Dua Puluh Tiga - Fact

5.2K 592 43
                                    




Sebelumnya. . .








Taehyung keluar meninggalkan Seola setelah menghabiskan ramyeon itu. "Huek!"

Namja itu memuntahkan semua ramyeon yang tadinya ia 'pura-pura' makan di depan Seola. Jadi kenyataan yang sebenarnya bukan hanya Seola yang tidak menyukai aroma ramyeon pedas di sini, Taehyung juga merasa mual. Bahkan namja itu muntah hebat dan kepalanya pusing.

Namun ia tak mau membuat gadis itu khawatir dengan tidak makan sama sekali. Ia memilih memakan ramyeon itu, karena hanya itu yang dapat ia beli saat ini.

Ia sempat bertanya pada sang ibu kenapa ia selalu mual, padahal pada kenyataannya Seola-lah yang tengah mengandung. Lalu ibunya bertanya, "kau merasa iba jika Seola sakit? Dan kau pernah berkata dalam hati lebih baik kau yang sakit dari pada Seola?"

Lalu Taehyung mengangguk dan ia mengerti kenapa sensasi itu ada padanya sekarang. Taehyung tersenyum, setidaknya ia bisa mengurangi rasa sakit gadis itu saat ini.

Ia bangkit walaupun dengan terhuyung-huyung. Taehyung berjalan menuju salah satu minimarket terdekat untuk sekedar membeli air mineral. Hanya untuk membeli air mineral tentu ia mempunyai uangnya.

Saat ia ingin keluar dari minimarket, namja itu melihat seorang nenek menjatuhkan dompetnya. Taehyung memungutnya dan berteriak, "Halmeoni!"

Nenek berpayung itu membalikkan tubuh dan menatap Taehyung. Namja itu mendekati sang nenek dan menyodorkan dompet tersebut. "Ini milik anda kan? Tadi saya menemukannya jatuh di dekat pintu."

Nenek tersebut tersenyum bahagia dan menerima dompet itu. "Aigoo, terimakasih nak. Terimakasih," ungkapnya menepuk bahu Taehyung berkali-kali.

"Halmeoni mau kemana?" tanya Taehyung karena merasa aneh saat seorang nenek berjalan sendirian malam-malam begini.

Nenek itu menyodorkan sebuah kertas dan memberikannya pada Taehyung. "Saya tengah mencari rumah anak saya, tapi tak ada yang tahu. Kata orang alamat ini jauh dari sini."

Taehyung membacanya dengan baik. Ya, benar. Alamat yang nenek itu tuju cukup jauh. "Saya bisa mengantar anda, Halmeoni."

---

Taehyung berhasil mempertemukan nenek itu bersama keluarganya. Tidak disangka keluarga nenek tersebut sangat kaya dan Taehyung mendapatkan upah yang cukup besar.

Awalnya Taehyung menolak, namun ia mengingat Seola serta anaknya. Dengan berat hati ia menerima imbalan itu, setidaknya itu bukan uang hasil curian atau kejahatan lainnya. Dan juga setidaknya uang ini akan cukup untuk makan dua hari ke depan.

Ia membelalakkan mata dan melihat jam besar pada sebuah menara. Jam dua pagi. Ia harus segera membeli apel dan kembali menemui Seola. Taehyung mengusap kasar rambutnya mengingat Seola yang belum makan sejak sore hari. Ia merutuki dirinya terus-menerus.

Ada saatnya seseorang berada pada titik terdalamnya, dan kini Taehyung tengah mengalaminya. Namja itu berjalan kaki hingga dua jam hanya untuk menyimpan uangnya.

Taehyung merasa bersalah karena sudah pasti membuat gadisnya khawatir. Ia pergi dengan alasan untuk bekerja, namun ia sendiri juga tak tahu pekerjaan apa yang harus ia lakukan pada malam hari menjelang pagi.

Ia hancur.

---

Gadis yang hanya berbalut selimut putih itu mengerjapkan kedua mata setelah sinar matahari menerpa wajah cantiknya. Ia menggeliat merenggangkan otot-ototnya setelah aktivitas tak terduga beberapa jam yang lalu.

My (S) Ex Boyfriend - Kth ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang