CHAPTER 22 ( REGRET )

17 0 0
                                    

Begitu semester baru mulai, anak - anak yang sudah kembali dari liburannya, membuka - buka buku selama beberapa menit di waktu istirahat mereka.

    Esok paginya, dalam pelajaran Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam. Anak - anak yang terdiri dari asrama Hufflepuff dan Gryffindor pun sibuk mencatat berbagai cara merawat gigitan manusia srigala.

    Guru pelajaran Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam adalah seorang pria tegap dan tinggi dengan rambut chestnut brown dan beruban teratur, di mukanya terdapat bekas goresan cakar. Namanya adalah Professor Remus Lupin. Salah satu anggota The Marauders saat sekolah dulu.

    "Ngomong - ngomong, beberapa hari lagi pertandingan Quidditch Hufflepuff lawan Ravenclaw ya ?" tanya Leo pada Fin di tengah - tengah menulisnya.

    "Iya" jawab Fin sambil membuka - buka buku yang kini sedang di salin dalam perkamennya.

    Setelah selesai mencatat, kini catatan pun di serahkan pada Professor Lupin untuk di periksa, dan segeralah anak - anak meninggalkan ruang kelasnya.

    "Els, apa kau masih marah pada kami ? Kami minta maaf" sahut Leo pada Elly yang tengah bercanda ria dengan Serafina di depan Aula Besar.

    Elly pun berbalik menghadap teman - teman seasramanya itu.

    Ia menghembuskan nafasnya.
"Kenapa minta maaf padaku ? Minta maaflah pada orang yang sudah kau sakiti, Leo" ucapnya sambil berbalik lagi menghadap Serafina.

    "Lain kali, berpikirlah dulu sebelum bertindak, Leo. Toh, kalau sudah gini, kamu juga yang menyesal" nasehat Alexavier.

    "Akhirnya kita juga kan yang kena marah. Sampai - sampai, aku minta tolong pada Elly soal essai-ku, dia pun acuh" keluh Fin.

    "Maaf, telah mekibatkan kalian" ucap Leo akhirnya.

    Beberapa saat kemudian, Alexavier melihat - lihat berkeliling dan menemukan sosok Scorpio tengah berjalan menuju aula besar dengan dua teman seasramanya.

    "Eh, itu Victor. Sepertinya ia berjalan dengan Hector dan Horuch" sahut Alexavier sambil menunjuk tiga sekawan itu.

    Dengan langkah pasti tiga sekawan dari Gryffindor itu menghampiri tiga sekawan dari Slytherin.

    "Masih punya muka ? Oh, atau jangan - jangan anak Grhffindorks itu memang punya muka tebal" celetuk Lucxi setelah  mereka bertatap muka.

    "Diam kau !" seru Leo sambil menatap tajam pada gadis Slytherin itu. "Victor, dengar. Aku minta maaf atas semua perkataanku terhadapmu" tambah Leo sambil menatap Scorpio.

    "Enak sekali dengan maaf" celetuk Lucxi lagi.

    "Kau bisa diam, tidak. Horuch ?!" seru Leo mulai emosi.

    "Okey, tak apa - apa" jawab Scorpio akhirnya.

    "Kita pergi saja" ujar Ruse sambil menarik kedua temannya.

    "Setidaknya, kau sudah mau minta maaf" nasehat Fin sambil merangkul Leo dan melihat tiga Slytherin itu masuk aula besar.

    "Setidaknya, aku sudah cukup lega" ucap Leo sambil melenggang masuk Aula Besar, diikuti Fin dan Alexavier.

-
-
-
-
-

TBC

Hogwarts Pottermore 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang