11❄ Ruang Senjata

2K 182 13
                                    

seketika kami terlonjak kaget dengan mata membulat sempurna.

Pria yang berdiri dihadapan kami menatap kami tajam dengan wajah datarnya.

"ZAYN!"

"Apa?" Sahut Zayn dengan wajah datar yang tak pernah absen.

"Kau— kau itu benar Zayn? Apa kau hantu yang menjelma sebagai Zayn?" Tanya Lucy dengan bodohnya. Sudah jelas bahwa di depan kami ini Zayn. Perawakannya yang tinggi, muka tegas, datar, hidung mancung, tampan, cuek— apa barusan aku bilang Zayn tampan? Ya, dia memang tampan ( secara, Zayn itu termasuk kelompok lelaki tertampan Richmond Academy) tetapi tidak dengan sifatnya.

Zayn mengangkat sebelah alisnya. "Kau bergurau?"

"Kau han—" dengan segera kubekam mulut Lucy sebelum Ia mengoceh yang tidak-tidak.

"Ada apa kau kemari?" Ucapku berusaha tenang mengalihkan pembicaraan.

"Ralat! Pertemuan di undur."

Kulepaskan tanganku yang membekam mulut Lucy setelah ia merontak ingin dilepaskan. "Maaf,"

Lucy menatapku garang, "kau ingin membunuhku?"

Aku menggeleng dan kembali fokus pada Zayn "memangnya ada apa?"

"Rapat para petinggi,"

Aku mengangguk-angguk mengerti, "lalu kapan kami berkumpul?"

"Pukul 10 pagi."

"Baiklah, terima kasih."

Zayn mengangguk dan pergi. Aku dan Lucy akhirnya bisa benafas lega tetapi setelah beberapa langkah Zayn pergi, ia kembali berucap tanpa berbalik kearah kami.

"Lain kali jika ingin membicarakan orang, bicaralah dengan nada pelan!"

Untuk pertama kalinya seorang Zayn Martinez berbicara panjang walau hanya 10 kata.

Dan untuk pertama kalinya aku dan Lucy mengharapkan waktu dapat di ulang kembali.

Seperti waktu yang sudah ditentukan, aku dan yang lainnya berkumpul kembali di ruang Master Negron. Kali ini para pembimbing juga ikut berkumpul disini, bahkan kulihat wanita yang menjadi guru di tingkat I sebelum aku dipindahkan ke tingkat IV. Untunglah ruang Master Negron sangat luas sehingga kami tak perlu berdesak-desakan disini.

"Hm, baik. Saya sudah berunding dengan para petinggi setiap kota bahwa mereka menyetujui kalian untuk menjalankan misi berat ini," jeda Master Negron.

"Terutama bagi kalian yang mempunyai kekuatan spesial dan termasuk incaran para musuh."

"Rhean, sudah banyak orang yang mengicar kekuatanmu tetapi sampai sekarang tak ada yang bisa mencelakaimu sebab kau terlalu gesit menghindar dan melawan." Ucap Mr John.

"William, kau juga selalu di incar tetapi kau terlalu pandai untuk menyamar dan bersembunyi sehingga mereka tak dapat mengetahui keberadaanmu." Sambung Mr James.

"Alicesya," aku mendongak setelah Peter memanggilku. "Kali ini kau sudah termasuk ke dalam incaran musuh. Kuharap mereka tidak akan pernah menangkapmu." Aku tersenyum kaku, aku tidak yakin soal itu. Mengingat kejadian kemarin yang menimpahku.

"Untuk Zayn, Tamara, Lucya, Jonathan dan juga Adelina. Untuk sekarang musuh memang belum terlalu mengincar kalian tetapi kuyakin mereka akan menangkap kalian disaat kalian lengah. Kuharap kalian berhati-hati."

"Baik Master."

"Saya akan memberi waktu kalian selama 3 hari untuk mempersiapkan semuanya. Asahlah bakat kalian sesuai yang sudah ditentukan. Karena jarak tempuh misi ini akan melewati beberapa kota dengan penduduk yang mayoritas tidak mempunyai sihir." Jelas Master Negron.

AqoonsiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang