Setelah selesai kuliahnya hari ini, Rein membawa mobilnya menuju kafe.Disana dia memesan flavoured soda dan cookie untuk mengisi perutnya.
Cafe yang selalu menjadi tempat yang membuat dia betah berlama lama, kini sedang ramai.
Bahkan semua meja yang ada, penuh diduduki pengunjung. Yang kebanyakan berpasangan.
Tapi Rein sendirian. Hanya termenung tanpa teman, menunggu pesanan.
Setelah pesaanannya datang, gadis itu memakan cookiesnya yang masih hangat.
Tiba-tiba benda pipih yang bermerek IPhone itu berbunyi.
Rein segera mengambil ponsel nya dan melihat nama yang ada disana. Kemudian dia mengangkatnya.
"hallo Dad,apa kabar?"
"Hallo sayang. Dad baik disini. Kamu sendiri gimana kuliah pertamamu? ""Lancar Dad.Gimana juga keadaan kantor bapak CEO ini? " Rein bertanya balik.
"yaah..bereslah,kan Dady CEO-nya. "jawab Kim Jhaehwan dengan nada sedikit mengoda pada putrinya.
"ohh.. Ya! Gimana di kampusmu, banyak cowok ganteng nggak? "
Ini lagi, ini lagi! Dasar Dady--
Rein selalu tidak suka dengan topik itu. Memangnya jodoh segampang mencari debu. Ada disana sini.
"Ahh.. Bosen ah! Tiap telfon yang ditanyain itu terus. Kayak pertanyaan wajib lomba cerdas cermat gaboleh dilewatin. " bibir itu mengerucut sempurna. Jekel.
" iya,iya sayang. Dady hanya bercanda. Tapi serius!-- "
" Cari pria yang baik ya Rein " nada itu berubah lembut seperti kebanyakan orangtua menasehati sang buah hati.
"--berpotensi, tampang pasti. Tapi Rein jangan Karena harta kamu mencintainya. Pah-- " kalimat Dady-nya terherti karena ketukan pintu terdengar samar di telinga Rein. Tentunya lewat ponselnya.
"--Emm sudah dulu ya Rein, ini Dad ada tamu. Dady merindukanmu "
"Iya Dad. Aku juga selalu merindukan Dady. " Kemudian sambungan telepon itu terputus.
Rein memasukkan ponsel-nya kedalam slingbag. Tiba-tiba seseorang mendekatinya.
"permisi nona, apa tidak keberatan jika saya duduk disini? ".Seorang pria berjas rapi dan terlihat mahal itu sekarang berdiri di sampingnya.
"Maaf ,tapi sepertinya anda sedang sendirian, jadi bolehkah saya duduk? Karena semua meja disini sudah penuh." lanjut pria itu.
"ohh... Tentu. Silakan. " Jawab Rein dengan tersenyum ramah.
Cowok itu terlihat mencuri curi pandang pada Rein. Ia terpesona dengan senyumnya.
"Ya tuhan,seperti inikah indahnya ciptaan mu. Aku akan selalu semangat setiap hari jika dirumahku ada malaikat sepertinya." Batin pria itu .
Sekarang dia sedang senyam senyum tidak jelas yang membuat Rein menjadi salah tingkah.
Akhirnya Rein bertanya pada pria itu.
Lebih tepatnya menyadarkan pria itu dari lamunannya."Apa anda seorang diri tuan? "
Pria yang sekarang sudah duduk di depan Rein itu tersadar dan sedikit kaget,sambil membatin "oh my God , suaranya. " Tapi kemudian ia menjawab.
"iya, saya sendiri . Tapi itu tadi, sekarang saya sudah bersama seseorang disini." Rein tersenyum karena kalimat pria itu .
"Boleh kah saya mengenalmu nona. "
KAMU SEDANG MEMBACA
My Handsome Math Professor(new)
Teen FictionIni cerita ringan buat pengisi waktu luang, karena hamba masihlah awam. Sekian. Semogga bisa membantu menghilangkan gabut dan join akunnya eikee ya @lftndr_______ Thank you Darl... ❤