Chapter 19 ( QUIDDITCH )

21 0 0
                                    


    Saat memasuki bulan November, diamana bulan yang akan diadakan pertandingan Quidditch pun kini ramai. 

    Aula  Besar kini penuh dengan berbagai  celotehan tentang pertandingan Quidditch, khususnya untuk asrama Gyffindor dan Slytherin yang akan bertanding.

    "Oh, aku ingin lihat, siapa yang bakal menang tahun ini ya ?!" seru Leo antusias. 

    "Dengar -  dengar, asrama Slytherin selalu memenangkan piala asrama selama berturut - turut" komentar Fin sambil memasukkan ayam gorengnya kedalam mulut. 

    Setelah sarapan, anak - anak keluar Aula Besar untuk bersiap - siap menonton pertandingan Quidditch, dan untuk team Quidditch yang bertanding, mereka juga harus bersiap - siap. Mulai dari pakaian, sapu terbang, dan beberapa atribut Quidditch lainnya. 

    Pada pukul sebelas, seluruh sekolah tampaknya sudah memenuhi tempat duduk tinggi di sekeliling lapangan Quidditch.  Banyak anak yang membawa teropong. Tempat duduknya sudah tinggi sekali, tapi kadang - kadang masih tetap sulit untuk melihat apa yang terjadi. 

    Beberapa saat kemudian, pemain Quidditch yang terdiri dari Slytherin dengan seragam warna hijau zamrud dan Gryffindor dengan seragam warna merah darah segar pun meluncur mengelilingi lapangan untuk menyapa para penonton di tribun penonton. 

    Madam hooch menjadi wasit. Dia  berdiri di tengah lapangan.

    "Aku ingin pertandingan yang jujur,  anak - anak" katanya setelah mereka berkumpul mengelilinginya dengan menaiki  sapu terbang mereka. 

     Madam Hooch meniup peluit peraknya keras - keras. Pertandingan pun di mulai dengan melempar Quaffle  dan  pelepasan Bludger  dan snitch

    "Dan Quaffle telah berhasil di tangkap oleh Rosetta Love dari Slytherin ! Yak, ia menambah kecepatan laju sapu terbangnya untuk menuju ke gawang Gryffindor !"

    Olive Spinnet adalah seorang perempuan asal Gryffindor yang menjadi komentator pertandingan Quidditch.

    "Dia terus melaju dan terus. Oh, tidak .  Sepertinya dia di kejar oleh dua Chasser dari Gryffindor. Dan seperinya ia tidak menyerah permisa.

    "Dan GOL untuk Slytherin !" semua anak  Slytherin pun bersorak riuh. 

    "Bludger datang. Dan ia menuju ke arah Chasser Gryffindor. Dan  oh, ternyata telah ditangkis oleh Nathan Wood, Beater  dari Gryffindor"

    Setelah beberapa saat kemudian, Edmund Huns, Seeker dari Slytherin berhasil menemukan bola kecil, sekecil kenari dengan sayap dan tubuh emasnya muncul di tengah dua  Beater Gryffindor. 

    Edmud pun menuju ke arah Snitch itu berada, ia menambah kecepatannya saat Snitch tersebut kabur. Ia meliuk, menukik,  berbelok tajam untuk menghindari pemain Quidditch

    "Seeker dari Slythern, Edmund Huns sepertinya telah menemukan Snitch. Oh, sepertinya seeker dari Gryffindor, Jhon Smith juga tidak mau kalah. Mereka berlomba - lomba mengejar Snitch !"

     "Minggir kau !" seru Edmund.

   "kau yang harusnya minggir !" balas Jhon.

    Edmund pun mengulurkan tangannya untuk meraih Snitch, bersamaan dengan Jhon. 

     "Dan......!!!!! Bola Snitch telah di dapatkan oleh Edmund Huns, Seeker dari Slytherin !"

     Semua anak Slytherin pun sorak sorai di atas tribun dan ada yang melompat - lompat.

    'Priiiitttttt.........' suara peluit Madam Hooch pun berbunyi nyaring. 

    "SLYTHERIN ! MENANG !" teriak Madam Hooch sambil menaiki sapunya.

-

-

-

-

-

-

-

TBC

Hogwarts Pottermore 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang