9

11 2 0
                                    

Berbagai misi sudah dilewati Eris, tidak semuanya berjalan mulus tapi hasil akhirnya selalu memenuhi harapan. Walaupun sifatnya yang pendiam, tenang bak tembok es yang kokoh tanpa adanya kehangatan apapun--tapi tak ada masalah dengan para anggota yang melakukan misi dengannya. Eris pun tidak pernah bersikap angkuh, ia menjawab jika di perlukan, terkadang ia juga akan membalas sapaan anggota atau kedua 'master' dengan caranya sendiri-sepatah dua kata, dan itu sudah cukup membuat yang lain puas.

Ingatannya yang kuat membuat Eris tak melupakan setiap orang yang memperkenalkan diri kepadanya, Eren sering mengajaknya berkeliling dan menjelaskan semua hal tentang markas secara terperinci karena terkadang Shella tidak punya waktu untuk itu. Eren menjelaskan ia suka berkeliling dan menghapal apapun yang ada di markas, jadi ini seperti sebuah tur gratis.

Karena itu Eris langsung menanyakan kapan markas ini dibentuk, tapi Eren menggeleng tak tahu. Yang pasti ia sudah 5 tahun berada di sini.

Eris sudah mengundurkan diri dari kafe dengan alasan akan pergi bersama teman pantinya tapi tidak menyebutkan tempat karena Eris tidak mau mereka akan mencarinya. Jenny sangat sedih namun ia bisa memakluminya, Leto bahkan memberikan gajinya secara berlebih dan berpesan ia bisa kembali kapanpun.

Eris harus berfokus kepada misinya. Ia memilih berada di bagian menjalankan aksi, karena di markas banyak sekali jenis yang bisa ditempati. Contohnya ada bagian mata-mata, IT, dan lain sebagainya.

Sesuai intruksi Ryan dan Shella, yang dilakukan adalah menghancurkan perusahaan yang berkaitan dengan illuminati, memberantas keluarga dengan catatan sejarah yang buruk dan berada di Freemasons maupun organisasi sejenisnya. Yang tersisa kini adalah benteng-benteng besar, tentunya sangat sulit untuk dihancurkan karena ini adalah sesuatu yang membuat kekuasaan Neatlix mustahil untuk diruntuhkan.

Lalu yang terakhir adalah mencari keberadaan Neatlix, atau membiarkan ia datang dengan sendirinya. Ryan masih merahasiakan tentang hal ini. Namun yang pastinya, pria itu berkata ia memiliki kuncinya.

"Eris ayo!"

Tepat saat anak panahnya menuju sasaran terakhir simulasi, Suara Eren membuatnya menoleh. Ada tim yang baru dibentuk untuk menghadap Ryan karena akan diskusi misi, termasuk dirinya.

Mereka naik lift menuju lantai atas, lalu segera ke ruangan diskusi yang tepat berada di samping ruang kerja Ryan.

Ada banyak hologram dan juga layar yang menampilkan peta, koordinat dan semacamnya. Namun tak ada Ryan disana, mereka duduk di kursi masing-masing lalu membuka beberapa obrolan.

Tak lama kemudian pintu membuka, suara obrolan terhenti. Mereka menoleh ke arah Ryan yang tersenyum lalu masuk ke dalam.

Setelah adanya sebuah pertanyaan yang tak Ryan jawab waktu itu, Eris memang melihat adanya sekelebat emosi yang tak bisa di jelaskan sebelum Ryan pergi, tapi pria itu tak mempermasalahkannya lagi begitupun Eris yang tak ambil pusing.

"Sebelum memulai diskusi, ada yang ingin kuberitahu" ucap Ryan, sembari tetap mengukir seulas senyum.

Tak lama setelah Ryan bicara pintu kembali terbuka, atmosfer diruangan tiba-tiba terasa dingin. Eris yang berada paling ujung tak bisa melihat siapa yang masuk, tiba-tiba saja Eren menghalangi pintu. Apalagi Andrey ikut berdiri dengan badan besar dan tingginya itu, Eren pun tidak terlihat.

"Kenapa kau kembali?!" Teriakan Eren membuat Eris sedikit terkejut, semuanya berdiri melihat ke arah yang sama namun ia tetap duduk tenang di kursinya.

"Si sialan ini ternyata tidak punya muka!" Greta memasang wajah sinis.

Semuanya tampak marah kepada orang yang baru masuk ini, Eris tak tahu apa yang terjadi, ketika menoleh ke Ryan--pria itu malah memberikan senyuman ke arahya.

Wings Of FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang