23-END

904 74 2
                                    

yasshh akhirnya gaada samsek yang mau cerita ini lanjut, okd aku akhiri aja hm. sedih sebenernya, tapi aku juga sadar kalau aku emang update jarang banget, trus kayaknya banyak yang kurang minat jadi yaudah lah yaa. aku emang butuh banyak belajar lagi, makasih buat semuanya yang udah baca sampe akhir, yang kasih vote bahkan comment, LUV U~ makasih juga buat yang nunggu nunggu cerita ini update. dan akhirnya setelah 1 tahun lebih cerita ini berakhir yaa, hamdalah wasyukurillah, meskipun banyak kekurangan. Awalnya aku ganyangka reader nya bakal sampe 40k+ dan vote 4k+, ThankU so much for U All!  

.

.

.

.

.

.

.

.

.


"Kita kemana nih. "

"Ke situ yuk. " Joe nunjuk ayunan deket taman

"Anjir di puncak ada ayunan. "

"Yaudah yuk sana. " tiba-tiba Joe megang tangan Sherryl.

Reflek Sherryl kaget, karna baru kali ini Joe genggam tangan nya.

Trus yang bikin lebih kaget, Joe masukin tangan mereka berdua ke satu jaketnya Joe.

"Anjir tangan lu dingin banget cer."

"E-eh iya lah dingin-dingin gini lu ajak keluar."

"Lu kedinginan? "

"Ga juga si. "

Joe berenti jalan, dan itu bikin Sherryl juga berenti jalan.

Mereka saling tatap-tatapan.

"Sini mau gue peluk?" kata Joe sambil ngembangin tangannya yang lain, kaya mau meluk gitu.

'Engga gue ga baper, ga baper' -sh

Sherryl cuma diem aja, takut salting.

"Idie malah diem, dipeluk Bry aja lu mau."

Joe ngelanjutin jalannya, sambil pout.

"Bisa ga lu ga bahas Bry? "

"Gabisa."

"Yaudah gue balik ajadeh, badmood."

"Gaboleh. " Joe nahan tangannya Sherryl.

Joe nerusin jalan ke ayunan yang otomatis bikin Sherryl ketarik juga.

"Joe, gue males pliss. "

"Bodo, lu musti temenin gue."

Sesampainya mereka di ayunan.

"Cer? Masih marah?"

"Menurut L."

"Yaahh maafin gue dong, gue salah ngomong, abisnya gue iri ama Bry. "

"Sekali lg lu nyebut nama dia gue gorok lu. "

"Eh iya maaf ."

'Plis deh aegyo nya biasa aja' -sh

"Gamau, gue balik aja deh mood gue jelek banget kaya muka lu. "

"Yakin mau balik? Gelap loh, sendirian lagi, berani?"

Sherryl diam aja, antara takut balik sendirian, gengsi diremehin keberaniannya padahal ciut *eh.

"Diem kan lu. HAHAHA."

"Seneng lu yaa." Sherryl memberanikan diri buat balik sendiri. Tapi langkahnya dihentikan oleh Joe yang nahan tangannya.

"Sher, dengerin gue dulu."

"Ga."

"Yakin gamau denger?"

"Ga."

"Mau ga lu jadi pacar gue?"

"...."

"Sorry gue ga romantis, tapi ini tulus dari hati gue, gue udah mendam sejak lu sama Bryan masih pacaran."
"Mau ga lu jadi pacar gue, Sherryl?"

Oke, jantung Sherryl gimana tuh? Dia diem aja.

"Hah?"

Dia malah hah aja. Elah.

Joe natap mata Sherryl, tatapannya ga kaya biasa, ini tulus banget, duh.

"L-lu serius?"
"Apa gue mimpi?"

"Sher lu pernah ga sih liat gue seserius ini?"

Sherryl senyum malu-malu. Pertanda baik buat Joe, diterima kah?

"Joe, sebenernya gue juga suka sama lu, semenjak Bry ngehianatin gue."

"Jadi?"

"We're dating now." Kata Sherryl dengan senyum manisnya.

Dan diakhiri dengan pelukan hangat keduanya.

-END-


LABIL | oshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang