16 ❄ Holly

1.9K 168 16
                                    

Author's POV

Saat ini Alice dengan yang lainnya sedang berada di tempat perawatan kuda. Sesuai aturan di MPEBK ini, kuda akan menjadi kendaraan mereka selama perjalanan misi mereka. Maka dari itu, mereka diwajibkan memilih kuda yang cocok bagi mereka dengan menanyakan sedikit informasi mengenai kuda tersebut kepada Tn. Bucko atau kepada pengurus kuda lainnya.

Tn. Bucko sebagai ketua pengurus ternak kuda sudah menyiapkan beberapa kuda untuk MPEBK di dalam area lapangan. Beberapa kuda yang dipilihkan oleh Tn. Bucko adalah kuda yang sudah mempunyai pengalaman khusus, seperti perjalanan jauh, pertarungan, dan hal-hal lainnya yang memiliki tingkat resiko yang tinggi. Jadi, tidak perlu lagi mereka mengkhawatirkan mengenai keselamatan mereka saat perjalanan nanti.

Sekian lama mencari, pilihan Alice jatuh kepada kuda dengan bulu berwarna putih, mempunyai rambut lebat di bagian atas kepala, leher, dan juga ekor berwarna biru muda —yang terlihat begitu manis, sedang berada di luar area lapangan.

Tn. Bucko mengatakan langsung kepada Alice, bahwa kuda yang ia pilih tidak termasuk dalam daftar kuda yang berpengalaman —justru, termasuk salah satu kuda yang tidak memiliki kemampuan khusus. Kuda tersebut tidak sengaja ditemukan oleh Tn. Bucko di dalam hutan Lorbihotz saat ia sedang melatih kuda miliknya, ia membawa kuda itu ke tempat perawatan dan melatihnya. Kuda dengan rambut berwarna biru muda itu memiliki kepribadian asli yang lembut dan tenang. Namun sayang, kuda tersebut memiliki gangguan kejiwaan yang mengakibatkan kuda itu akan sangat agresif bila ada yang menyentuhnya.

Alice yang memang sangat keras kepala, tidak akan peduli akan informasi yang ia dengar. Ia tetap kekeh memilih kuda putih itu untuk teman perjalanannya. Pengalaman buruk yang ia punya saat berkuda dulu, tidak akan membuatnya merasa takut. Karena, ia yakin untuk kali ini, bahwa ia tak akan salah.

Alice terus memohon kepada Tn. Bucko untuk memperbolehkannya membawa kuda itu untuk menemaninya. Merasa tidak enak, Tn. Bucko mengizinkan Alice membawa kuda putih itu dengan satu syarat, dan segera disanggupi Alice.

Alice berjongkok menyamai tingginya dengan kuda —yang sekarang sudah menjadi miliknya, mengelus lembut rambut kudanya sebagai awal pengenalan bagi mereka. Namun, hal yang tidak terduga membuatnya Alice terjengkang ke belakang akibat keterkejutannya. Gadis bermata biru langit itu dibuat terkejut oleh sang kuda yang mendadak berdiri dan menatap Alice tajam.

Alice syok setengah mati, merangkang mundur saat kuda itu mendekat dan terus memojokkannya hingga punggung belakang Alice menempel pada pagar pembatas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Alice syok setengah mati, merangkang mundur saat kuda itu mendekat dan terus memojokkannya hingga punggung belakang Alice menempel pada pagar pembatas.

Pada saat itu Alice tidak tau harus berbuat apa, kepanikannya membuyarkan pola pikirnya. Hal bodoh yang ia lakukan saat ini adalah menutup matanya rapat-rapat dengan kedua tangannya dan terus menghitung angka sampai hal yang tidak terjadi akan ia terima. "Satu.. Dua.. Tiga.. -"

Hingga hitungan Alice mencapai dua ratus lima puluh— tidak ada pertanda bahwa kuda itu ingin menyakitinya. Rasa takut dan juga penasaran mulai menggerogoti dirinya. Alice penasaran dengan apa yang terjadi dengan kudanya itu —lebih tepatnya, mengkhawatirkan keadaan kudanya tersebut.

AqoonsiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang