Eris meninggalkan latihan saat hari beranjak siang. Ia menyiapkan diri dan menuju ruangan Shella, disana sudah ada Zeal namun tak ada Ryan. Shella langsung mengantar keduanya pergi.
Eris duluan memasuki lift berbentuk tabung dengan dinding kaca, lalu diikuti Zeal. Begitu tombol ditekan Shella maka ada lonjakan gravitasi dan secara langsung mereka diturunkan ke tanah. Pertama kali Eris menggunakan lift ini ia langsung mengingat film yang pernah ditontonnya bersama Jenny yaitu hunger games, ada adegan pemeran utama menuju arena tapi bedanya tabung itu naik dan yang ini turun.
Tak ada perlengkapan apapun yang dibawa kali ini, menurut intruksi Shella akan ada yang menemui mereka di tempat tujuan.
"Setelah masuk ke kendaraan, sinyal akan diaktifkan"
Suara Shella yang terdengar melalui alat komunikasi kecil di dekat telinga membuat keduanya saling melirik. Zeal kemudian melangkah duluan dengan Eris yang mengikuti. Tak perlu repot membicarakan tentang arahan itu, Eris yakin Zeal lebih tahu daripada dirinya.
Disetiap misi yang dijalani Eris, langsung ada kendaraan dan mereka tinggal menggunakannya menuju tempat tujuan. Tapi sekali lagi ini harus di teliti dahulu, jadi sistemnya berbeda.
Tidak lama mereka berjalan, ada sebuah bengkel yang lumayan besar, entah ini dimana tapi yang pasti terlihat seperti tanah tandus tanpa penghuni. Seorang pria yang sedang berkutat dengan mesin mobil menoleh ke arah kedatangan mereka, pria itu memberi isyarat pada mereka agar mengikutinya, menuju sebuah pintu yang kemudian dibukakan si pria.
Ruangan ini tak berbeda jauh, hanya saja ada plastik hitam besar yang nenutupi banyak benda. Seorang pria muncul dari baliknya, berbeda dengan pria tua yang mengantarkan mereka tadi pria ini tampaknya seumuran mereka. Ia memiliki alis tebal, matanya sipit seperti orang asia namun berotot. Ia menyapa Zeal dengan riang, keduanya terlihat akrab karena si pria merangkul bahu Zeal sembari melihat ke Eris.
"Oke, siapa partner baru ini?"
Sudah jelas, berarti Zeal sering kesini atau mungkin anggota lain yang pernah di bagian mata-mata juga.
"Eris" Zeal tampak enggan mengenalkan Eris pada pria itu.
Pria itu melirik Zeal sebentar lalu memasang senyum-ada sedikit kejahilan disana, ia mengulurkan tangannya ke Eris, "perkenalkan aku Arawin, dari nada bicaraku tebak aku darimana?"
"Thailand" jawab Eris sembari menyambut uluran tangan Arawin.
"Kami akan langsung pergi"
"Hem, sedikit aneh, biasanya kau akan menuju mobil sendirian lalu langsung pergi-"
"Selamat siang" Zeal memotong ucapan Arawin lalu mengajak Eris pergi. Eris melangkah mengikuti--menuju sebuah mustang yang terlihat mengkilap, keduanya masuk kedalam dengan Zeal yang berada di tempat sopir.
Arawin tidak marah sedikitpun dengan sikap Zeal, malahan wajahnya dipenuhi senyuman. Mobil memutar, saat melewati dirinya yang berdiri tanpa beranjak sedikitpun kaca mustang dibuka Eris.
"Good luck sweetheart" Arawin membuat nada menggoda sembari melambaikan tangan, belum sempat Eris membalas mobil melaju sangat kencang seolah menggambarkan perasaan pria yang mengendarainya.
Bawahannya masuk kedalam dan bertanya ada apa karena mereka terkejut saat mustang itu lewat seolah ingin menghancurkan bengkel. Arawin tak menjawab apapun, ia malahan terkekeh puas.
Ketika pertama kali bertatap muka dengan Zeal, Arawin sedikit kesal melihat wajah tanpa ekspresi yang menyebalkan dan terlihat tak peduli dengan apapun. Ia terus protes kepada Ryan tentang hal ini, bahkan mengatakan jika Zeal dilahirkan saat ibunya mengidam tembok es, atau mungkin Zeal lahir di tengah salju. Bagaimana tidak, entah pria itu bersama Ryan atau Shella, bersama perempuan cantik yang menatapnya penuh minat, atau saat bagian badannya terkoyak dan berdarah, mengalami patah tulang yang mengerikan--Zeal tak memperlihatkan ekspresi apapun. Ia seperti orang yang mati rasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wings Of Fire
ActionEris, gadis yang terpaksa hidup dengan tiga identitas berbeda, di beri tugas menyelidiki suatu organisasi, di mana organisasi itu bahkan tidak di ketahui nama, tujuan dan dimana tempatnya berada Namun dengan kecerdasannya, Eris berhasil menemukan te...