarnya aku cukup beruntung karena aku berhasil masuk kelas IPA, tidak perlu menghafal terlalu banyak. Tapi kau tahu sendiri lah bahwa anak IPA mendapat porsi pelajaran matematika yang banyak. Bisa-bisanya dalam seminggu, kami mendapat enam jam pelajaran yang artinya kami bertatap muka empat kali dengan guru matematika kami. Ouch, itu hebat! Dan kelasku mendapat pelajaran matematika di hari yang berurutan.

Oke, cukup untuk pembahasan tentang matematika. Karena semakin lama aku membicarakannya, aku akan semakin muak dengan pelajaran tersebut.

“Kita mau nonton apa sekarang?” tanyaku pada kedua temanku, Vira dan Lela.

Setiap hari Sabtu, kami biasa menonton film saat menunggu jam kedua moving class kami.

Vira dan Lela adalah dua temanku yang baik. Ya, setidaknya mereka masih mau berteman denganku walaupun aku terlihat aneh. Selain Vira dan Lela, ada juga seseorang yang mau berteman denganku. Sebenarnya bukannya ia mau berteman denganku, ia hanya memperalatku agar ia bisa mendekati Vira. Kejam sekali bukan? Entahlah, sepertinya ia bukan orang yang seperti itu. Tapi menurutku, sejak… em, begini ceritanya.

“Eh aku sekarang sekelas sama Roni lho!” kataku pada salah satu teman ekstra paduan suaraku, Anggy. “Di kelas sastra Inggris tapi.”

“Masa’ sih?” tanya Anggy tak percaya. “Tapi aku kan udah move on dari dia.”

Roni adalah teman SMPnya Anggy yang selalu ia kejar-kejar.

Saat istirahat moving class di hari Sabtu, aku iseng-iseng mendekati Roni yang sedang membereskan charger laptopnya. Memang terlihat seperti sedang pedekate, tapi ya tak apalah. Toh aku tak menaruh hati padanya. Roni memang orang yang sangat pendiam. Ia bertubuh sangat kurus. Dan wajahnya terlalu jauh untuk bisa dibilang tampan. Tapi gosipnya, ia sangat terkenal saat ia masih duduk di SMP. Banyak kaum hawa yang mengejar cintanya. Kalau aku mana mau mengejar lelaki seperti dia. Huh!

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang