Part 27

670 80 2
                                    

Soo masih dalam posisi didalam pelukan jongin, ia masih enggan untuk berhenti menangis, padahal mereka berdua sudh menjadi pusat perhatian.

Ponsel jongin bergetar, dia mengambilny dan ada pesan dari yifan, yg berisi bahwa zizi diantar pulang oleh yifan.
Setelah tangis Soo mulai mereda, jongin perlahan melepaskan pelukannya.

"Kita pulang Ne", jongin menangkup wajah Soo. Soo mengangguk.
Selama diperjalanan Soo hanya diam, pandangannya menerawang kejalanan depan, tangan jongin yg bebas memegang dan mengusap tangan Soo.

Jongin tidak akan berusaha meyakinkan apapun sebelum mendapat penjelasan dari appanya. Jadi saat ini jongin hanya ingin menenangkan Soo dulu.

Setelah mengantar Soo, jongin langsung pulang dan menemui appa dan ummanya.
"Appa", seru jongin ketika memasuki rumah.
"Jongin, kau sudh pulang mana zizi?", tanya umma jongin.
"jiejie nanti diantar yifan hyung, umma. Appa mana?".
"Appamu dikamarnya, wae?".
"ada yg ingin jongin tanyakan", jongin bergegas kekamar appanya, umma jongin mengikutinya dari belakang.

"Appa", kata jongin memasuki kamar appanya.
"jongin", appa jongin menghentikan kegiatannya memeriksa berkas kantor sejenak.

"Appa, ada yg ingin jongin tanyakan", jongin berjalan mendekati appanya.
"Ne, apa yg ingin kau tanyakan jongin?".
"Appa, apa benar kita akan pindah ke china?", tanya jongin.

Appa jongin menghela nafasnya, menatap umma jongin yg baru masuk kekamar.
Appa jongin membawa jongin untuk duduk ditepi tempat tidur, kmd umma jongin juga duduk disebelah jongin.

Sekarang jongin berada diantara umma dan appanya.
"Jongin, appa yakin kau sudah dewasa. Appa akan membuka cabang perusahaan dichina, dan kita akan pindah kesana".

"apa itu berarti selamanya kita akan disana?, Lalu perusaahn appa yg dikorea?",tanya jongin matanya sendu menahan air mata.

"Sayang", umma jongin memeluk jongin.
"Appa, tidak tau sampai kapan. Dan perusahaan yg dikorea akan diurus oleh Pamanmu", kata appa jongin mengusap kepala jongin yg berada dipelukan umma jongin.

"Lalu kenapa appa dan umma baru mengatakannya sekarang?", tanya jongin menatap umma dan appanya bergantian.

"Mianhae, jongin. Appa baru mengatakan sekarang. Tapi ini semua demi kebaikan kita semua".

"Ta tapi, appa umma bagaimana dengan sekolah jongin, teman-teman jongin dan juga Soo", kata jongin lirih ketika menyebutkan nama Soo.

"Appa janji, jika perusahaan dichina berkembang dengan baik. Kita akan kembali kesini".

"tapi butuh berapa lama appa?".
Appa jongin hanya menggeleng pelan.

"Tidak bisakah jongin dikorea saja,umma?", jongin menatap ummanya penuh harap.

"Jongin, jika kau dikorea tidak akan yg mengurus kebutuhanmu sayang".

"Tapi, jongin bisa mandiri umma. Dan jika appa dan umma mencemaskan jongin, jongin akan ikut paman saja".

"Jongin, dengarkan appa sayang", appa jongin memegang bahu jongin dan menatap mata jongin dengan intens.

"Kau anak appa satu-satunya, appa tidak ingin kau hidup dikorea sendiri apalagi menitipkanmu kpd pamanmu. Appa dan umma masih bisa mengurusmu. Dan satu lagi, ini semua demi kebaikanmu juga sayang. Appa janji kita pasti akan kembali kesini tapi appa tidak bisa mengatakan kapan itu".

Airmata jongin akhirnya jatuh setelah ia tahan dari tadi. Pikirannya kacau, bagaimana bisa dia pergi ke china dan tdk tau kapan akan kembali, padahal disini ada Soo, Soo seseorang yg menjadi orang pertama dan terakhir dihatinya.

The Apple of my Eyes(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang