Dengan sangat berterima kasih [your name] menerima pertolongan pria yang usianya nampak telah menginjak kepala tiga tersebut-atau kepala empat, ya?
Pria itu membiarkan [your name] mengikutinya ke sebuah bangunan megah layaknya mansion tak jauh dari lorong tempat mereka bertemu pertama kali. Bangunan itu terdiri dari tiga lantai, arsitekturnya terlihat sangat klasik seperti gaya romawi. [your name] mengadah memperhatikan setiap ukiran pada dindingnya. Terlihat bernilai estetika tinggi.
Di dalam rupanya sudah ada dua wanita berseragam layaknya seorang pelayan dengan apron putih melingkar di pinggang mereka. Salah satunya bergegas memberikan [your name] handuk hangat untuk membungkus tubuh menggigil gadis malang itu, sementara satunya lagi menerima mantal hitam basah milik tuannya. Mereka seolah sudah tahu jika [your name] akan datang.
"Naiklah ke atas, telah kusediakan air hangat untuk kau mandi dan sepotong pakaian ganti. Nona Marianette akan mengurusmu. Setelah itu mari minum teh di bangsal barat denganku."
Setelah berkata demikian, sang Tuan membiarkan pelayan bernama Marianette menemani [your name] ke sebuah kamar di lantai dua.
Tuan itu sungguh hati, bukan? Ia menyediakan semuanya untuk orang asing seperti [your name]. Membiarkan gadis itu masuk dan berteduh di lorong saja sudah mampu membuat [your name] puas, ini bahkan melebihi harapannya.
Tapi ... mengapa dia sudah menyiapkan air hangat dan pakaian? Seolah dia tahu bahwa akan kedatangan tamu.
***
Beberapa saat berlalu, [your name] siap dengan pakaian hangat serta sandal rumah yang empuk untuknya. Pakaiannya terkesan klasik, tetapi [your name] menyukainya. Lucunya, semua pakaian yang menempel di tubuhnya memiliki ukuran yang pas untuknya. Kebetulan? Bisa jadi.
Ia berjalan menuju bangsal barat ditemani Marianette. Setelah ini, ia harus berterima kasih pada Tuan itu, sebab telah membiarkannya berteduh, mandi, hingga berganti pakaian.
Tepat di tempat yang dijanjikan, Tuan tadi tengah duduk di kursi menghadap halaman, mengamati rintikan-rintikan hujan yang kian berintensitas rendah. Suara tetesan demi tetesannya ketika menghantam genangan di lantai teras sungguh menciptakan buaian nada menenangkan di malam hari ini.
Pria itu menyadari kehadiran [your name] di belakangnya. Ia pun berdiri dan menyambut gadis itu dengan keramahan. "Silahkan dudukーOh, Marianette, tolong siapkan makan malam."
Wanita bernama Marianette di samping [your name] pun membungkuk, kemudian pergi meninggalkan tuannya dan tamu berdua.
[your name] duduk berseberangan dengan tuan rumah. Sebuah meja yang ditempati dua cangkir teh mengisi ruang di antara mereka. Teh tersebut telah disiapkan sengaja untuk [your name]ーkatanya. Aromanya harum menyeruak hingga indra penciuman [your name] saat dituang ke dalam cangkir. Setelah sedikit ditiup-tiup, [your name] menyeruput cairan hangat tersebut.
"Siapa namamu?" tanya tuan rumah. "Namaku Alexander, tuan tanah di sini."
"Maafkan ketidak sopanan aku belum memperkenalkan diri. Namaku [your name]. Terima kasih sudah menolong, Tuan. Suatu saat, pasti kubalas kebaikan Tuan," ucap [your name] seraya tersenyum.
Tuan Alexander tersenyum juga. "Kau tidak perlu formal padaku," katanya, "Ya ... sebenarnya ada yang bisa kau lakukan untukku."
"Apa itu, Tuan?"
"Aku sebenarnya sedang mencari pewaris," Alexander menueruput tehnya. "Aku ingin kau yang menjadi pewarisku."
[your name] batuk, tersedak tehnya sendiri. "Maaf, pewaris?"
"Kau mendengarku. Aku ingin kau menjadi putri mahkota dari kerajaan Nightford."
[your name] kembali terbatuk. "Putri mahkota? Kerajaan Nighford? Aku belum pernah mendengar kerajaan dengan nama tersebut."
"Kau sedang berada di kerajaan Nightford, [your name]. Kerajaan ini memang disembunyikan dari kaum manusia. Tidak aneh jika kau tidak tahu."
"Tuan, tolong jangan bercanda. Aku akan pulang saja setelah hujan reda. Aku juga tidak dapat menjadi pewarismu, maafkan aku. Kita bahkan tidak saling mengenal."
"Aku tahu semua tentangmu. Hobi, nama orangtua, saudara-saudaramu, latar belakangmu, keahlianmu, semuanya."
Ekspresi heran muncul di wajah [your name]. Siapa pria aneh ini? Apa dia penguntit? Dan semua bualan ini membuat [your name] tidak nyaman.
"Biasanya kami menghabisi setiap manusia yang tersesat ke wilayah kami sehingga tidak ada bukti hidup tentang kebenaran keberadaan kami. Jadi jika kau ingin keluar dari tempat ini, maka aku terpaksa menghabisimu," ucap Alexander dengan santainya. Pandangannya bertemu dengan [your name], dan dapat gadis itu rasakan adanya sedikit ancaman.
[your name] yakin jika Alexander serius, pasalnya meski mimik tubuhnya terlihat sangat tenang dan rileks, entah mengapa sorot pandangannya menyiratkan suatu gertakan. Belakang leher sampai berdesir, pria di hadapannya sungguh menyeramkan. Ini semakin membuat [your name] tidak nyaman.
Diam bukan berarti bergeming, kan?
"Siapa Anda sebenarnya?" Tanya [your name], merasa curiga.
Alexander kini menatap [your name] serius. Tidak sedikitpun senyuman terpampang di wajahnya. "Aku Raja di kerajaan Nightford, Alexander VII. Raja dari para vampir."
[branch]
-Jika tetap menolak, buka Part 4
-Jika menyetujui, buka Part 5Jangan sungkan buat tinggalkan krisar. Adios!
Love,
Alice.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revisi: Beast Darlin [bahasa indo]
FantasíaBangsa vampir dan warewolf tidak akan pernah menyatu. Begitulah kata orang-orang, bahkan setelah gencatan senjata. Leo William Ratclift, terkenal dengan sikapnya yang dingin, tegas, dan juga kejam. Meski begitu dia adalah salah satu pemimpin bangsa...