Part 1

410 17 0
                                    

Di larang copas apalagi plagiat...
Harap saling menghargai karya masing-masing. Sekian!

Rinjani berpegangan di pundak Lembah untuk turun dari motor lalu menyerahkan helm pada cowok itu seraya membenarkan rambutnya.

"Thanks sudah nganterin gue." Sahut Rin lalu berjalan untuk membuka gerbang tapi baru saja ia akan mendorong pintu besi setinggi lima meter itu Lembah memanggilnya membuat Rin mengurungkan niat masuk lalu kembali menoleh melihat Lembah.

"Rin?"

"Apa?"

"Kalau gue ajak lo weekend ini jalan boleh?"

Rin tidak langsung menjawab, ia tampak menimbang tawaran Lembah.

"Liat nanti deh." Ujarnya "gue duluan yah ..," lanjutnya sebelum benar-benar meninggalkan Lembah di depan gerbang rumahnya tersenyum penuh arti.

"Step by step, setidaknya gue udah ada kemajuan lebih dekat dengan Rin." Gumamnya lalu memakai kembali helm miliknya, menancap gas meninggalkan pekarangan rumah Rin membelah jalan raya yang makin padat dengan kendaraan beroda empat namun bukan hal yang sulit untuk Lembah yang menggunakan motor.

Sementara itu Cakra membanting Tas di sofa duduk menyandarkan kepala di sandaran kursi, kepalanya menengadah seraya memejamkan mata, mengatur nafas yang terengah akibat marah pada kejadian di sekolah tadi.

Suara ketukan membuatnya membuka mata, menyahuti seseorang di Balik pintu kamar.

Suara ketukan membuatnya membuka mata, menyahuti seseorang di Balik pintu kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Embun.

"Bang, boleh gue masuk?" Kepala Embun menyembul di cela pintu yang tidak sepenuhnya terbuka.

"Ada apa?" Tanyanya tanpa merubah posisinya.

Embun masuk ke dalam kamar menghampiri Cakra lalu duduk di sebelah kakaknya itu.

"Temenin ke mall dong, gue mau beli buku tapi nggak mau sendirian." Pintanya bergelayut di lengan Cakra.

"Kenapa nggak minta Sam aja?"

Embun cemberut mendengar nama Samudera di sebut Cakra. "Dia lagi sibuk." Ketusnya membergut.

Cakra menaikan satu alisnya melihat reaksi Embun yang tidak seperti biasanya kalau sudah menyangkut Samudra. Sepertinya mereka ada masalah sampai Embun sekesal ini.

"Iya, nanti gue temenin." Sahutnya mengiyakan. Berabe kalau Embun ikutan ngambek padanya. Bisa-bisa Cakra tidak di masakin makanan.

Embun memekik kegirangan berbanding terbalik dengan Cakra yang menghela nafas berat memikirkan problemnya dengan Lembah juga Rin yang makin terasa jauh darinya.

Di lain tempat. Begitu Rin membuka pintu rumahnya dia di kejutkan dengan keberadaan mamanya di ruang keluarga bersama papanya. Mereka tampak kembali bersitegang. Entah apa lagi kali ini.

Laugh With ThemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang