QUALITY TIME

1K 38 8
                                    

Setelah mengenal Kak Reyhan selama sepuluh bulan, bukan hal aneh jika Gue mulai mengenal siapa saja teman dekatnya. Kemahiran gue dalam hal Stalking membuat gue mendapatkan beberapa nomor teman sekelasnya. Salah satunya, Kak Dika.

Untungnya, sifat sok akrab gue bisa diterima dengan baik oleh Kak Dika. Berawal dari DM Instagram, Kak Dika meminta nomor Whatsapp gue dengan alasan, agar biaya chatting lebih murah dan kuota dia bisa lebih irit. Gue menyetujui hal itu dan kami move ke Whatsapp.

"Jadi, Lo ini siapanya Reyhan sih?" Kak Dika

"Bukan siapa siapanya kak." Shafa

"Bohong? masa bisa cemburu begitu." Kak Dika

"Memang Gue pernah ngomong cemburu di setiap kali lu bilang kalau Kak Reyhan lagi deket cewek?" Shafa

"Cemburu sih ngga, tapi ketikan lu ketauan banget." Kak Dika

"Kenapa?" Shafa

"Mood nya langsung berubah." Kak Dika

Gue tertegun membaca pesan terakhir yang dikirimkan Kak Dika. Dia bisa mengerti dengan jelas walaupun baru kenal dalam hitungan bulan.

Gue memutuskan untuk tidak membalas pesan tersebut dan beralih stalking kedekatan Joseph dengan Rahmi belakangan ini. Kedekatan mereka memang menyita perhatian beberapa orang, termasuk Gue. Senang rasanya, melihat Joseph dan Rahmi tertawa setiap kali sedang berdua. Tapi, dibalik itu, gue takut mereka terjebak rasa yang dilarang. Gue takut, mereka berdua memutuskan untuk memiliki hubungan khusus lebih dari teman.

Beralih ke aplikasi Instagram, panel notifikasi menunjukkan ada pesan yang baru saja masuk. Pesan itu Dari Joseph. Gue terkekeh sendirian, seperti ada magnet yang menyampaikan bahwa gue sedang sibuk memerhatikan foto Joseph dan Rahmi.

"Shaf!" Joseph

"Hah? Kenapa?" Shafa

"Eh Seph, lu mau tahu ngga sih." Shafa

"Apa?"

"Gue lagi stalk kedekatan lu sama Rahmi, terus lu ngechat. Gue jadi ketawa."

"Syukur."

"Kenapa? Kok syukur?"

"Berarti lu Bahagia."

"Apaan si Seph wkwwk."

"Semua teman suka jika temannya bahagia."

"Bahasa lu kaya hantu belanda tahu ngga sih."

"Daripada kaya si eneng penjaga sekolah."

"Anjir, serem banget."

"Kaya elu."

"Enak saja!"

"Eh Shaf"

"Apa?"

"Nonton yuk."

"Bagaimana?"

"Nonton film horor, ada yang baru rilis di bioskop."

"Gue baru saja ajak Kak Reyhan."

"Oh, terus dia mau?"

"Mau, tapi dia ajak temennya. Ngga tahu siapa."

"Pasti cowok."

"Sok tahu deh"

"Sama gue! Harus sama gue!"

Berawal Dari Kemah⛺ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang