09❄ Wil

2K 203 5
                                    

Semua anak tingkat IV dan V sekarang sedang berkumpul di halaman, termasuk aku. Sementara tingkat I sampai III di dalam kelas dan dilarang keluar. Jika kalian bertanya kenapa tingkat IV dan V tidak berkumpul dengan tim masing-masing? Jawabannya karena setelah sarapan, lebih tepatnya saat Lucy dan Jane akan berkumpul dengan timnya mendadak akademi kami diserang para pemberontak.

"CEPAT SERAHKAN DIA!" Perintah salah satu pemberontak. Entah maksudnya apa tapi sedari tadi mereka selalu mengucapkan hal yang sama.

"Kami tidak mengerti siapa 'dia' yang kalian maksud. Walau begitu kami tetap tidak akan menyerahkan salah satu murid kami kepada kalian." Sahut Master Negron lantang.

"Kalau begitu, SERANG!"

Para pemberontak mulai menyerang akademi ini dengan senjata mereka. Kami pun tidak tinggal diam dan mulai menyerang mereka dengan kekuatan kami masing-masing. Sekedar info yang kuketahui dari Peter bahwa para pemberontak di dunia ini rata-rata tidak mempunyai kekuatan sihir.

Tunggu. Aku baru menyadari bahwa hanya aku yang diserang dengan belasan pemberontak sedangkan yang lain hanya beberapa saja. Maksudnya apa ini?

"Hai gadis manis. Ikutlah dengan kami maka kami tidak akan menyakitimu." Ucap lelaki tua berambut hijau. Apa rambutnya sudah lumutan, huh?

Aku bergeming menatap garang mereka semua. Bagaimana aku bisa percaya kepada mereka kalau mereka semua sedang menyakiti murid dan guru di akademi ini?

"Uh, ayolah gadis kecil. Kau akan aman jika bersama kami." Kali ini lelaki tua berkepala prontos berjenggot putih berucap dan menampilkan senyum miringnya. Sudah beruban masih banyak ulah pak tua?

"Diamlah kau aki-aki!" Ucapku santai. Berani? Itu hanya kebohongan besar. Tanpa kalian ketahui, aku sedang menahan lututku agar tidak bergetar seiring tatapan devil yang mereka arahkan padaku. Aku harus sembunyikan kelemahanku itu atau mereka akan merasa menang.

"Kau telah memancingku untuk berbuat kasar, bocah!"

Hampir saja sebuah tombak mengenai lenganku jika aku tak cepat menghindar. Aku menatap tombak itu tidak percaya. Kejadian yang sama terulang kembali.

Kali ini tiga tombak sekaligus menyerang diriku. Aku mundur beberapa meter kebelakang. Tak sampai disitu lima tombak dan juga beberapa panah menghujaniku tetapi kuhalang cepat dengan kekuatanku. Kekuatan tumbuhanku muncul dengan sendirinya sebagai tameng. Batang pohon besar dan kokoh keluar dari tanah. Semua orang yang berada dihalaman ini memandangiku tak percaya. Hanya dari tim Peter lah yang sudah tahu tentang kekuatan keduaku. Tidak— maksudku kekuatan Utama keduaku.

"Kau— kau mempunyai dua kekuatan utama?!" Ucap salah satu pemberontak.

Sial, aku baru saja membuka hidangan untuk lawanku. Uh, ayolah satu hamster kecil melawan belasan kucing(?) Ah tidak, kucing terlalu bagus untuk mereka. Satu hamster kecil melawan belasan bulldog itu baru benar. Kau bisa pikirkan betapa paniknya aku sebagai pemula pengguna sihir dalam perang? Aku bahkan tidak sadar telah mengeluarkan kekuatan keduaku.

"Hahaha ... ternyata benar dugaanku bahwa dia bukan bocah biasa. Kalau begitu cepat tangkap bocah itu!!" ucap petinggi kalangan pemberontak dengan lantang.

Dalam sekejap hamster kecil diserbu puluhan bulldog. Matilah aku. Ini sama dengan kejadian saat di bumi waktu itu. Saat di bumi aku menghilang ketika dikejar warga dan datang kemari. Jika hal yang sama terjadi padaku, aku akan menghilang kemana ibu? Dunia maya? Yang benar saja.

Puluhan tombak terbang kearahku dari berbagai sisi. Entah kenapa ini menjadi seperti slow motion. Aku hanya diam memandang puluhan tombak itu yang melayang-layang akan mencabikku. Ibu siapkanlah kamar untukku, aku akan menyusulmu. Itu pesan terakhirku.

AqoonsiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang