Part 3

178 30 17
                                    

Flashback on

Entah ini siang atau malam, yang kutahu saat ini sungguh gelap. Aku meraba-raba sekitarku. Namun tak ada satupun yang bisa kuraih.

Entah aku dimana. Yang kurasakan satu, disini teramat dingin.

"Hey, apa ada orang?" teriakku sambil menggigil kedinginan.

Tak ada jawaban, aku takut, aku merasa sangat lelah, aku ingin berhenti.

Tapi tiba-tiba cahaya itu datang.
Walau tak terlalu terang namun itu sangat berharga bagiku.

Kulihat lekat-lekat cahaya itu.

Bersamaan dengan cahaya itu ternyata ada seseorang yang mulai mendekatiku.

Meraih tanganku.

Dan menarikku untuk berlari bersamanya.

Aku tak tahu siapa dia. Namun aku sudah merasa nyaman didekatnya.

Akupun mengikuti kemana dia membawaku.

Dia membawaku ke sebuah lorong gang.

Disini cahaya tak terlalu terang. Rasa dingin yang tadinya seperti membunuhku kini dengan sekejap menghilang.

Sambil tetap membelakangiku, dia melepas tanganku.

Akupun penasaran siapa lelaki yang berdiri dihadapanku ini.

"Siapa kamu?"tanyaku memecah keheningan.

Dia membalikkan badan. Samar-samar bisa kulihat wajahnya.

Dia sedikit menarik sudut bibirnya yang tipis, memberi sedikit senyum kepadaku. Lalu dia mengelus puncak kepalaku.

"Gue raga yang hanya ada buat lo.."

Jawabnya singkat yang terus bergema ditelingaku.

Tiba-tiba cahaya lebih terang lagi muncul didepanku.

Membuatku menutup rapat mataku karena silaunya. Saat aku membuka mataku lagi, aku sudah berada disofa. Tempat aku semalaman menunggu Mama.

Raga..

Ah, lagi-lagi aku bermimpi seperti ini. Mimpi yang selalu sama.

Selalu datang saat aku merasa lelah dengan hidupku. Saat sudah tak ada lagi yang mengerti kepedihan yang kualami.

Aku tak mengerti apa maksud dan arti mimpiku ini. Tapi tak terasa, malam dimana ada mimpi ini selalu kunantikan.

Malam yang bisa memberiku kehangatan, menenangkan. Kuharap akan ada seseorang seperti Raga..

Flashback off

-----

Aku masih mematung di tempatku, melihatnya dengan seksama. Lelaki itu? Kupikir tidak mungkin.

Apa ini mimpi? Melihat wajah lelaki itu dengan jelas aku sungguh bingung. Benar dia orang yang sama, tapi apakah ini juga mimpi yang sama?

Apa dia benar-benar menjadi nyata?

Haha, kurasa aku memang sudah gila. Tak lagi bisa membedakan mana mimpi dan mana nyata.

Tak ku hiraukan lagi lelaki itu, aku segera melangkahkan kakiku. Dengan harapan bisa segera pergi dari sini.

Tapi aku tak bisa mengelak, bahwa aku memang sangat penasaran dengannya.

Benarkah dia yang datang di mimpiku? Aku ingin memastikannya sekali lagi.

Kutolehkan kepalaku kebelakang, tak ku lihat dia disana. Aku berhenti, membalikkan badanku, dia sudah tak ada ditempatnya tadi. Kulihat dengan lebih teliti sekitarku, dia sungguh orang aneh. Setelah membuatku bingung, dia sekarang pergi duluan meninggalkanku.

Aku sampai di depan rumahku, gelap dan sepi. Memang tak ada siapapun di dalamnya. Tak apa, setidaknya aku sudah sampai di rumah. Hatiku bisa sedikit lega.

Aku langsung menuju ke kamarku. Rasanya aku lelah, aku ingin segera istirahat. Setelah bersih-bersih aku merebahkan diriku ke kasur, kucoba memejamkan mata. Tapi aku masih teringat kejadian tadi.

Siapa sebenarnya lelaki tadi? Apa sebenarnya yang barusan kualami? Apa mimpi benar-benar bisa menjadi nyata? Apa dia...

"Raga, yang hanya ada buat lo."

tiba-tiba aku mengucap kalimat itu. Kalimat yang menenangkan hatiku. Kalimat yang tak terasa selalu membuatku tersenyum saat aku mengingatnya.

Tapi apakah seharusnya aku seperti ini? Disaat aku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi padaku. Tentang siapa orang yang selama ini hadir dalam mimpiku dan orang yang baru saja kutemui. Mengapa aku bisa memikirkannya . . .

-----------

Hari ini aku bangun lebih awal dari biasanya, entah mengapa semalaman rasanya aku susah sekali untuk tidur. Padahal aku sudah sangat lelah tetapi rasanya mataku enggan untuk terlelap.

Kali ini aku tengah menyiapkan makanan untuk sarapanku, setelah Bi Asih pergi aku memang jarang sekali sarapan. Jangankan sarapan, terkadang aku sampai lupa untuk sekedar makan.

Mama yang katanya akan pulang, juga tak pernah datang setelah mengirim pesan waktu itu. Dan pembantu baru juga belum ada di rumahku. Tak apa, aku sudah mulai terbiasa dirumah sendiri dan melakukan apapun dengan usahaku sendiri.

Jadi kali ini aku menyempatkan diri untuk membuat sarapan terlebih dahulu. Karena aku takut jika nantinya aku jatuh sakit. Bukannya apa-apa, aku hanya tak ingin nantinya aku kesusahan sendiri.

Pagi ini aku berangkat tidak seperti biasanya, mungkin karena aku terlalu lama membuat sarapan. Sampai aku tidak sadar bahwa jam sudah menunjukkan pukul 6.40. Berarti kurang 20 menit lagi gerbang sekolahku akan ditutup.

Aku bergegas menuju halte untuk naik bus yang biasa ku tumpangi, tapi sepertinya aku akan tertinggal busku jika tidak segera sampai sana. Jadi sebisa mungkin aku harus mempersingkat waktu.

Sampai akhirnya aku memutuskan untuk melewati jalan yang lain yang lebih dekat halte, aku sudah tak pikir panjang lagi. Yang menjadi tujuanku sekarang adalah bagaimana caranya aku sampai sekolah sebelum gerbang ditutup.

Dengan sedikit berlari aku melihat beberapa kardus yang tertumpuk dijalan ini. Sepertinya ini..

Brruukkkk

"Aaww... "

Karena terburu-buru dan tak memperhatikan langkahku, aku tak sadar jika tali sepatuku terlepas. Alhasil aku terselengkat kakiku sendiri.

"Aduuhh, berdarah lagi.. " ucapku kesal.

Aku beranjak untuk berdiri. Karena aku sudah tak punya waktu lagi, kupikir nanti saja aku mengobati lukaku.

Aku melangkahkan kaki kananku kedepan. Aku sedikit merundukkan badanku. Baru saja aku memegang tali sepatuku, tiba-tiba ada orang yang merebut tali itu dari tanganku lalu dengan cepat dia mengikatkannya.

"Kaki lo luka, kalo nggak cepet diobatin nanti infeksi... " katanya sambil menarik kaki kiriku dan membenarkan juga talinya.

.
.
.
.

To be continue
Next part vote and comment.

Kira-kira siapa ya yang nolonginn?

Ditunggu ya comment nya...
Jangan lupa vote... 😊😊

UNREAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang