8

19 4 2
                                    

Sudah 4 hari Eris berada di markas ini setelah tes yang tentu saja dilewatinya dengan mudah, selama itu pula ia mempelajari semua hal tentang markas.

Markas ini memiliki bentuk seperti piringan bulat mirip UFO yang sering menjadi rumor, atau mungkin markas inilah yang tidam sengaja tertangkap gambar lalu di sebut UFO. Eris tak pernah menyelidikinya, selain sulit untuk diteliti tak ada untungnya ia meneliti hal semacam itu, kecuali ada yang membayarnya.

Teknologi yang di gunakan sangatlah canggih, markas WOF memiliki sistem udara yang membuatnya bisa melayang, berpindah tempat dan mendeteksi apapun yang mendekat. Dan yang paling penting adalah benda ini bisa transparan, dan membuat hologram tipuan seperti saat Eris menemukannya pertama kali dengan sistem keamanan yang bisa menyerang tanpa jejak.

Bagian dalam memiliki 7 tingkatan tempat di dalam markas. Ruangan Ryan berada di tingkat paling atas, termasuk ruangan kaca yang menahannya kemarin. Sedangkan Shella di bagian paling bawah. Lalu 5 tingkatan sisanya adalah kamar anggota dimana setiap tingkatannya memiliki 7 kamar. Markas ini memiliki bagian tengah di lantai paling dasar yang di gunakan untuk berlatih. Jadi ketika keluar pintu kamar ada koridor yang mempunyai pagar kaca sehingga setiap penghuni bisa melihat ke arena latihan langsung.

Eris menempati lantai 3, dikamar paling sudut. Entah semua kamar terisi penuh atau tidak, Ryan bilang setiap anggota keluar masuk untuk menyelesaikan tugas jadi belum semuanya berada di dalam sini.

Tujuan markas ini dibangun adalah untuk melawan ketidakadilan, contohnya para pengusaha yang tamak dan berlaku curang, juga dalangnya di pemerintahan yang membantu mereka, termasuk tujuan Eris yang membalas dendam ke Neatlix, orang yang bahkan menguasai separuh dunia ini.

Ryan dan Shella yang memberikan misi itu kepada setiap anggota. Mereka dibagi menjadi tim yang diacak secara terus menerus.

"Bagaimana kalian mendapatkan biaya untuk markas?" Tanya Eris tiba-tiba.

Ryan yang tengah memperhatikan latihan para anggota menoleh ke arah Eris, namun gadis itu tampak sibuk membersihkan sebuah pisau kecil yang penuh darah.

Hingga saat ini keahliannya sangat mengagumkan, bahkan bagian lengan Eris yang tidak tertutup kain terlihat berotot, membuktikan hasil latihannya yang keras selama bertahun-tahun. 3 tahun bersama Sean yang sudah di akui Ryan kehebatannya, 3 tahun berikutnya di panti itu, dan pekerjaannya sebagai L tentu saja.

setelah lama Ryan baru menjawab
"Dari setiap misi yang melibatkan perusahaan, kami akan memberikannya kepada orang yang berhak, sisanya tentu saja untuk markas. Beberapa bekerja seperti L, tapi tentu saja aku yang memilihnya"

Eris meletakkan alat-alat yang di gunakan untuk membersihkan pisau kecilnya, lalu melemparnya ke seseorang yang tengah berlatih di tengah arena. Seluruh anggota menoleh ke arah Eris yang hanya memasang wajah datar, disampingnya ada master Ryan yang hanya mengangkat bahu.

"Pembalasan huh?" Ucap Eren sembari memegang pisau yang di lemparkan Eris, untung ia waspada dan berhasil menangkapnya sebelum mengenai anggota lain. Eren tersenyum jahil, memutar-mutar pisau itu lalu melemparnya ke arah pria yang sedang memegang pedang, sehingga pria itu berjengit kaget, sontak itu mengundang ledakan tawa. Al menggeram karena tak terima, keduanya kini terlibat aksi kejar-kejaran sembari saling membalas melempar pisau.

Setelah lama Eris dan Ryan terdiam sembari memperhatikan hal itu, suara Eris lagi-lagi memecah keheningan.

"Siapa yang membuat markas ini?"

Ekspresi Ryan menggelap, ia bangkit dari duduknya. Eris menoleh kearah pria itu, yang kini menatapnya diam lalu menggeleng pelan dan pergi meninggalkan arena latihan.

🎬🎬🎬🎬🎬

Eris mengganti pakaian latihannya dengan kaos berwarna hitam yang sudah disediakan markas. Saat masuk kesini ia diberikan pakaian untuk latihan, 10 kaos berwarna hitam juga perlengkapan wanitanya yang bisa di minta ke Shella.

Kamarnya cukup untuk satu orang, bahkan ada kamar mandinya. Sarapan akan disediakan setiap pagi, sedangkan makan malam akan dibagikan, setiap anggota akan bergiliran membagikannya. Ada ruangan tempat mencuci baju otomatis yang hanya membutuhkan waktu 15 detik dan bisa langsung dipakai. Lalu tempat mengolahan limbah yang tidak Eris ingin tau, tapi dua orang dengan wajah sama pernah membicarakan itu di dekat Eris yang sedang latihan.

"Ya, ketika semua kotoran disatukan ditempat itu. Tinggal tekan tombol dan blug!blug! Semuanya hilang entah kemana"

Kembarannya menanggapi, "Master Ryan bilang blug-blug itu akan dikirim menjadi hujan ke bawah sana"

Dan Eris langsung menyingkir dari sana.

Rata-rata mereka saling kenal disini karena misi, namun ada batas privasi jika setiap orang menginginkannya. Jika orang itu ingin memberitahu silahkan, tapi tidak ya sudah. Yang hanya tahu segala hal tentang mereka adalah Ryan sendiri.

"Kau ingin bercerita?" Itu yang sering ditanyakan saat ada anggota baru. Eris hanya perlu menggeleng, dan mereka akan mengerti. Hingga sekarang ia belum pernah mengobrol dengan anggota lain. Eris terbiasa sendiri, ia lebih menyukai keheningan juga suara senjata.

Mendengarkan musik masuk kedalam kesukaannya, tapi disini tidak ada handpone. Semua akses langsung dari Ryan dan Shella, tak ada elektronik kecuali untuk di bagian mengurus segala yang berhubungan dengan komputer dan sistem.

Eris membaringkan badannya ke atas ranjang, memikirkan banyak hal termasuk pekerjaannya di kafe, mungkin ia akan datang kesana nanti untuk mengundurkan diri. Lalu ke panti juga.

Suara dentingan membuat Eris tersadar dari pikirannya, ia belum terbiasa dengan suara bel kamar dan menyebutnya dentingan karena suaranya seperti 'Ting' yang halus. Shella menjelaskan jika setiap kamar dilengkapi bel ini, suaranya pun terdengar hanya didalam kamar yang bel kamarnya ditekan, kecuali situasi darurat maka bel besar yang akan dibunyikan.

Eris membuka pintu, ada Shella yang berdiri didepan pintunya.

"Ikut aku" ucapnya sembari melangkah pergi. Eris mengikuti langkah wanita berambut abu-abu itu menuju ruangannya yang ada di lantai bawah.

Eris pertama kalinya masuk ke ruangan yang mungkin ruang kerja Shella karena banyak tumpukan dokumen, buku dan dinding penuh bermacam-macam kasus.

"Duduklah" ucap Shella sembari menunjuk bangku di hadapannya.

Beberapa saat kemudian ada anggota lain yang masuk, mereka mengenalkan diri yang langsung di balas Eris juga.

Semuanya diajak Shella menuju pintu yang terhubung dengan tempat kerjanya, sudah ada hologram juga layar yang menampilkan sebuah peta.

"Oke untuk semuanya, kita ada misi besok siang. Dengarkan penjelasannya secara baik-baik"

Eris menyimak dengan seksama sama seperti yang lain, terakhir Shella memberikan lembaran tentang misi juga yang harus mereka pelajari.

Setelah keluar dari ruangan mereka berjalan sambil bicara, seorang perempuan yang tadi mengenalkan diri sebagai Yana menghampirinya saat di lift.

"Hei, sampai jumpa di misi besok" ucapnya ramah.

Tak tahu membalas apa Eris hanya mengangguk, namun sejurus kemudian dia menjawab "sampai jumpa"

Yana tersenyum lalu mereka berpisah karena Eris lebih dulu tiba.

Ini misi pertamanya di markas, dan ia harus berhasil. Shella bilang ia tak boleh membunuh sembarangan jadi rasanya akan cukup sulit.

Wings Of FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang