Annalise Tellulah Brown

182 31 7
                                    

Itu namaku! Annalise. Itu aku. Yah, benar, itu aku!

Aku terlahir di dunia bawah manusia. Bukan di dalam Bumi, tempat mereka tinggal. Sebab, tempat tinggalku juga bernama Bumi. Namun, berbeda dengan Bumi mereka yang hanya diisi oleh manusia, di tempat tinggalku ada berbagai macam makhluk hidup.

Dan aku adalah salah satu makhluk yang berbeda dari manusia. Itulah yang mereka katakan tentangku. Meskipun dalam hatiku, aku selalu berharap untuk terlahir sebagai manusia saja!

Aku memiliki tubuh manusia namun tidak dengan kekuatanku. Aku bisa melakukan sihir dan pengendalian berbagai eleman. Ah, elemen terbaik yang kukendalikan adalah api. Sejujurnya itu yang terbaik karena aku baru mempelajari hal itu.

Grams mengatakan padaku, bahwa aku harus bisa menaklukkan api dalam waktu sebulan lagi dari sekarang. Dan itu menyiksaku. Lebih baik aku belajar mengendalikan elemen yang lain.

Namun Grams selalu keras padaku, aku tahu sih, maksudnya baik agar aku segera menguasai ilmuku.

Kesalahan terbesarku adalah jatuh cinta pada kaum manusia. Yah, Namjoon Oppa. Dia berasal dari kaum manusia terhormat. Usianya dua tahun di atasku. Ia sekolah di sekolah biasa sementara aku kebanyakan belajar secara otodidak dengan Grams. Sebab, sekolah untuk penyihir jauh dan... kau tahu, penyihir adalah makhluk yang dihindari dimanapun juga.

Mengenal Namjoon Oppa membuatku semakin mencintai manusia. Grams yang sering uring-uringan karena aku tidak taat dan serius dalam belajar. Ia terus menekanku. Hingga suatu hari saat aku pulang dari perjalanan dengan Namjoon Oppa, aku melihat kepulan asap tebal di depanku.

Aku berlari turun dari mobil dan merasakan tubuhku lemah. Seluruh rumahku, rumah yang kutinggali bersama Grams sejak kecil terbakar habis. Aku meronta, hendak menyelamatkan Grams dari kobaran api. Namun, sepertinya itu sia-sia. Seharusnya aku memang belajar mengendalikan elemen ini, jadi aku bisa langsung menyelamatkan Grams.

Akibatnya, yang kulihat hanyalah tubuh kaku Grams. Beberapa orang membantunya keluar dari rumah, namun ia tak terselamatkan.

Aku terkurung dalam penjara. Aku benar-benar dipenjara karena aku dianggap telah mencelakakan Grams. Sesuatu yang tidak adil karena aku memang tidak melakukan hal yang salah pada Grams. Aku tak mungkin membunuh nenekku sendiri.

Dengan bantuan Namjoon Oppa aku berhasil kabur. Ternyata ia memiliki banyak koneksi yang akhirnya bisa mengeluarkanku dari penjara. Aku menjadi buronan dan terus berlari kesana-kemari. Hingga suatu hari, aku melihat cahaya aneh di bawah pohon dekat hutan. Aku mengikutinya, namun tubuhku terperosok ke dalam lubang. Aku tersedot kesana.

Dan tebak, apa yang kulihat! Sebuah dunia baru! Aku mungkin hanya berupa bayangan disini. Sebab, tak seorang pun yang melihatku. Beruntungnya aku, kupikir, aku btelah berhasil kabur dari para polisi.

Aku berjalan tanpa arah, sepertinya ini adalah sekolah. Tubuhku begitu ringan, aku menyusuri setiap koridor dan menemukan dia! Alice! Seseorang yang waktu itu tak kuketahui namanya. aku mendekatinya karena penasaran. Ia seperti cerminanku. Begitu mirip denganku. Kecuali matanya.

Aku mengikutinya selama berhari-hari. Ia memiliki seorang pacar, kurasa demikian. Namja itu selalu menempel pada Alice. Ah, aku iri. Jika saja aku dan Namjoon Oppa berasal dari satu kaum, kurasa semuanya akan lebih mudah.

Sesuatu yang tak kusukai dari kehidupan Alice, ia benar-benar lemah. Kedua orangtuanya terus bertengkar dan Alice hanya berdiam diri di kamar, tak berani melakukan apapun. Ah... dia banyak menangis di rumah namun di sekolah ia selalu tersenyum pada pacarnya.

Alice In The Weird LandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang