Part 1

710 81 0
                                    


Suara petir bergemuruh di balik kelabunya awan. Tidak lama, langit memuntahkan cairan bening dengan derasnya ke permukaan bumi—hujan. Dedaunan bergesek-gesekan terhembus angin. Beberapa helainya tanggal dari batang, terbawa terbang, hingga salah-satunya tersangkut di antara helaian rambut [hair colour] [hair length] [your name]—yang tidak lain adalah kau.

Gadis berusia 17 tahun itu ditemukan sedang berjalan sendirian di dalam hutan. Basah kuyup. Kaki berlumur lumpur. Rambut kusut sebab tertiup angin. Bibirnya biru bergetar. Kedua tangan memeluk tubuh sendiri menahan dinginnya hantaman angin serta hujan.

Kira-kira apa yang sedang dilakukan [your name] di tengah hutan? Jawabannya mudah saja, ia tersesat. Terakhir yang ia ketahui, ia sedang berkemah dengan teman-temannya, lalu ia tidur siang. Tetapi saat ia terbangun, teman-teman serta tendanya musnah bagai ditelan bumi, tidak menyisakan satu jejak pun.

[your name] tidak tahu berada di mana sekarang ini. Kompas serta segala perbekalannya ikut lenyap bersama kawan-kawannya. Apa ia dikerjai? Siapa yang tahu?

[your name] bahkan tidak dapat mempercayai lumut di pohon, sebab mereka tidak lagi menunjuk satu arah. Mungkin lokasi ia berpijak saat ini terlalu lembab sehingga lumut dapat tumbuh menjamur mengelilingi badan pohon.

[your name] benar-benar kehilangan arah.

Namun, [your name] sama sekali tidak menyesal telah memilih untuk tidak berdiam diri. Sungguh, perasaan senang memenuhi relung hatinya seperti seorang vampir yang telah berpuasa selama serratus tahun dan baru melihat setetes darah. Ya, vampir ... Begitulah perasaaan senang [your name] saat melihat sekumpulan lampu berderet di ujung pandanganannya.

Entah desa siapa yang berada di ujung sana, tetapi setidaknya [your name] kini bisa meminta tempat berlindung dari badai menyeramkan ini. Maka ia percepat langkahnya menuju dinding kelabu yang membentengi pedesaan tersebut. Ia temukan gerbang kayu raksasa terbuka lebar seolah menyambutnya. Pintu tersebut membawanya pada sebuah lorong yang diterangi obor sebagai lampu penerangannya. Kuno sekali.

"Berhenti di sana!" tegur seseorang menyadari kehadiran [your name]. Seseorang itu yang berpakaian besi seperti prajurit dari masa lampau. Jangan lupa bahwa di pinggangnya juga tergantung sebuah pedang yang di sarungnya terukir siluet-siluet silver. Cahaya obor memantul di pakaian zirahnya.

"Aku tersesat dan basah kuyup. Izinkan saya masuk dan berteduh," pinta [your name] dengan pandangan memelas, tetapi sang penjaga sama sekali tidak memberikan ampunan.

"Kau manusia atau vampir? Dari mana asalmu?" tanya penjaga itu.

Seketika [your name] menyernyit, "Aku dari desa tidak jauh dari sini, tetapi aku tersesat saat berkemah di hutan. Teman-temanku menghilang saat aku tertidur, nampaknya mereka meninggalkanku. Kemudian aku tersesat, dan di sinilah aku sekarang," jelas [your name] berpanjang lebar sambil menahan tubuhnya yang gemetar. Rasa dingin terlanjur menusuk tulang, ia sangat membutuhkan kehangatan saat ini.

"Tuan yang baik hati, saya harap Anda tidak keberatan memberikan sedikit kehangatan dan tempat berteduh untuk saya."

Sang Penjaga menyernyit seolah meragukan informasi yang [your name] berikan. Namun, ia tidak berkenan melanjutkan acara interogasi kecil-kecilannya sebab sang majikan tiba pada posnya. Tuan Penjaga tadi segera berlutut memberikan hormat.

"Cukup, biarkan gadis itu masuk," suara baritonnya mencuri semua perhatian, bahkan bergema di lorong yang terkurung tirai hujan tersebut. Sang Tuan Majikan membuka tudung dari jubahnya. menampakan rambut merah yang lembab serta sepasang mata dengan warna senada memandang tegas pada sang Penjaga. "Biar aku yang urus sisanya. Kembalilah bekerja."

Seketika penjaga itu menegakan tubuh serta mengangkat tangan kanannya rapat ke pelipis. "Siap, Tuan!"

Sang Tuan Berambut Merah kini melirik satu-satunya gadis di antara mereka. Dengan senyuman yang mengembang, ia berkata, "Mari ikut aku. Akan kusediakan tempat yang layak untuk berteduh."

[branch]
- Jika kau menerima tawarannya, buka Part 2
- Jika kau menolak tawarannya, buka Part 3

Revisi: Beast Darlin [bahasa indo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang